Bab. 50 Dendam seseorang

38 10 0
                                    


08782491....
Tik, Kelvin kecelakaan.

Sebaris pesan pendek itu berhasil membuat tubuhku membisu, dan jantungku berdetak begitu kencang.

Tidak mungkin.

Ku menggeleng cepat.

I-ini bohong, kan?

Tadi dia baik-baik saja, ko. Kenapa bisa kecelakaan?

Namun, pesan yang datang berikutnya berhasil membuat tubuhku lunglai. Aku jatuh terduduk dengan napas yang tercekat.

"I-ini beneran?" Tanganku bergetar hebat melihat poto-poto yang di kirim oleh nomor asing ini.

Itu mobil Kelvin yang ia pakai untuk mengantarku tadi, dan sekarang mobil itu rusak karena menabrak pohon, lalu ku menutup mulutku tak percaya melihat wajah Kelvin yang penuh oleh darah di dalam mobil yang rusak, dan saat melihat jaket yang dikenakannya masih sama dengan jaket yang ia pakai tadi sore waktu mengantarku pulang, membuat perasaan bersalah dan menyesal tiba-tiba menyerang.

"Ke-kelvin," Ku bergetar hebat. "Ko bi-bisa seperti ini? Apa dia sedang ada masalah?"

Buru-buru ku menelpon nomor asing itu untuk memastikan kebenaran, namun belum sempat ku memanggil, pesan baru kembali datang.

08782491…
Tik, ini gue Yura. Tolong bantu gue, Tik. Di sini sepi, dan Kelvin harus segera dibawa ke rumah sakit.

Yura?

Ku tertegun sebentar, sebelum akhirnya tersadar, lalu tanpa berfikir panjang, setelah nomor baru Yura mengirim alamatnya kepadaku, aku langsung meraih kardigan di belakang pintu, mengambil kunci motor lalu pergi keluar tanpa berpamitan kepada orang tuaku. Ku mencoba menghubungi Bagas, tapi nomor anak itu gak aktif, karena merasa gak punya banyak waktu, aku segera mengirim Bagas voice note dengan harapan cowok itu segera membukanya agar dia bisa menyusul ke tempat Kelvin kecelakaan untuk membantuku dan Yura membawa Kelvin ke rumah sakit. Aku gatau di daerah seperti apa Kelvin mengalami kecelakaan sampai-sampai tidak ada orang yang bisa membantunya.

Ku segera menjalankan motor dengan pikiran yang sangat kacau. Pikiranku saat ini penuh oleh kekhawatiran tentang Kelvin yang kecelakaan dan juga rasa penyesalan. Kenapa Kelvin bisa kecelakaan? Apa yang terjadi dengan cowok itu setelah dia mengantarku pulang? Apa cowok itu sedang ada masalah, makanya dia memintaku untuk menemaninya?

Ini semua juga salahku. Seharusnya tadi aku tidak menolak ajakannya. Seharusnya tadi aku menemaninya walau hanya sebentar, dan masih banyak lagi kata seharusnya yang ingin aku keluarkan. Di tengah kecemasan ku ini, cuaca juga tidak mendukung-ku, grimis datang di tengah perjalanan yang membuat perasaan ku semakin tak tenang, grimis yang awalnya kecil ini lama-lama menjadi besar, buatku semakin mempercepat laju kendaraan.

Ketika aku sampai tujuan bajuku sedikit basah, ku menepi ke pinggir, berteduh di teras bagunan tua yang begitu luas seraya melihat ke sekitar untuk memastikan apakah benar di jalan ini Kelvin kecelakaan.

Nama jalan yang terpampang di sini sama dengan yang dikirim kan oleh Yura, tapi di mana Kelvin dan Yura?

Ku mencoba menghubungi nomor Yura yang tadi seraya mengamati sekeliling untuk mencari petunjuk, tapi sejauh mataku memandang, aku tidak melihat apapun, dan siapapun di sini. Suasana di sini begitu sepi, benar-benar sepi dan juga gelap. Hanya ada lampu kuning yang remang-remang sebagai penerang di bangunan tua yang besar ini, dan ku mengernyit heran saat mendapati nomor yang tadi nggak aktif.

Loh, ko malah gak aktif?

Udara yang dingin, membuatku merapatkan kardigan. Hujan semakin deras, dan detik jam yang terus berjalan membuatku sedikit was-was.

Atika Story's (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang