Mulai hari ini hampir semua mahasiswa kampus sibuk dengan segala urusan untuk perayaan ulang tahun kampus itu sendiri yang akan dilaksanakan seminggu kedepan, seperti yang telah direncanakan saat hari perayaan nanti akan ada bazar dari masing-masing fakultas, demo organisasi dan juga penampilan seni terkhususnya musik
Sekarang fakultas seni tengah meributkan siapa yang akan dijadikan perwakilan mereka untuk tampil, tidak berlangsung lama memang karena Pak Agus selaku dosen pembimbing dikelas itu masuk
"Pertemuan kita kali ini , saya akan gunakan untuk pemilihan kandidat yang akan tampil saat hari perayaan nanti, sebelumnya apakah ada yang ingin menawarkan diri?" Semua warga kelas itu dengan kompak menggelengkan kepalanya
"Sudah saya duga , baiklah saya tunjuk saja , seperti tahun kemarin" virasat Voreta mulai tidak bagus mengingat tahun kemarin ia lah yang mewakili kelas itu untuk tampil "Voreta , yang akan mewakili kelas ini" damn tebakannya benar
"Kenapa saya lagi pak?! Bapak ngga bosan dengar suara saya terus? Saya saja bosan lho pak"
"Tidak ada penolakan Vovoreta Kagendra"
"Huh bapak mah, yasudah saya minta teman duet , saya tidak mau sendiri lagi"
"Ide bagus, Kane yang akan menjadi teman duet mu" Voreta membolakan matanya terkejut begitu pula dengan Kane yang menunjuk dirinya sendiri
"Saya?"
"Iya kamu, Kane Clifton, baiklah setelah jam kuliah berakhir kalian bisa mulai latihan, itu saja untuk hari ini saya sedang tidak ingin mengajar sekian terimakasih" Agus langsung meninggalkan kelas itu sedangkan Voreta hanya bisa merutuki nasipnya, ia masuk ke fakultas itu untuk mendalami seni lukis bukan justru musik
Ia hanya ingin melanjutkan butik gaun pengantin milik mama nya saat ia lulus nanti itulah alasan mengapa ia disini sekarang, dan detik ini ia mulai menyesali keputusan untuk masuk fakultas seni
Sedangkan Kane , hanya menghembuskan nafas pasrah ia baru beberapa bulan di kampus itu namun lihatlah dosen malah menyuruhnya untuk ikut dalam acara kampus itu sendiri
"Gue mulai yakin , Pak Agus punya dendam ma gue" gumam Voreta pelan
"Gue rasa juga begitu, ayo ke ruang musik kecuali lo punya cara buat batal tampil"
"Ada!"
"Apa?"
"Lo pura-pura sakit deh ya, nanti kita ijin kaga tampil" Kane memasang wajah datarnya ia salah berharap banyak pada ide yang muncul dikepala gadis disampingnya itu
"Usulan ditolak, ayo"
Voleta hanya bisa pasrah saat Kane menarik tangannya untuk berdiri, mereka pun berjalan beriringan menuju ruang musik yang tidak jauh dari ruang kelas mereka
"Itu Voreta ya?" Charna yang baru keluar dari toilet menangkap punggung gadis yang ia sangat yakin itu adalah Voreta, ia pun menghampiri gadis itu
"Berdua aja nih, yang lainnya mana"
"Lo udah kayak jelangkung tau ngga, ada dimana-mana"
"Yee biarin, kalian mau kemana"
"Kepo bener dih, ruang musik"
"Bilang gue kepo juga ujung-ujungnya dijawab, lo ditunjuk tampil lagi Vo?"
Voreta menganggukkan pelan kepalanya "seperti sebelumnya"
"Terus kenapa dia ikut juga?"
"Masalah kalau gue ikut?" Charna bergidik ngeri saat ditatap kedua manik hitam milik Kane
"Gue duet tahun ini, Gue ke ruang musik dulu"
Setelah Voreta dan Kane pergi , Charna juga ikut pergi dari tempat itu saat masuk ke kelas nya sebuah ide jahil terlintas dibenak gadis itu, Charna pun segera menghampiri tempat duduk 4 pria artis kampus itu
Tidak seperti saat ada Voreta, kali ini justru Charna memilih duduk di samping Rigel sekalipun disamping Al juga kosong
"Kalian tau ngga, ada berita bagus" ujar Charna dengan nada semangatnya
"Apa?"
"Perwakilan fakultas seni sabtu depan-"
"Pasti adek gue pan"
"Aelah gue belum kelar ngomong vin, jadi perwakilan kelas seni sabtu depan Voreta dan Kane dong!"
Brak
"Ayam ayam ayam"
"Anjing hamil"
"Kaget gue bangsat"
Disaat suasana tengah sunyi Al justru memukul mejanya setelah mendengar info dari Charna lantas sana membuat Kalid , Rigel dan Korvin terkejut oleh ulah nya, alih-alih meminta maaf Al justru tidak peduli dengan latahan mereka bertiga
"Mereka diruang musik lagi latihan" seakan paham dengan isi pikiran Al, Charna pun memberi tau lokasi Voreta dan Kane kepadanya, tidak menunggu lama Al langsung berlari menuju ruang musik
"Lo pinter bener bikin dia cemburu" ujar Rigel yang tidak habis pikir dengan Al, untuk apa anak itu berlari toh Voreta dan Kane tidak akan selesai secepat ini
"Susah bikin dia mau ngungkapin perasaan dia sendiri gel, dia tau tapi terlalu ragu buat sekadar ngejelasin"
"Dan Reta pun gabakal pernah percaya kalau kita yang bilang" ucapan Korvin membuat ketiga orang lainnya hanya diam, mereka semua paham apa alasan Voreta memilih untuk tidak percaya jika mereka mulai memberitaunya bahwa Al menyukainya
Al langsung masuk kedalam ruangan itu dan sukses membuat kaget 2 orang yang tengah berdiskusi di sebuah sofa yang terletak diruangan itu
"Al? Ngapain kesini, lo ngga belajar?" Bukannya menjawab pertanyaan dari Voreta ia justru langsung duduk diantara Voreta dan Kane dan dengan sengaja mendorong Kane menjauh
"Gue ngantuk mau tidur disini"
"Bukannya biasanya lo tidur di uks?"
"Uks penuh"
"Udahlah Vo , biarin dia tidur kita lanjut" Al melipat tangannya di dada sambil menyanderkar punggungnya berlarian ke ruangan ini cukup menguras tenaganya
Sedari tadi Al hanya diam disana, bahkan ia dianggap patung oleh dua orang yang tengah sibuk dengan pemilihan lagu mereka, sejujurnya ia ingin pergi namun memikirkan bisa saja Kane berbuat yang tidak-tidak pada Voreta membuatnya mengurungkan niatnya untuk pergi
"Lo ngga kepikiran satu lagu pun?"
"Ada si" ujar Voreta ragu "Hanya saja gue ngga yakin bisa bawain"
"Gue percaya lo bisa" Voreta memutarkan pandangannya ke arah Al yang tengah menatapnya sambil tersenyum "Coba aja dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Cool Boy
Historia CortaKepindahan mendadak dari keluarga Kagendra membuat Voreta bertemu dengan Aldari seorang anak semata wayang keluarga Lakeswara yang manjadi tetangga barunya. Kehidupannya mulai berubah semenjak ia mengenal siapa itu Al, pria yang sangat hangat baginy...