Part 17
Diandra mengusap kasar air mata yang berada di pipinya, tatapannya begitu dingin saat membayangkan bagaimana sikap Alfan padanya terutama saat bersama dengan calon istrinya, Tina. Seorang wanita yang akan menjadi musuhnya dan saingannya untuk memiliki Alfan seutuhnya, ya Diandra akan mengalahkannya. Tak peduli dia siapa, karena hanya dengan melihatnya saja, sudah membuat Diandra merasa muak, merasa sangat membencinya meski tidak ada yang salah darinya.
Kali ini adalah kesempatan terakhir Diandra untuk mendapatkan cinta Alfan, setelah kedua orang tuanya memberinya sebuah pilihan. Karena setelah acara pertunangannya yang sempat kacau kemarin, Mama tiri dan papanya mengatakan hal yang tidak pernah Diandra duga sebelumnya.
Saat itu, Diandra masih menangis di sebuah taman, tidak memedulikan tamu undangan yang sudah jauh-jauh datang. Hatinya hancur saat tahu Alfan akan menikah, dan yang lebih membuatnya terpuruk, wanita itu adalah Tina, kakak tirinya yang tidak pernah ditemuinya.
"Diandra," panggil mamanya saat itu, sedangkan papanya juga berada di belakangnya.
"Ada apalagi, Ma? Mama mau suruh aku melanjutkan pertunangan ini? Aku enggak mau, aku enggak cinta sama Andra, Ma." Diandra menatap ke arah mamanya yang tersenyum lembut.
"Enggak kok."
"Mama malah mau kasih kamu pilihan yang menarik?"
"Maksud Mama apa?" tanya Diandra bingung sembari bergantian menatap ke arah Mama dan papanya.
"Kita akan pindah ke Jakarta dan kamu akan ikut, tapi kamu harus bisa menggoda Alfan supaya dia bisa menyukai kamu."
"Kenapa aku harus melakukan itu? Kak Alfan kan akan menikah?"
"Ya karena Alfan akan menikah, makanya Mama kasih kamu kesempatan untuk mendekati dia kalau perlu menggagalkan pernikahannya. Atau kamu mau di sini, menangis tapi harus tetap melanjutkan pertunangan kamu dengan Andra. Bagaimana?" ujar sang mama yang tidak bisa Diandra jawab dengan mudah, karena pada dasarnya ia memang ingin memiliki Alfan, namun orang tuanya menentang dan bahkan memaksanya untuk bertunangan dengan Andra. Sekarang, mereka justru mendukungnya, tentu saja Diandra tergiur melakukannya dari pada harus bertunangan dengan lelaki yang tidak ia cintai.
"Aku mau memiliki Kak Alfan, Ma. Aku mau menikah sama dia, bukan Andra."
"Kalau begitu kamu mau pindah ke Jakarta?"
"Iya, itu pasti." Diandra menjawab mantap yang disenyumi penuh arti oleh kedua orang tuanya.
***
Alfan keluar dari mobilnya dengan mata keheranan, karena ada mobil lain yang tidak dikenalinya berada di halaman rumahnya. Alfan sempat berpikir mungkin mobil itu milik teman papanya, ia juga berusaha untuk tidak memikirkannya. Sampai saat Alfan masuk ke dalam rumah, dan mendapati orang-orang yang sangat dikenalinya berada di ruang tamunya.
Mereka adalah Diandra dan kedua orang tuanya, mereka tampak berbincang-bincang dengan akrabnya, membuat Alfan merasa tak percaya dengan keberadaan mereka yang bisa-bisanya berada di rumahnya.
"Alfan. Kamu sudah pulang, Sayang? Sini dulu, ada Diandra, Om Harris, dan Tante Ratna loh." Mamanya tersenyum sembari melambaikan tangan ke arah Alfan yang dengan sangat terpaksa berjalan ke arah sofa.
"Kamu tahu enggak, sekarang mereka pindah di kota ini loh, mereka akan membangun bisnis mereka juga di sini."
"Oh, itu bagus. Tapi jangan harap bisa bekerja sama lagi dengan perusahaan kita ya, Ma." Alfan menjawab serius, membuat papanya yang biasanya tidak memedulikan masalah perusahaan merasa penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pura-pura Jadi Calon Istri Bos (TAMAT)
RomanceMenurut Tina, memiliki bos seperti Alfan itu menyebalkan. Sifat dan kepribadiannya yang aneh, sering kali membuat Tina ingin menyerah meski pada akhirnya ia tetap tidak bisa. Banyak hal yang mengharuskannya tetap bertahan, termasuk keinginannya untu...