Bab. 54 Incaran bahaya seseorang

113 16 0
                                    

"Ra tolong, Bagas dikeroyok teman-temannya Arion."

Deg.

Mendengar hal itu, aku langsung merebut ponsel di tangan Yura, "Ko bisa?" tanyaku panik.

"Tik, ini elo?"

"Iya gue, Dar. Kenapa dengan Bagas? kenapa bisa dia dikeroyok teman-temannya Arion? Lalu sekarang dia dimana? Dia gapapa 'kan, Dar?"

"Untuk saat ini Bagas gapapa, Tik. Ra, lo masih ada di sana, kan? lo dengar gue?"

"Iya-iya gue dengar."

"Lo ke sini bareng Kelvin ya, Ra. Tolongin Bagas Ra. Gue udah telpon si Tuti, dan katanya dia mau datang bareng anak cowok yang lain, buruan ya! ini gue lagi sembunyi, gue belum bisa nyerang sekarang soalnya jumlah mereka banyak."

"Banyak? Terus Bagas gimana, Dar? Dia baik-baik saja, kan?" Lagi-lagi aku dibuat panik mendengar ucapan Dara di seberang sana.

"Gue pastiin dia bakalan baik-baik saja. Sekarang buruan lo ke sini ya, Ra. Gue kirim alamatnya."

"Gue ikut ya," ucapku melirik ke arah Yura.

"Nggak, Tik. Lo gak usah ikut." Dara menyahut di seberang sana.

"Tapi Bagas dalam bahaya."

"Justru dengan lo ikut akan lebih membahayakan dia."

"Ko gitu? Tapi gue mau nolong dia."

"Lo nolongin nya dengan do'a aja ya. Bahaya kalau lo ke sini, lo gak bisa berantem soalnya."

"Tapi Dar, gue takut Bagas kenapa-napa. Ko bisa sih dia diserang teman-temannya Arion?"

"Gue juga gak tahu, Tik. Tapi ini ada kaitannya sama lo dan Kelvin, nggak sih? Soalnya sebelum kejadian itu .... " Dara mulai menceritakan kronologi sebelum Bagas di keroyok. Namun, belum selesai ia bercerita, suara umpatan cewek itu terdengar di seberang sana, sampai akhirnya sambungan terputus, buatku langsung menoleh panik ke arah Yura.

"Ra Bagas sama Dara dalam bahaya."

"Gue yakin mereka bakal baik-baik saja. Lo tenang aja, ya. Lo tunggu di sini, gue pergi dulu sekarang," kata Yura buru-buru, namun dengan cepat ku menahan lengannya.

"Tapi gue mau ikut, Ra. Gue khawatir sama Bagas. Gue takut dia kenapa-napa, sebelum dia dikeroyok, dia juga habis berantem, Ra. Gue ikut ya." Aku memohon.

"Nggak, Tik. Terlalu bahaya. Lo gak bisa bela diri."

"Tapi gue mau mastiin kalau dia baik-baik saja."

"Dia pasti bakalan baik-baik aja, Tik. Lo turuti aja apa yang dibilang oleh Dara, oke?" ucap gadis itu sebelum melesat pergi dengan motornya, meninggalkan aku yang diselimuti perasaan tak tenang.

"Sepulang pembagian rapor, gue mergoki si Bagas dan Kelvin yang sedang berantem di belakang sekolah, dan dia menyebut-nyebut nama lo, Tik. Gue gatau masalahnya apa, tapi yang bikin gue heran di sini si Kelvin tidak melawan sama sekali."

Ucapan Dara di telpon barusan terngiang-ngiang di pikiranku.

"Bagas pasti sudah tahu masalah taruhan itu." Ku menekan kepalaku yang terasa pening.

"Gue berusaha melerai mereka, tapi si Bagas sepertinya sedang dikuasai oleh amarah, tu anak susah dilerai sampai lutut gue jadi korban buat dia berhenti. Sumpah selama bertahun-tahun gue berteman dengan dia baru kali ini gue lihat dia semarah itu. Emangnya ada apa sih, Tik? kenapa dia sampai semarah itu sama Kelvin?"

Atika Story's (Selesai) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang