Happy Reading
Di jam istirahat tiba, di bawah pohon yang rindang ku duduk terdiam, memandangi lapangan basket yang begitu ramai. Semilir angin menyapa pipiku pelan, dan pikiranku jauh menerawang ke belakang. Ke beberapa momen yang mampu membuatku senang.
Tapi, mengingat hal itu, membuatku juga teringat akan obrolan bersama Ayahku beberapa hari di belakang.
“Pesan dari siapa sih, kak? Ko senyum-senyum kaya gitu? Bahkan dari tadi Ayah manggil nggak kakak sahutin.” Ucapan Ayah yang secara tiba-tiba membuatku terlonjak kaget.
“Eh, Ayah. Hehe, nggak ini teman, Yah.”
Mata Ayah memicing curiga, ”Beneran teman?” tanyanya tak yakin.
“I-iya teman. Teman satu kelas,” jawabku gelagapan, dan Ayah hanya menganggukkan kepala sebentar.
“Cewek apa cowok?” tanyanya lagi, buatku jadi terdiam.
“Co-cowok, Yah,” cicitku pelan, dan Ayah hanya mengangguk lagi seolah paham.
“Pantesan,” gumamnya, buatku mendongak heran.
“Pantesan apa, Yah?”
“Pantesan dari kemarin kamu sibuk terus main hp, ternyata sedang jatuh cinta,” ucap Ayah buatku membelalak kaget.
“Ja-jatuh cinta? Siapa yang jatuh cinta, Yah? Nggak ko, kakak nggak jatuh cinta,” protesku langsung, dan Ayah hanya terkekeh geli.
“Nggak usah panik kaya gitu, nggak papa ko, Ayah paham. Kakak ‘kan sekarang udah besar, tapi Ayah cuma mau ingetin satu hal ....”
“Tapi aku nggak sedang jatuh cinta ko, Yah,” potongku cepat.
“Masa?”
“Iya, seriusan. Kami cuma teman.”
“Teman tapi demen, gitu maksudnya?”
“Ih, Ayah.”
“Iya, deh iya. Sekarang Kakak bilangnya nggak jatuh cinta, tapi besoknya siapa yang tahu, kan? Apalagi kalau kakak membiarkan perasaan itu selalu tumbuh.”
“Maksudnya, Yah?”
“Ya dengan kebersamaan dan perhatian. Dengan kedua hal itu Kakak membiarkan perasaan itu datang. Jadi, kalau untuk sekarang Kakak memang beneran belum jatuh cinta, Ayah cuma mau ngasih tahu, lebih baik mencegah daripada mengobati. Jauhi hal-hal yang endingnya bakalan bikin sakit hati. Karena Kak, bentuk cinta yang sesungguhnya adalah cinta yang terjalin setelah akad terucap, dan orang yang Kakak cintai sekarang itu belum tentu menjadi jodoh Kakak di masa depan.”
"Sekarang kakak suka sama cowok itu wajar, normal. Tapi, Kak. Sekarang Kakak itu baru anak SMA, ada banyak hal, banyak kegiatan yang bisa Kakak lakukan di masa sekarang daripada sekadar ngurusin cinta-cintaan yang nggak jelas endingnya bakalan kaya gimana."
"Perasaan berbunga-bunga efek dari jatuh cinta emang menyenangkan, tapi rasa sakit yang bakalan kamu rasakan nanti juga bakalan setimpal. Jadi, kalau Kakak bilang sekarang emang belum jatuh cinta, nah lebih baik mencegah dari sekarang. Batasi interaksi dengan lawan jenis yang bakalan menimbulkan rasa kasmaran, dan lebih baik fokus sama pendidikan yang lagi Kakak jalani sekarang."
Dan, ucapan terakhirnya kala itu mampu membuatku tersadar.
Aku memang salah. Aku yang membiarkan perasaan itu datang, dan menyerang diriku yang kini tengah berada di ambang pilihan.
Pilihan terhadap keputusan yang kuambil sekarang, menjauhi Kelvin sebelum perasaan aneh dalam diriku ini semakin mengembang.
Tapi ... lagi-lagi pertanyaan yang sama kembali datang.
Apa iya, perasaan cinta dalam persahabatan laki-laki dan perempuan pasti selalu ada?
Karena sampai sekarang aku masih sulit untuk percaya akan kemungkinan itu bisa terjadi. Ya maksudku, kenapa harus tumbuh perasaan cinta?
Dan, aku hanya bisa menghela napas pelan.
Aku tidak tahu jawabannya, dan Ayah memang benar, lebih baik mencegah daripada mengobati. Apalagi sekarang, sudah banyak tanda-tanda bermunculan.
Namun masalahnya, apakah aku bisa melakukannya?
Lagi-lagi, aku hanya bisa menghela napas panjang.
Satu tahun. Sudah satu tahun persahabatanku dengan Kelvin terjalin dari pertama kali cowok itu mengikrarkannya. Selama itu juga, semuanya terasa baik-baik saja, sering menghabiskan waktu bersama tanpa ada rasa aneh-aneh yang selalu membuncah di dada.
Tapi sekarang, semuanya terasa berantakan, dan aku tahu, akulah yang memulai hal ini karena mungkin hanya aku yang merasakan perasaan aneh itu datang. Sekarang, bagiku semua yang berhubungan dengannya jadi nggak lagi masuk akal.
Aku juga tidak tahu kenapa.
Nggak bisa kujelaskan dengan logika apa sebabnya, tiba-tiba perasaan rindu selalu menyelinap datang setiap malam. Aku tidak tahu, kenapa sekarang aku tidak suka saat Kelvin membicarakan seorang perempuan, bahagiaku selalu berlebihan hanya karena sebuah perhatian kecil darinya datang, dan juga jantungku selalu berdebar kencang hanya karena sebuah senyuman atau tatapan.
Dan sungguh, setelah satu tahun aku menghabiskan waktu bersamanya di sekolah, dan hampir setiap hari melihatnya tersenyum, kenapa baru belakang ini efeknya terasa?Mengingat beberapa hal aneh itu, membuatku mendesah pelan. Ini emang harus dihentikan, sebelum semuanya semakin runyam.
Sepertinya sebuah rencana yang aku pikirkan, memang harus segera dijalankan.
Aku harus memberi jeda sebentar, untuk memastikan perasaan apa yang sedang aku rasakan, apakah ini hanya sebuah perasaan biasa, atau ....?
Tidak mungkin.
Sebisa mungkin, aku harus mencegah hal itu terjadi.
Tapi ...Bukankah tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini? Dan, jika memang perasaan itu mungkin terjadi, maka semuanya pasti akan berakhir.
~Bersambung
Btw, bab ini sedikit banget. Aku juga gatau kenapa, tapi yang jelas lagi bingung mau nulis apa. Jadi daripada gak nulis, ya udahlah ya, aku tulis saja seadanya. 😪
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, dengan memberikan vote dan komen sebelum atau sesudah baca.
Thank you, sampai jumpa di bab selanjutnya🙂😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Atika Story's (Selesai)
Fiksi RemajaKetika kepercayaan hilang, oleh penghianatan. Ketika penyesalan datang diiringi kehilangan. . . . "Karena gue takut jatuh cinta sama lo. Gue takut salah dalam mengartikan sikap baik lo terhadap gue. Walau rasa itu belum tumbuh, tapi yang namany...