Al Sakit

1 1 0
                                        

   Dengan kesusahan Bram mencoba memindahkan Al ketempat tidurnya, Lorria yang saat itu ingin menjemput barangnya yang sempat tertinggal dirumah sedikit terheran ketika ia mendapati ada motor anaknya dirumah sedangkan yang ia tau Al tengah bersama teman-temannya,

Saat Lorria masuk kedalam rumah, ia mencoba memanggil-manggil Al namun tidak ada sautan sama sekali saat ia mengecek kamar putranya itu ia langsung terkejut mendapati Al tengah pingsan di kamar mandinya, ia pun segera menelfon sang suami

"Al cuman demam, bunda jangan khawatir lagi"

"Tapi yah, jarang-jarang lho Al sakit, apa ngga dibawa ke rumah sakit aja?"

"Dokternya disini ngapain harus ke rumah sakit" Bram memeriksa barang-barang didalam tas kerjanya dan tidak sengaja menimbulkan bunyi yang sedikit berisik tentu saja sontak membuat Al sadar

"Al udah sadar nak? Gimana perasaannya?"

Saat Bram menemukan alat yang ia cari , bram langsung mengeluarkan alat itu dan memasukkan beberapa cairan kedalamnya, Al yang tersadar itu adalah suntikan langsung saja kembali pingsan

"Lho , pingsan lagi ini anak" Lorria yang melihat ke arah tangan bram langsung saja menatap Bram kesal

Plak

Lorria sontak menepuk pelan kening suaminya itu "Ayah, pantesan Al pingsan lagi, ayah lupa ayah lagi megang apa?"

Langsung saja bram menyembunyikan suntikan ditangannta itu "Ayah lupa bun, lagian punya anak alerginya aneh-aneh aja"

"Itu anak ayah"

"Anak bunda juga"

Setelah Al kembali sadar, Lorria langsung meminta anaknya itu untuk makan dan meminum obatnya, Al yang tidak punya tenaga untuk menolak hanya bisa menerima suruhan dari bundanya itu

  Al melirik jam yang tergantung dikamarnya, Jam 5 Sore itu artinya sudah terhitung 4 jam saat terakhir ia meninggalkan Voreta bersama Kane, ia jadi ingin tau kemana tujuan mereka selanjutnya setelah taman bermain itu, sekalipun sudah mendapat penolakan dari Voreta, Al masih belum bisa munafik pada dirinya sendiri nyatanya Voreta masih berada ditingkat pertama prioritas nya setelah Bram dan Lorria

Samar-samar Al mendengar suara bundanya yang tengah berbicara dengan seseorang, ia sangat hapal suara ini, ia sedikit berjalan ke arah pintu kamarnya

"Al ada dikamar Vo, lagi sakit dia"

"Al sakit tan?"

"Iya, tapi kata om nggak parah cuma demam biasa, kalau kamu mau jengukin dia naik aja gih"

Mendengar itu Al langsung dengan sigap beranjak ke tempat tidurnya tidak lupa juga memasangkan selimut

Tok tok tok

"Masuk" Voreta membuka pintu kamarnya dan langsung berjalan menghampiri Al

"Gimana caranya lo bisa sakit, perasaan tadi baik baik aja" Voreta meletakkan tangannya dikening Al

Deg

"Panas banget lho Al, kenapa ngga ke rumah sakit aja?"

"Pertama kata papa no problem, kedua kalau ke rumah sakit gue bakal tiap hari ketemu suntikan, ogah gue" Voreta hanya menggelengkan kepalanya tidak percaya temannya ini masi saja takut akan jarum itu

"Vo, tante titip Al sebentar ya, tante sama om mau keluar dulu"

"Iya tan, hati-hati dijalan"

Tanpa Voreta tau sebenarnya Bram dan Lorria hanya ingin memberi waktu untuk mereka berdua, Lorria sangat ingin Al bisa mendapatkan hati seorang Voreta, maka dari itu ia meminta Voreta untuk menjaga Al agar waktu mereka sedikit lebih banyak

Drrtt drrtt drtt

Abang Vin is calling

Voreta segera menggeser tombol jawab "gue ngga jadi ikut bang, bilangin sama papa ya, gue diminta tante ria buat jagain bayi besar ini lagi orangnya"

"Sakit? Perasaan tadi baik-baik aja"

"Iya sakit, ujan-ujanan pulang"

"Pantes, yaudah jadi ngga ikut nih?"

"Engga" setelah Korvin membalasnya barulah Voreta memutuskan sambungan telfon itu

Saat ia menoleh ke arah Al, pria itu tengah menatapnya intens, apa ada yang salah dengannya sekarang?

"Kenapa?"

"Lo ada janji apa?"

"Ooh itu, acara ulang tahun perusahaan temen papa"

"Trus kenapa lo kagak ikut? Gue bisa jaga diri sendiri"

"Gue udah janji sama Bunda lo buat jaga bayi besarnya nggak mungkin gue main tinggal gitu aja, sana lo tidur istirahat"

Al menyetujui perintah Voreta ,dan mulai menutup kedua matanya memori tentang kejadian tadi siang kembali berputar didalam kepalanya, namun dengan segera ia melenyapkan pikiran itu dan mencoba untuk tidur

"Lo tau al, sebenarnya alasan gue selalu nolak lo megang tangan gue karna gue takut Al, gue gabisa ngelepas tangan lo, ngga mudah buat gue bisa ngilngin perasaan gue ke lo selama ini" Ujar Voreta namun sayang Al sudah lebih dahulu menyelami tidurnya, jika saja pria itu mendengar ucapan Voreta entah apa yang akan terjadi

Perayaan ulang tahun Ci Corp berlangsung dengan mewah didalam ballroom disebuah hotel berbintang, keluarga Kagendra yang baru saja datang segera mencari orang yang punya Pesta sekedar untuk mengucapkan selamat

"Itu dia" ujar Reivant saat mendapati siluet wajah temannya itu, ia pun segera membawa Sierra dan Korvin mendekati pria itu dan terlihat dibelakangnya seorang lelaki muda yang tengah mengendong anak berumur 5 tahun

"Bro, selamat datang" Ujar pria itu yang bernama Ren kepada Reivant sambil bertos

"Thx, selamat buat ulang tahun nya, oiya ini Sierra istri saya" saat kedua orang tuanya tengah berbincang dengan Ren, Korvin sedikit menajamkan pandangannya ke arah lelaki dibelakang Ren

"Kane?" Kane yang merasa namanya disebut sontak mengalihkan pandangannya dari Aura ke arah asal suara itu

"Bang?"

"Kalian kenal?" Ujar Sierra

"Temen nya Voreta ma, satu kampus temen abang juga"

"Voreta siapa Kane?" Tanya Ren dengan tatapan menyelidiknya

"Temen dad, yang tadi siang aku bawa jalan"

"Jalan?!"

"Ma, lagi dipesta orang jangan bikin malu astagfirullah"

"Kaget pa kaget"

"Sebelumnya Perkenalkan saya Kane tante om, saya satu fakultas dengan Voreta dan kebetulan temenan" ujar Kane sopan

"Jadi anak kalian ada 2?"

"Iya, Voreta nya lagi jagain anak temen juga yang lagi sakit"

Anak teman? Siapa?

Bukan Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang