Prollog

215 10 0
                                    

Tina, wanita cantik berambut panjang itu berlari cepat ke sebuah rumah mewah, di mana banyak mobil terparkir di halamannya. Saat ini ia sedang tergesa-gesa, karena setengah jam yang lalu, bosnya meneleponnya dan mengatakan bila ia harus segera datang ke rumahnya untuk sebuah urusan. Sedangkan penampilannya harus rapi dan sopan, padahal ia baru saja bangun dari tidurnya saat itu, yang memang kebetulan hari ini adalah hari libur.

Sejak berada di rumah, Tina terus menggerutu selama di perjalanan, merasa kesal dengan bosnya yang selalu saja bersikap seenaknya dan bahkan terkesan ingin menindasnya. Tina sendiri bingung, kenapa hidupnya harus dipertemukan dengan lelaki dingin bernama Alfan. Ya, nama bosnya memang Alfan, tepatnya Alfansyah Mahendra. Nama yang cukup berwibawa untuk pria yang terlalu irit bicara.

Menurut Tina, meskipun bosnya memiliki kulit putih dengan wajah tampan, namun tak bisa memungkiri bila sikap dan kepribadiannya itu terlalu kejam. Kemauannya itu harus segera terpenuhi dan harus dikerjakan sesempurna mungkin. Membuat Tina sering mendapatkan masalah, bila ia tak melakukan pekerjaannya dengan benar.

Sekarang di sini lah Tina, di rumah bosnya yang entah sedang ada acara apa, karena banyak orang masuk ke dalamnya. Namun Tina tidak peduli, karena yang penting sekarang ia harus menemui bosnya, ia harus datang secepat mungkin dan tidak boleh terlambat atau kalau tidak ia akan dipecat. Seperti itu lah ancaman bosnya, saat mengganggu tidurnya dengan nada dering teleponnya.

"Aku harus cari Pak Alfan di mana?" Tina menggaruk pelan lehernya, merasa bingung harus mencari bosnya di tengah orang-orang yang berlalu lalang dengan tenangnya.

"Aku telepon lagi kali ya?" Tina menjentikkan jarinya, merasa lega dengan idenya. Sampai saat tangannya merogoh isi tasnya dan tidak mendapati ponselnya di dalamnya, di saat itulah Tina membulatkan matanya, merasa tak percaya dengan perabaan tangannya. Tina melototi isi tasnya dan bahkan membalikkannya untuk mencari benda pipih miliknya, namun hanya ada dompet di sana.

"Ponselku ketinggalan? Astaga. Sekarang, bagaimana aku bisa menghubungi Pak Alfan?" Tina tampak gelisah, ia terlihat seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa, matanya meneliti ke segala arah, mencari sosok bosnya di antara mereka.

"Perhatian semuanya," suara MC kini terdengar, memusatkan perhatian semua orang ke arah panggung. Di mana ada dua orang yang tengah tersenyum menatap satu sama lain, mereka tampak bahagia dan serasi dengan kostum pangeran dan putri kerajaan. Sedangkan di kedua sisi mereka ada keluarga dari kedua belah pihak, termasuk Alfan yang berdiri tenang di sisi panggung.

"Kita akan memulai acara pertunangan antara Alfina dengan Rio." MC terus memberikan arahan untuk acara tersebut, sedangkan Tina yang sempat fokus ke arah panggung langsung tersenyum saat mendapati ada bosnya di sana. Dengan tenang, Tina berjalan ke arah panggung untuk mendekati bosnya dan memberitahukan keberadaannya.

"Pak Alfan," panggil Tina lirih di dekat panggung, tepatnya di bawah Alfan berdiri.

"Pak, saya di sini." Tina kembali berbicara dengan nada yang sama, sampai saat tatapan bosnya jatuh pada keberadaannya, di saat itu lah Tina tersenyum lega. Setidaknya, ia tidak akan mendapatkan masalah karena terlambat, bukan. Namun yang terjadi justru sebaliknya, bosnya itu justru menatap dingin ke arahnya, ekspresinya yang memang selalu datar semakin terlihat mengerikan sekarang, membuat Tina terdiam dengan sesekali menelan ludah.

"Pasti aku sudah buat salah lagi." Tina bergumam dalam hati, merasa tidak enak dengan keberadaannya, pandangannya juga tertunduk dengan resah, meski bosnya terus menatap tajam ke arahnya.

Tina terus tertunduk takut bahkan hanya untuk melirik sekitarnya, sampai saat suara tepukan tangan terdengar, menandakan pertunangan itu berjalan lancar. Tina sendiri tidak tahu, siapa yang sedang bertunangan di atas panggung itu, karena yang ia tahu bosnya sudah menyuruhnya untuk segera datang untuk menemuinya.

Pura-pura Jadi Calon Istri Bos (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang