Bagian 44

219 19 12
                                    

Sudah satu minggu Angel berbaring lemah dirumah sakit, belum ada perkembangan, selang oksigen terpasang untuk membantunya bernafas, wajahnya sangat pucat dan banyak selang yang terpasang ditubuhnya

"Sudah seminggu Lo tidur, Lo pasti capek banget ya sampai ga mau buka mata, udah dong jangan lama-lama tidurnya kita disini selalu nungguin Lo buka mata, kita sangat merindukan Lo, gue ga bisa hidup tanpa Lo, melihat Lo terbaring lemah disini rasanya separuh jiwaku juga ikut menghilang."

Gilang duduk disamping brankar Angel, air matanya menetes mengenai pipi Angel.

"Bangun dong Ngel gue ga tega melihat Lo terbaring lemah seperti ini, Angel yang gue kenal sangat kuat menghadapi apapun." Gilang menggenggam tangan Angel memberikan kekuatan untuk Angel sesekali ia juga mencium tangan Angel.

"Gilang harus kuat demi Angel, Ayah yakin Angel bisa melewati ini semua, yang bisa kita lakukan sekarang hanya berdoa untuk kesembuhan Angel, semoga ada mukjizat agar Angel bisa berkumpul lagi dengan kita."

Mereka yang berada diruangan itu ikut merasakan apa yang Gilang rasakan, mereka juga sangat merindukan Angel, mereka merasakan separuh jiwanya hilang bersama Angel.

Jari Angel mulai bergerak dan matanya terbuka dengan perlahan.

"Gue juga merindukan Lo." Angel tersenyum manis kepada Gilang.

"Tolong ya Lo itu baru sadar ga usah langsung ngebucin."

"Padahal kita udah panik setengah mati melihat keadaan Lo, kita selalu setia disini untuk menunggu Lo bangun, eh baru bangun Lo langsung bilang rindu dengan Gilang."

Mereka sangat bahagia ternyata Angel kembali membuka matanya.

Mereka langsung mendekati brankar Angel untuk melihat keadaan Angel.

"Alhamdulillah akhirnya kamu sadar, Bunda sangat yakin kamu anak yang kuat kamu pasti bisa melewati ini semua."

"Maaf udah bikin kalian semua khawatir, Angel harap suatu saat nanti kalau Angel udah ga ada didunia ini kalian ga boleh berlarut dalam kesedihan mungkin udah jalan takdir Angel, satu yang harus kalian tahu Angel sangat bahagia bisa bertemu dengan orang baik seperti kalian."

"Ayah Bunda makasih karena selama ini udah menjadi orang tua yang terbaik untuk Angel, berkat kalian Angel bisa merasakan bagaimana rasanya disayang oleh orang tua, makasih karena berkat kalian keinginan yang selama ini Angel inginkan sudah Angel dapatkan."

"Gilang makasih karena waktu itu Lo udah bawa gue masuk ke dalam keluarga Lo, kalau waktu itu Lo ga datang mungkin sekarang gue udah ga ada didunia ini dan keinginan gue selama ini ga mungkin gue dapatkan."

"Syifa makasih karena Lo udah menerima gue sebagai sahabat dan menerima gue di keluarga Lo, makasih karena telah bertahan sampai sekarang maaf dulu gue sering mengabaikan Lo, gue ga pernah menghargai ketulusan Lo."

"Dan untuk kalian semua makasih sudah menjadi sahabat yang selalu ada untuk gue, makasih telah menerima gue menjadi bagian dari hidup kalian."

"Maaf selama ini gue banyak salah sama kalian, maaf kalau ada kata-kata gue yang menyakiti perasaan kalian, gue sangat menyayangi kalian, gue sangat beruntung bisa bertemu kalian."

"Semoga kita bisa bertemu lagi di kehidupan selanjutnya."

Mereka meneteskan air mata mendengar semua kata yang keluar dari mulut Angel.

"Lo ngomong apaan sih? Gue ga suka kalau Lo ngomong begituan." Gilang mencubit pipi Angel.

"Gue takut kalau gue pergi dan ga bisa mengucapkan terima kasih kepada kalian, kalian sangat berarti dihidup gue."

ANGEL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang