[ Nama Samaran ]
Andra = Dimas
Yudha = Dhanu
Putri = Mia
Syila = NailaEmpers Of Heart
Dimas menyandarkan tubuhnya di bawah pohon rindang. Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya. Iris matanya menatap Dhanu yang berada di depan. Dia dan Mia bisa langsung menjadi anggota Posho tanpa ada seleksi. Berbeda dengan Dhanu, pria itu harus di seleksi terlebih dahulu.
"Mas, kau kan orang Jawa, kenapa cari kerja disini? Mana jauh lagi dari tempat kau.. "
Kepalanya menoleh ke samping kanan. Dia mengulum senyum. "Dulu, saya kerjanya cuma kuli bangunan. Saya kesini karena ada tetangga saya yang juga kerjanya disini. Saya dikasih tahu alamatnya sebelum naik pesawat. Yasudah, kalau ada rezeki, diterima to (kan) ? "
Pria di sampingnya mengangguk. "Kalau mas? Asal mana? " tanyanya dengan nada ramah. Pria itu tersenyum tipis.
"Maluku Utara.. "
Dia mengangguk paham. "Mas, kerja kita ki opo toh (apa sih) ? Saya masih bingung.. "
"Kita hanya disuruh angkat-antar-terima. Kadang juga disuruh ambil barang di luar daerah atau provinsi. Kau hanya perlu ikut bersamaku, lama-lama kau juga akan mengerti"
Dimas mengangguk singkat. Angkat-antar-terima, dia tahu maksud itu. Tugasnya membawa barang, mengantarnya ke tempat tujuan, dan diterima dengan sejumlah uang.
"Mas ini, namanya sopo? "
"Panggil saja, Bendi.. "
Dia mengangguk kecil. Lalu, kembali menatap pertanian yang belum usai antara Dhanu dan tiga anak buah pilihan Deni. "Berapa lama toh (sih) mas Bendi kerja disini? "
Bendi tersenyum samar. "Baru-baru ini, mas. Awalnya saya senang dapat pekerjaan disini.. tapi, setelah saya tahu seperti apa pekerjaan ini, saya ingin keluar.. Sayangnya, jika kami keluar, nyawa kami bahkan keluarga kami jadi taruhannya"
Dia terdiam. Bagaimanapun juga, dia harus memikirkan langkah selanjutnya. Satu informasi telah dia kunci dalam ingatannya.
Drrttt
Dengan segera, tangannya merogoh saku celana. Seketika, senyumnya mengembang melihat nama penelpon.
My Love❤ is calling..
"Mas, istri saya telpon. Saya tinggal bentar nggih (ya) .. " pamitnya kepada Bendi sambil berdiri. Kemudian, dia berjalan sedikit menjauh.
"Assalamu'alaikum.. "
"Wa'alaikumsalam, mas. Mas piye kabarnya (Mas gimana kabarnya) ? Adek kangen banget sama mas. Padahal, baru sehari ditinggal pergi.. "
Dimas terkekeh pelan sambil menggeleng.
"Alhamdulillah, mas apik (baik) . Mas juga kangen, dek"
"Dek, alhamdulillah mas dapet kerja neng kene (disini) . Do'ain yo muga-muga kerjaan mas iki, bisa bantu cukupin keluarga kita (do'akan ya semoga mas ini, bantu cukup ini keluarga kita) "
"Aamiin, aaamiin, mas. Adek bakal selalu do'ain mas, selalu"
"Dimas!! Ayo, ke perbatasan!! " teriak Bendi di pojok sana kepadanya. Dia mengangguk sambil memberikan ibu jarinya.
"Yowes dek (yaudah dek) , mas mau kerja! Adek jangan lupa makan, yo (ya) .. "
"Nggih (iya) , mas. Mas ati-ati (hati-hati) dan jangan lupa makan lho. Nanti maag-nya kambuh meneh (lagi) ! "
"Nggih, sayang. Yowes, tak tutup.. Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam"
Dengan cepat, kedua kakinya berlari mengikuti Bendi dari belakang.
Empers Of Heart
"Ben, dia siapa? " tanya seorang pria berwajah gelap dengan nada galak. Kedua tangannya memegang pinggang.
"Dia anak baru, dari Jawa. Namanya Dimas"
Dimas menyalurkan tangannya ke depan. "Dimas, mas" ucapnya dengan nada ramah. Sesekali, dia memasang senyum. Pria itu mengangguk kecil.
"Nama beta (saya) Seto.. "
Dia mengangguk. "Apa yang bisa saya bantu, mas? "
"Kau angkat kotak-kotak itu ke perahu sebelah! Yang warna biru itu, kau tahu kan? " jawab Seto sambil menujuk ke arah perahu yang berada di pinggir pantai. Tepatnya di sebelah batu karang yang cukup besar. Dia mengangguk. Lalu, membenarkan blankon nya.
Dengan hati-hati, dia mulai mengangkat kotak kayu berukuran sedang itu menuju tempat yang telah diberitahukan. Dia tidak sendiri, ada Bendi, Satrio, dan Bayu.
"Mas, kemari kau! " ucap Bendi sambil menepuk bangku di sebelahnya. Dia mengangguk. Lalu, duduk di sebelah pria itu.
"Kita mau kemana, mas? Bukannya tugas kita wes (sudah) selesai? " tanyanya sambil melihat perahu yang mulai berlayar di atas lautan. Bintang malam mulai menghiasi langit. Bersama rembulan purnama yang bersinar terang.
Bendi tersenyum sekilas menatapnha. Lalu, kembali melihat lautan.
"Kita ke ujung pulau.. "
Empers Of Heart
KAMU SEDANG MEMBACA
Empers Of Heart [END]
Teen Fiction⚠CERITA INI HANYA BERSIFAT FIKSI⚠ SPIRITUAL - ROMANCE "Allah akan menjadi saksi perjuanganku meraih hatimu" ______________________ "Kenapa Nan milih gue? " "Karena cinta tidak butuh alasan, bukan? " "Tapi, gue gak cinta sama Nan" Pernikahan, merupak...