|| Empers Of Heart 7 ||

3.2K 373 14
                                    

Ceklek

"Sorry, kalo kamarnya berantakan, Nan"

Andra memasuki kamar milik wanita yang telah menjadi istrinya beberapa jam yang lalu itu. Dia mengamati sekitar. Nuansa kamar yang berwarna abu-abu itu terkesan lebih sederhana namun elegan. Buku-buku yang berserakan di atas meja belajar itu membuat dia menggelengkan kepala.

"Kalo Nan mau mandi, pake aja dulu. Gue mau lepasin jarum di kerudung dulu.. udah gak nyaman" ucap wanita itu sambil mulai melepaskan satu persatu jarum pentul yang ada di hijabnya. Andra mengamati kegiatan sang istri dari belakang. Kemudian, dia berjalan mendekati Syila yang tampak kesulitan melepaskan jarum itu.

Dengan telaten, jari-jemari nya melepas satu persatu jarum itu dari belakang. Syila tampak mematung menatap Andra di balik pantulan cermin.

"Kalau kamu butuh bantuan, tinggal bilang saya.. "

Wanita itu hanya diam. Andra melepaskan jarum itu dengan hati-hati. Sesekali matanya menatap sang istri di balik pantulan kaca. Dia tersenyum tatkala melihat Syila seperti tengah menahan senyum. "Kalau mau senyum, tinggal senyum saja. Yang penting, jangan senyum sama laki-laki lain, saya tidak suka"

"Emang kenapa? Kan senyum itu ibadah.. " celetuk Syila dengan polos sambil menatap Andra di pantulan cermin.

"Iya, senyum itu ibadah. Tapi, kamu sudah menjadi milik saya! Itu berarti, senyum kamu hanya boleh diperlihatkan untuk saya! " jawab Andra sambil terus melanjutkan kegiatannya.

"Bilang aja cemburu, susah amat.. " gerutu wanita itu dengan pelan. "Saya mendengarnya, dek"

"Dek? "

Andra mengangguk singkat. Lalu, membalikkan tubuh sang istri. "Mulai sekarang, saya panggil kamu dek. Bagaimana? ". Syila menggeleng tidak setuju.

"Gue udah kasih nama panggilan bagus-bagus buat lo, masa lo kasih nama itu sih? " protes wanita itu sambil memajukan bibirnya. Andra yang merasa gemas langsung menarik hidung istrinya ke depan.

Syila menatap tajam Andra. "Ishh, sakit tau gak?! "

"Justru panggilan 'dek' lebih berarti. Mungkin kata kamu, panggilan itu tidak ada artinya. Saya panggil kamu 'dek' karena satu alasan, istimewa. Mungkin, kamu mengira nama itu hanya untuk panggilan sang kakak kepada adiknya. Tapi bagi saya, panggilan itu sangat memiliki makna yang indah. Panggilan 'dek' mengungkapkan jika kasih sayang seorang kakak kepada adiknya jauh lebih besar daripada untuk kekasihnya. Saya ingin, kasih sayang saya layaknya seperti seorang kakak kepada adik.. tetap abadi walaupun maut memisahkan, tetap ada walau jarak membatasi.. paham? ". Andra mengulas senyum kepada sang istri. Tangannya bergerak mengacak hijab Syila.

"Jadi, kamu jangan memandang rendah setiap nama.. karena setiap nama memiliki makna dan arti yang tentunya indah"

Syila mengangguk kecil. "Kamu mandi saja dulu. Jangan lama-lama, nanti kedinginan! " ucap Andra kepada wanita itu sambil mengecup pipi kanan Syila sebelum dia berjalan menuju almari pakaian.

Wanita itu terdiam sambil memegang pipi kanannya. Kemudian, dia berbalik menatap punggung Andra. "Nan!! Cari kesempatan dalam kesempitan!! "

Empers Of Heart

"Nan, ayo tidur! Udah malem banget lho" ucap Syila sambil menatap jam dinding. Sekarang, waktu telah menujukan pukul 22.30. Sedangkan Andra hanya diam sambil terus mengetik sesuatu dengan keyboard hitam itu. Kedua matanya fokus menatap layar laptop.

