Bab. 30 Kedekatan membawa perubahan

56 18 0
                                    

Happy Reading

Semakin aku dekat dengan seorang Kelvin Candra, semakin banyak kejutan tak terduga yang aku dapat setiap harinya dari sifat cowok itu.

Semakin aku mengenalnya, aku jadi tahu kalau Kelvin itu orangnya pemaksa banget.

Dan seringnya, aku tidak mengerti dengan cara berpikir seorang Kelvin Candra.

Belakangan ini tuk anak sikapnya agak aneh, dan sedikit berlebihan?

Kemanapun Kelvin pergi dan di mana pun dia berada, aku pasti selalu dipaksa untuk ikut dengannya, begitupun sebaliknya kemanapun aku pergi, dan di mana pun aku berada, dia pasti selalu mengekoriku dan tidak bisa dilarang-kecuali toilet, sih.

Jika keinginannya itu tidak dituruti, maka ia tidak akan pernah diam, dan terus menggunakan seribu cara untuk membujukku, dan jika seribu cara bujukannya itu tidak berhasil, langkah terakhir yang selalu dia lakukan adalah dengan menyeretku agar ikut bersamanya.

Lalu, ketika aku pergi sendirian atau bersama orang lain ke kantin misalnya, dan tidak mengajak Kelvin, maka cowok itu pasti selalu mengomel sepanjang hari, dan misuh-misuh gak jelas kaya cewek yang lagi PMS.

Seperti sekarang ini, nih contohnya. Iya sekarang si Kelvin tengah duduk  di sampingku seraya mengomel panjang lebar.

“Ko lo ninggalin gue, sih?

"Nunggu gue sebentar emang lo gak bisa apa?"

"Gue ke ruang guru juga nggak lama, sepuluh menit juga nggak. Lo udah cabut gitu aja."

"Kan gue udah bilang kalau mau ke kantin bareng gue."

"Emang gue kenapa sih, Tik. Lo gamau pergi sama gue? Lo malu pergi sama gue atau gimana?"

"Lo benci sama gue apa gimana, sih?"

"Segitunya lo sama gue, sampe gue ke ruang guru sebentar aja lo gak mau nungguin gue. Dih, teman macam apa itu."

"Lo tuh .... bla-bla-bla ....”

Dan masih panjang lagi sederet kalimat yang keluar dari cowok itu yang semakin lama semakin meredup suaranya karena males aku dengarkan. Ucapannya benar-benar membuatku menguap lebar.

Tu anak kenapa, sih?

Kupingku bisa sampai panas kalau terus mendengar si Kelvin mengomel kaya gini. Jadi untuk menghentikannya, yang bisa kulakukan hanyalah  menghela napas panjang, mencoba bersabar, lalu berkata ...

“Yaudah, gue minta maaf oke?”

Kelvin berdecak, “Minta maaf, tapi diulangi lagi buat apa?”

“Ya terus gue harus gimana?” Lama-lama aku lelah sendiri sama sikap ni anak, “Sekarang ‘kan lo udah di sini, jadi udah deh ngomelnya! Lebih baik lo pesan makan, sebelum istirahatnya selesai,” kataku, hendak meneruskan makanku yang tertunda, tapi tiba-tiba saja piring batagorku berpindah tempat ke hadapan Kelvin, lalu dengan wajah tak berdosanya tu anak memakan batagorku dengan santai.

What, the ....

Ok sabar Atika ... Sabar ....

Sampai tiba-tiba ponselku berbunyi.

Sebuah pesan masuk dari Stella-temanku anak ips-membuatku mengerjap, dan mendongak ke depan, tersadar kalau tadi aku pergi ke kanti bersama Stella, dan sedari tadi juga berarti dia ada di hadapanku?

Stella.
Jadi, soal gosip yang beredar tuh bener ya, Tik?

Ku meringis setelah membaca pesan dari Stella. Sudah kuduga pasti dia akan berpikir seperti itu, dan saat ku kembali mendongak ternyata gadis itu sudah berdiri.

Atika Story's (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang