Bab.17 Ulangan dan setelahnya

60 21 0
                                    

Happy Reading

Hari ini adalah hari pertama PAT (Penilaian Akhir Tahun), dan resenya hari ini aku bangun kesiangan, buatku terpaksa harus diantar ke sekolah oleh ibuku-karena ayahku sedang pergi ke luar kota. Ibu khawatir aku bakalan bawa motor ngebut, dan terjadi kecelakaan katanya. Makanya, Ibu yang mengantar aku ke sekolah.

Berlebihan emang, tapi ya begitulah Ibuku ini.

Sesampainya di sekolah, aku langsung turun dari motor, mencium punggung tangan Ibu, dan segera berlari meninggalkan gerbang sekolah tanpa mendengarkan ocehan Ibu yang sudah mengomel-ngomel, menceramahi ku panjang kali lebar kali tinggi.

Sesampainya di koridor, ku melihat ke sekeliling suasana sudah sangat sepi, semua orang sudah pada masuk kelas. Buatku merutuki diri, dan mempercepat langkahku, merasa panik sendiri.

Mampus dah Atika.

Sepertinya aku harus menemui guru piket dulu sebelum pergi ke kelas untuk meminta surat izin.

Setelah mendapatkan surat izin-sesampainya di depan kelas, aku mencoba untuk menenangkan diri, menarik napas dan menghembuskannya secara perlahan sebelum akhirnya aku membuka pintu.

"Permisi," ucapku memecah keheningan, dan membuat semua orang yang ada di dalam kelas menoleh ke arahku yang tengah berdiri di ambang pintu. "Izin masuk pak," lanjutku kepada Pak Didin yang sedang membagikan lembar soal.

"Atika, dari mana kamu?" tanya Pak Didin menghentikan kegiatannya.

"Emm, maaf Pak. Saya telat," ucapku harap-harap cemas.

Berharap Pak Didin tidak marah.

Ku melihat Pak Didin terdiam sejenak, lalu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, sampai akhirnya ia berkata, "Kamu bawa surat izin, kan?" tanyanya.

"Iya Pak saya bawa," jawabku cepat.

"Yasudah silakan masuk, dan taruh surat izinnya di meja saya." Ucapan Pak Didin buatku menghela napas lega.

"Makasih Pak," kataku dan masuk ke dalam kelas.

Saat aku tengah berjalan menuju kursiku, terdengar suara beberapa orang dari belakang berbisik-bisik menyindirku. Walaupun aku tidak melihat ke arahnya, tapi aku dapat mendengar dan mengenali suara itu dengan jelas. Ya, siapa lagi pemiliknya kalau bukan Rena dan kawan-kawan. Tapi sudahlah, biarkan saja, mereka 'kan emang seperti itu orangnya.

"Atika, lo dari mana aja, kenapa bisa kesiangan? Lo pasti habis nonton drakor ya tadi malam? makanya kesiangan." Suara Bagas di sebelah kananku menyambut begitu aku mendudukkan diri, buatku langsung menoleh.

"Apaan sih lo, gue nggak suka drakor."

"Cih, mana ada cewek yang nggak suka sama drakor."

"Dih, terserah lo aja deh."

"Dengar ya. Untung image lo di ..."

"Berisik." Terdengar suara Pak Didin menghentikan ucapan Bagas, buat Bagas refleks menoleh ke depan, sampai menjatuhkan pensilnya, "Cepat kerjakan soal-soal nya, dan ingat jangan menyontek," kata Pak Didin.

"Baik Pak." Semua siswa berucap serentak.

.....

Enam hari dilalui dengan PAT, dan sungguh sangat menguras pikiranku untuk belajar lebih keras. Namun juga alhamdulillah, karena semuanya berjalan dengan lancar, dan kini aku sedang berkumpul di tengah lapangan mendengarkan pengumuman dari kesiswaan mengenai perlombaan anatar kelas yang biasanya diadakan sesudah PAT.

Selesai pengumuman, semua siswa dibubarkan untuk pulang. Aku yang sudah bergegas akan pulang, dan berniat ingin rebahan di rumah mendadak nggak jadi.

Karena apa? Saat aku berjalan menuju gerbang, dan sebelum Ibuku datang menjemputku untuk pulang, ada seseorang menarik tasku dari belakang yang membuatku termundur kembali, dan tahu siapa pelakunya?

Atika Story's (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang