Happy Reading
.Biar gak lupa, ayo vote dulu sebelum baca🤗
.
Warumurni adalah nama desa yang menjadi tujuan wawancara kelas X IPA-3. Lokasinya begitu terpencil dan jauh dengan kelompok masyarakat lain.
Namun, siapa sangka. Begitu aku sampai ....
"Waw, keren." Itu suara gumaman Yuran.
"Widih, surga dunia ini mah." Dan Bagas berdecak kagum.
"Wah, bisa dijadikan tempat honeymoon gue sama Dara nih." Lalu, suara heboh Dimas, berhasil melayangkan botol minuman dari tangan Dara.
Ya, tempatnya benar-benar indah.
Aku pun dibuat takjub oleh pemandangan yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
Pemandangan alam yang hijau, mempesona, dan sangat fantasi.
Dikelilingi oleh pegunungan, danau yang jernih, dan juga hamparan sawah yang hijau.
Desa yang klasik, unik, dan menurutku mirip seperti sebuah negeri dongeng.
Bagaimana tidak. Di desa ini semua rumahnya terbuat dari kayu, tatanan rumahnya sangat cantik, dan terkesan eksotis, sehingga terlihat nyaman untuk di tempati.
"Woi, foto-foto dulu woi." Dimas langsung heboh seraya mengacungkan kameranya.
"Ayo-ayo," seru yang lainnya, dan langsung berkumpul.
"Cis," ucap serentak.
"Eh, gaya candid, gaya candid."
"Tuti fotoin gue dong, sendiri." Yura berseru heboh. "Yang bagus ya."
"Eh, Tuti. Gue dong, gue sebelah sini." Kelvin ikut-ikutan seraya memasang gaya so candid membelakangi danau.
Buat Dimas menggerutu kesal. "Si anjir, apa-apaan dah. Kenapa gue jadi tukang foto gini."
Namun, meskipun disertai omelan, Dimas tetap melakukan apa yang diminta teman-teman. Beberapa kali, dia menjadi tukang foto untuk beberapa orang, dan setelah selesai, cowok itu menoleh ke arah belakang, menatap Dara yang tengah sibuk membuat video.
"Eh, Dar. Nanti kita poto bareng ya." Dimas berujar disertai dengan senyuman lebar. Namun, yang cowok itu dapatkan setelahnya malah respons jutek Dara, yang membuat beberapa orang tertawa.
"Sabar Bro, hidup emang perih." Bagas menepuk bahu Dimas setelah cowok itu puas menertawakannya, buat Dimas mendengus dan mendorong Bagas agar menjauh darinya.
Aku yang diam memperhatikan mereka tanpa sadar tertawa kecil melihat segala kelakuan unik teman-teman sekelasku. Apalagi ke gerombolan orang-orang yang kini tengah bersikap heboh, dan berisik seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan permainan baru.
"Eh, Tuti gue dong sama Atika," ucap seseorang yang tiba-tiba ada di sampingku, membuatku tersentak kaget dan menoleh ke arahnya.
Bagas.
"Cuma dipoto doang ko, Tik. Buat kenang-kenangan, nggak akan pegang-pegang," katanya seraya menyengir lebar, buatku menghela napas panjang, sebelum mengangguk pelan.
Dan melihat anggukanku barusan, Bagas langsung berseru tak santai.
"Loh, beneran, Tik?" Cowok itu bertanya, seolah ia benar-benar tak percaya.
"Apa sih, Gas? Cuma difoto doang, kan?"
"Iya difoto. Gue sama lo. Berdua."
"Yaudah ayo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Atika Story's (Selesai)
Ficção AdolescenteKetika kepercayaan hilang, oleh penghianatan. Ketika penyesalan datang diiringi kehilangan. . . . "Karena gue takut jatuh cinta sama lo. Gue takut salah dalam mengartikan sikap baik lo terhadap gue. Walau rasa itu belum tumbuh, tapi yang namany...