"Kamu tidur dulu saja. Saya mau menyelesaikan ini dulu, tinggal sedikit lagi" jawab Andra sambil berbalik menatap sang istri yang mulai menguap.

Dia berdiri dan mengecup lembut dahi Syila. Setelah itu, dia kembali duduk dan melanjutkan aktivitasnya.

"Yaudah, gue tidur dulu ya? Udah ngantuk banget.. "

Andra hanya berdehem tanpa menatap Syila. Kedua matanya tetap menatap layar laptop itu dengan serius. Tunggu, ada satu pesan, dari rekannya. Dia membuka pesan tersebut. Kedua matanya memincing menatap gambar yang ada di layar laptop itu.

Sebuah foto seorang pria berpakaian serba hitam dengan topi yang menutupi wajahnya dan sebuah pesan di bawah gambar itu.

Jangan balas pesan ini!

Andra tetap menatap foto pria itu dengan mata tajamnya. Sepertinya, dia pernah melihat wajah itu. Tapi, dimana?
Tunggu, kedua matanya menatap sebuah fakta yang mengejutkannya. Dia adalah pemimpin organisasi teroris paling berbahaya di negeri ini, Ali Kalora. Dia adalah ketua dari kelompok Posho.

Tapi, bukankah seluruh anggota bahkan pria itu telah tewas terkena ledakan waktu itu? Bagaimana bisa dia masih hidup?

Andra memijit pelipisnya. Kedua matanya terpejam. Dia menutup pelan laptopnya. Tiba-tiba, kedua matanya menatap sebuah album di tengah-tengah tumpukan buku. Tangannya mengambil album itu dan mulai membukanya.

Sebuah foto keluarga yang beranggotakan lima orang. Sepasang kekasih dan dua remaja laki-laki berserta balita perempuan yang berada dalam gendongan sang ibu. Tertulis sebuah kalimat,

Kebahagiaan tidak selalu terletak pada cinta, tapi kasih sayang keluarga

Andra mengulas senyum. Dibukanya satu persatu halaman itu. Seketika, senyumnya memudar melihat sebuah foto sepasang anak SMA. Dimana remaja laki-laki memberikan sebuah buket bunga kepada remaja perempuan berhijab. Di bawah foto itu, bertuliskan sebuah kalimat.

Jika waktu dapat ku putar,
Akan ku katakan jika aku mencintaimu
Jika masa lalu dapat ku ulangi
Aku ingin selalu di sisimu

Andra terdiam. Kepalanya berbalik melihat Syila yang telah terlelap dalam tidurnya. Lalu, dia kembali melihat foto itu. Entah mengapa, ada sedikit rasa panas di hatinya.

Dia kembali membuka halaman selanjutnya. Sebuah foto remaja laki-laki yang sama, tapi dia tengah terbaring di atas ranjang rumah sakit dengan beberapa alat bantu di sekitar tubuhnya. Di bawah foto itu, bertuliskan kalimat.

Aku tidak tahu apa yang harus ku katakan
Melihatmu terbaring diambang kematian, membuat hidupku berada di atas jurang
Satu harapanku, bukalah matamu

Dibukanya lagi halaman berikutnya yang merupakan halaman terakhir. Sebuah makam dengan nisan yang bertuliskan nama Raihan Adijaya.

Kini ku sendiri
Kau meninggalkanku disini
Dengan hati yang mencintaimu

Satu kenyataan yang mengejutkan
Bahwa kau juga memiliki perasaan yang sama
Tapi, mengapa takdir tidak menyatukan kita?

Aku mencintaimu
Aku merindukanmu
Kapan kita bisa bertemu?
Aku menunggu pertemuan itu

"Nan?!!! "

Empers Of Heart

Empers Of Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang