Danau

0 1 0
                                    

  Hari ini, sesuai arahan dari panitia pelaksana, kelompok putri bertugas untuk memasak sedangkan kelompok putra bertugas untuk membersihkan lokasi tempat mereka semalam, masing-masing kelompok putri diminta untuk memasak yang nantinya akan digabungkan untuk dimakan bersama

Untuk bahan makanan, pihak panitia telah menyediakannya sebelum mereka berangkat kemarin

"Lo yakin bisa Vo?" Ucap Serena sambil memperhatikan Voreta yang tengah berkutat dengan minyak panas dan ikan yang telah dibersihkan

"Bisa, lo berdua mending bantu ana masak nasi, kasian dari tadi niup-niup api mulu"

Mereka memang telah nembagi tugas, Voreta bagian menggoreng-goreng, Serena bagian memotong-motong , ana khusus nasi dan dua orang anggota kelompok lainnya bertugas untuk siaga, jaga-jaga kalau salah satu dari mereka butuh bantuan

Voreta yang tengah sibuk dengan masakannya sampai tidak sadar Al sudah berada dihadapan gadis itu, Al memperhatikan wajah serius Voreta sambil senyum tipis

"Masak apa neng, serius amat"

"Astagfirullah ngangetin !" Al terkekeh pelan "Untung nggak gue lempar ya ini sendok panas Al"

"Sadisnya"

"Salah siapa ngagetin, lo ngapain kesini , ngga kerja?"

"Bagian gue udah selesai, gue udah laper Re"

"Sabar makannya sama-sama"

"Lo bisa masak?"

Voreta mengangguk "Mama sering ngajarin"

"Lain kali masakin gue ya"

"Kalau sempat"

"Ntar gue nikahin , biar sempat nggak sempat lu tetap harus masakin gue" Voreta mengangkat Ikannya lalu menggoreng ikan yang masi mentah

"Kuliah dulu yang bener, gue nggak mau punya suami pengangguran"

"Al !"

"Nggak bakal, gue kesana dulu hati-hati masaknya" setelah itu Al pergi meninggalkan Voreta yang kembali fokus dengan masakannya

  Setelah hampir 1 jam masing-masing kelompok memasak, akhirnya mereka memulai acara makan bersama, selesai makan siang mereka dibebaskan untuk melakukan apapun yang mereka mau, ada yang mengabadikan momen itu sambil berfoto, ada yang bermain air di danau bahkan ada juga yang hanya duduk-duduk saja

Seperti Voreta dan Charna , kedua gadis itu tengah duduk ditepi danau sambil menatap pemandangan dihadapan mereka, tidak ada kelima lelaki yang biasa bersama mereka karna kelima lelaki itu tengah bermain bola bersama mahasiswa lainnya

"Jadi Vo, gimana ceritanya kalian jadian?"

Voreta mengangkat kedua bahunya sekilas "Berjalan begitu aja, lagipula gue nggak bisa bikin Al terus-terusan ngerasa gue nolak dia kak"

"Apa cuma itu alasan lo akhirnya mutusin buat ngakuin perasaan lo?"

Yang ditanyapun sedikit menggelengkan kepalanya "Gue nggak bisa terus-terusan munafik kak, gue masih sayang Al dan bakal terus kayak gitu, gue nggak bisa terus bohongin hati sama pikiran gue"

"Pinternya adik ipar gue"

"Eits belum resmi" kedua gadis itu tertawa

Setelahnya Voreta berdiri ia berencana untuk kembali ke tenda mereka

Bruk

Saat baru berbalik, ada yang dengan sengaja menyenggolnya, Voreta yang belum siap pun terjatuh kedalam danau

"Lo jalan pakai mata dong!" Ujar Charna sambil mendorong bahu gadis yang tadi menyenggol Voreta dengan keras itu

Al langsung masuk kedalam danau, menghampiri Voreta yang tengah terduduk dengan tubuhnya yang sudah basah kuyup, Al melepas jaket nya dan memakaikan pada tubuh Voreta lalu mengendong Voreta ala bridal style

Voreta menyuruh Al untuk berhenti tepat didepan orang yang menyenggolnya tadi

"Kalau gue nggak salah ingat lo fans fanatik nya pacar gue kan?" Ujar Voreta sambil mengangkat Alis nya sebelah "Sorry idola lo gue ambil karna dari sejak dulu dia memang milik gue" lanjutnya lalu mencium sekilas pipi Al tepat dihadapan semua orang

"Lo?!-" Rani yang tidak terima menerima ucapan Voreta langsung meninggalkan kerumunan itu

"Disebut apa tadi itu?"

"Dia berani berbuat maka harus berani juga mendapat balasan" Al tersenyum miring ia kira gadis nya itu akan menangis atau apapun ternyata gadisnya jauh lebih berani dibanding yang ia bayangkan, Al langsung membawa Voreta menuju tendanya

"Mau ganti baju disini atau ke wc aja" Voreta sedikit menimang-nimang

"Wc aja deh"

"Yaudah ayo gue temenin"

Setelahnya mereka berdua berjalan menuju wc umum yang memang ada disana, disaat Voreta mengganti bajunya Al menunggu gadis itu diluar ia masih belum bisa percaya tadi Voreta untuk pertama kalinya mencium pipinya, ah seperti mimpi

Kalaupun benar mimpi, Al berdoa agar tidak pernah terbangun ini terlalu indah untuk disebut sebagai mimpi, Al mendengar bunyi kunci pintu dibuka dari arah belakangnya dan benar saja saat ia membalikkan tubuhnya Voreta sudah berdiri dibelakangnya

"Belajar dimana nyium orang?" Ucap Al sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya, sedangkan Voreta , jangan ditanya lagi gadis itu langsung menutupi wajah merahnya dengan rambut yang sengaja ia uraikan

"C-cuma itu cara biar dia kesal" cicit Voreta

"Pernah nyium laki-laki lain selain gua?"

"Cuma Papa, abang" Voreta menjeda ucapannya "sama lo" ujarnya pelan, Al tersenyum senang lagi pula Sejak dulu bukankah ia yang tidak mengizinkan lelaki manapun mendekati gadis itu mana mungkin gadisnya menciun lelaki lain

Al berjongkok didepan Voreta "Naik, kaki lo keseleo jangan nolak lagi" mau tidak mau akhirnya Voreta menuruti perintah dari Al, ia mengalungkan tangannya ke leher pria itu, setelah dirasa Voreta nyaman dengan posisinya barulah Al mulai berjalan menuju tenda gadis itu

"Apa gue perlu bikin perhitungan sama itu cewek?"

"Enggak perlu, pelajaran tadi udah cukup buat dia"

"Tapi re, lo sampai dibikin keseleo"

"Al , ini di urut dikit juga bakal sembuh" Al menghela nafasnya pasrah, sejak dulu Voreta memanglah orang yang keras kepala

Setelah sampai ditendanya , Al langsung mengoleskan minyak urut ke kaki Voreta sambil memijat pelan peegelangan kaki Voreta, diam-diam Voreta memperhatikan wajah Al ia tersenyum tipis , ia bersyukur masih diberi kesempatan untuk bersama dengan pria ini, pria yang sudah berada disisinya sejak bertahun-tahun lamanya, pria yang selalu bisa mengobrak-abrik kehidupannya dan satu-satunya pria yang membuatnya selalu ingin memperhatikan wajah itu

Bukan Cool BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang