Pagi-pagi sekali Voreta telah siap dengan baju kemeja hitam yang dimasukkan kedalam celana dasar hitamnya, diluar tak lupa ia memakai blezer kampusnya yang memang disuruh oleh panitia pelaksana
Ia keluar dari kamarnya sambil menenteng satu buah tas punggung yang berisikan pakaian gantinya selama camping nanti, saat ia mengunci pintunya Korvin yang kamarnya terletak disamping kamar Voreta juga ikut keluar dari kamarnya
"Abang mau jemput ana dulu?" Korvin mendelik tidak suka pada Voreta saat gadis itu tidak memanggil pacarnya dengan sebutan kakak "Maksud gue kak ana, puas?!"
"Puas, sangat puas , iya gue jemput pacar gue dulu"
"Terus gue sama siapa dong?"
"Makanya cari pacar"
'orang udah punya' batin Voreta , ia dan Al memang sengaja belum memberitau siapapun tentang hubungan mereka, saat mereka turun pemandangan yang langsung mereka tangkap adalah terdapat seorang manusia yang bukan dari keluarga mereka tengah dengan lahap memakan nasi goreng buatan Sierra
"Ngapain lo sarapan disini, bunda lo kagak masak?" Ujar Korvin sambil mengambil posisi duduknya dihadapan Al begitu pula dengan Voreta
"Sengaja nyuruh bunda nggak masak"
"Mama tau dia bakal sarapan disini? Itu porsi siapa?" Tanya Voreta kepada mamanya yang tengah menyeduhkan teh untuk Reivant
"Jatah kamu masih lengkap Vo, semalam Al bilang ke mama mau nompang sarapan disini, lagian nggak apa-apa juga nanti kan bakal jadi keluarga"
Uhuk uhuk
Al langsung menyondorkan minum kepada Voreta sambil menahan tawanya, Voreta yang sudah sering dibercandakan seperti itu hari ini baginya terasa berbeda apa karna ia dan Al sudah menjalin hubungan atau memang pagi ini ia terlalu terbawa suasana
"Ogah gue punya adik ipar modelan lo" ujar Korvin sambil terus memakan makanannya
Pletak
Sierra memukul pelan kepala Korvin dengan sendok masaknya "Sembarangan, Al itu bibit unggul buat cucu-cucu mama nanti" Korvin mengelus pelan bagian belakang kepalanya
"Sudah jangan ribut lagi, kalian bertiga juga cepat berangkat"
Setelah mereka bertiga berpamitan, Korvin langsung melajukan mobilnya meninggalkan Al dan Voreta yang berencana memakai mobil Al untuk berangkat, Al mengarahkan tangan kirinya menggenggam tangan milik Voreta, Voreta sedikit terkejut mendapat perlakuan tiba-tiba dari Al
Voreta sedikit memiringkan badannya menghadap Al "Gue masih penasaran gimana bisa bang Korvin deket sama ana"
"Kenapa nggak tanya mereka langsung?" Al sesekali melirik Ke arah Voreta sambil terus fokus ke jalanan
Voreta sedikit menggeleng "Abang mah nggak mau cerita, kaget tau al tiba-tiba aja mereka udah jadian mana nggak ada angin nggak ada hujan lagi"
Al memberhentikan mobilnya di salah satu parkiran mobil kampus, sekarang ia sepenuhnya menghadap ke arah Voreta "Lalu kalau kita ada angin ada hujannya?"
"Ok ayo turun tekarang" Al terkekeh pelan kentara sekali gadis nya ini tengah mengalihkan pembicaraan mereka, Al masih belum membuka kunci pintu mobilnya "Buka pintunya"
"Nggak bakal sebelum lo jawab" Al mulai mendekatkan wajahnya ke arah Voreta
"WOI !" Al memaksa senyumnya saat Kalid dengan sengaja berteriak keras dari depan mobilnya
"Ganggu" Al langsung membuka kunci pintunya dan keluar dari dalam mobil diikuti oleh Voreta, mereka kompak berjalan ke jok belakang mobil Al untuk mengambil barang-barang bawaan mereka
"Yakin nggak mau gue bantu?"
"Ngapain , gue bisa sendiri" Voreta langsung menyandang Tas nya lalu berjalan menghampiri rombongan yang sudah diperintahkan untuk berbaris bagitu pula dengan Al yang menyusul bersama Kalid
"Karena tahun ini yang akan ikut camping hanya angkatan 67-69 kita hanya akan berangkat menggunakan sebanyak 6 mobil bus, 1 bus terdiri dari 40 orang untuk bus sendiri kami tidak akan menentukan siapa dengan bus apa, kalian bebas, untuk pembagian kelompok akan diumumkan saat sampai dilokasi nanti"
Setelah penjelasan dari ketua pelaksana, mereka langsung menaiki bus masing-masing, diantara yang lainnya Voreta lebih dulu menaiki bus itu dan mengambil duduk disamping Jendela sementara bangku disampingnya masih kosong
Saat Kane ikut naik, ia langsung menangkap Voreta yang tengah sibuk dengan earphone nya, sontak saja Kane berjalan menghampiri bangku disamping Voreta, baru saja ia akan duduk suara Al langsung menghentikan gerakannya
"Itu kursi gue"
"Nggak ada nama lo disini"
"Intinya itu kursi gua , minggir" perdebatan antara Al dan Kane sukses merebut semua perhatian penghuni Bus itu
"Gini aja, mending kalian berdua duduk bersama disini, adil" ujar Voreta sambil menunjuk kursi dibelakangnya yang masih kosong
"Nggak!" Ujar mereka serentak
"Al ngalah dulu"
Mendengar itu Al menatap Voreta tajam "Lo lebih belain dia ketimbang pacar lo sendiri?" Ujar Al sambil menekankan kata 'Pacar' didalam kalimatnya, mereka yang mendengar itu langsung heboh bagaimana tidak pasangan fenomenal yang dulu masih rumor sekarang benar-benar terjadi, sedangkan Voreta tengah menutupi wajah sambil menggit bibirnya
Kane menghela nafas pasrah akhirnya berjalan ke arah kursi yang ditunjuk Voreta, melihat itu langsung saja Al menduduki kursi yang baru saja ia rebut dari Kane
"Lo bedua hutang cerita" Ujar Charna yang disetujui oleh Kalid Korvin Rigel Dan Kane
"Kapan-kapan" Al merebut satu earphone milik Voreta dan ikut memasangkan ke telinganya, melihat reaksi Al yang kelewat santai sontak saja Voreta langsung mencubit pinggang lelaki itu kuat
"Udah dibilangin jangan buru-buru"
"Salah siapa lebih belain dia, udah diam lo nggak tau perjuangan gue bangun pagi-pagi cuma buat bisa sarapan bareng lo" Ujar Al sambil menutup matanya, Voreta sedikit menyunggingkan senyumnya ternyata pria ini sengaja ingin sarapan dirumahnya hanya agar bisa makan bersamanya
Melihat tangan Al , Voreta langsung menggenggam tangan lelaki itu, entah mengapa sejak pertaman kali ia tidak menolak genggaman tangan dari Al, ia merasa tidak ingin melepaskan tangan itu, terasa sangat hangat dan nyaman
Al yang sadar malah mengeratkan genggaman tangan mereka, ia tidak pernah membayangkan Voreta akan melakukan itu, namun tidak dipungkiri ia sangat suka, hanya sederhana memang namun sangat berarti bagi mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cool Boy
Short StoryKepindahan mendadak dari keluarga Kagendra membuat Voreta bertemu dengan Aldari seorang anak semata wayang keluarga Lakeswara yang manjadi tetangga barunya. Kehidupannya mulai berubah semenjak ia mengenal siapa itu Al, pria yang sangat hangat baginy...