Bab. 19 Kunjungan.

59 19 1
                                    

Happy Reading

Selama perjalanan pulang, aku dan Kelvin tidak melakukan apapun selain duduk dan diam. Tidak ada obrolan menarik, atau pun suara alunan musik yang menemani perjalanan kami berdua.

Terasa begitu hening.

Kelvin yang biasanya selalu mengoceh, sampai membuat aku kesal, kini hanya diam dan fokus menyetir, begitupun dengan aku yang hanya diam dengan pandangan menjelajah ke luar jendela-memandangi berbagai aktivitas yang terjadi di luar sana.

Sebenarnya aku ingin sekali bertanya kepada Kelvin mengenai kejadian tadi dan perempuan itu, tapi aku sadar, sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan hal itu. Jadi, lebih baik aku diam saja.

Sampai akhirnya ...

"Tika." Suara Kelvin memecah keheningan, buatku menoleh ke arahnya.

"Gue minta maaf," katanya.

"Buat?" tanyaku.

"Gue minta maaf karena tadi udah ngebentak lo, gue nggak bermaksud," jelas Kelvin.

Ku menghela nafas sebelum akhirnya berucap, "Ngga apa-apa. Lo nggak perlu minta maaf."

"Thank's." Cowok itu tersenyum tipis, sebelum kembali fokus menyetir.

Keheningan kembali menyelimuti kami berdua. Sampai akhirnya, aku terkalahkan oleh rasa penasaran yang terus memaksaku mengajukan pertanyaan.

"Kelvin." Aku berucap disertai deheman pelan.

Ntah kenapa aku begitu penasaran sama kejadian yang tadi. Lidahku rasanya gatal sekali ingin bertanya, siapa perempuan tadi dan kenapa Kelvin begitu kasar kepadanya. Tapi kalau aku bertanya, apakah Kelvin akan tersinggung, dan marah kepadaku?

Duh, nggak seharusnya aku kepo seperti ini terhadap urusan orang lain.

Sudahlah, sebaiknya aku diam saja.

"Kenapa?" tanya Kelvin membuyarkan lamunanku.

"Hah? Ng-nggak jadi," ucapku cepat.

"Ada yang ingin lo tanyakan?"

Aku terdiam.

"Kalau mau nanya, nanya aja," katanya.

"Pasti soal yang tadi, ya?" Pertanyaan Kelvin yang tepat sasaran seketika buatku mengerjap.

"Boleh nanya?" Aku merasa ragu.

Kelvin hanya mengangguk.

"Emm ... perempuan tadi itu siapa? Ko lo kasar banget sama dia? Mantan lo ya?" Akhirnya aku bisa mengeluarkan segala pertanyaan di dalam kepala.

Namun, satu menit berlalu, aku malah menyesali pertanyaanku. Karena selama satu menit itu, tidak ada jawaban yang Kelvin berikan dari pertanyaan yang aku ucapkan. Bahkan ketika dua menit terlewati begitu saja, Kelvin masih terdiam, buatku seketika merasa bersalah.

Apakah pertanyaanku barusan terlalu lancang?

Pertanyaan itu membuatku menghela napas panjang.

Emang seharusnya aku nggak usah kepo sama urusan orang.

"Kelvin, so-sory ya, gue .... "

"Kalau mantan gue emangnya kenapa? Lo bakalan cemburu?"

Hah?

Rasa bersalah ku seketika lenyap saat pertanyaan konyol itu terdengar, apalagi saat melihat wajah Kelvin sekarang yang tengah menyeringai menyebalkan, berhasil membuatku melongo tak paham.

Atika Story's (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang