Warning!!!
Siapakan hati kalian!!!
Akan ada kejutan buat kalian😁Empers Of Heart
18 bulan kemudian...
Syila mengaduk-aduk bubur yang dia buat. Telinganya merasa sedikit terusik ketika mendengar pertengkaran antara kedua anaknya. Ya, mereka telah lahir dan tumbuh menjadi balita yang sehat.
Alandra Danial Saputra & Alana Dania Saputri
Kini, usia mereka telah menginjak 1 tahun tepat. (Sudah besar ya😭)
Dia berbalik sambil memegang dua mangkuk berisi bubur bayi. Lalu, dia duduk di depan dua balita kembar pengantin yang telah dia dudukkan di kursi bayi.
Tampak, Alana menjambak rambut sang kakak seraya tertawa keras. Sedangkan Alandra hanya diam sambil mengunyah pisang yang dia beri sebelum membuat bubur. Syila melepaskan tangan kecil putrinya.
“Aduuhh, dek An gak boleh kaya gitu sama kak Al! Kasian kakaknya, sayang.. ” ucapnya sambil mulai menyuapi Alana. Balita perempuan itu hanya memberikan reaksi dengan tawanya.
Dia kembali melihat aktivitas anak pertamanya, Alandra. Balita laki-laki itu tampak menghancurkan sepotong pisang yang telah dia kupas dan lihatlah tangan mungilnya itu, telah penuh dengan buah pisang yang telah hancur.
“Eh, kak Al. Jangan gitu, nanti bajunya kotor! ”
Dengan cepat, dia membersihkan pisang yang telah hancur di tangan mungil anaknya. Lalu, meletakkan di atas piring yang telah dia sediakan. “Nah, kak Al makan sendiri dulu ya.. Bunda mau suapin dek Ana, gak papa kan? ”
Bocah laki-laki itu mengangguk. Seolah-olah paham maksud perkataan sang ibu. Lalu, tangan bocah itu mengambil sendok plastik dan mulai memasukkan satu sendok pisang yang telah digunakan itu ke dalam mulut kecilnya.
Syila tersenyum geli melihat Alandra. Bocah itu seakan tahu, jika dia sedikit kesulitan mengurus mereka berdua.
Sudah 18 bulan ini, dia bisa bertahan tanpa suaminya. Mengurus segala perlengkapan rumah sendiri, bahkan termasuk mengurus kedua anaknya yang mulai aktif akhir-akhir ini.
“Alhamdulillah, yeay.. dek An udah habis!! Sekarang, kak Al dulu ya.. ”
Dengan pelan, dia mulai memasukkan sendok berisi bubur itu ke dalam mulut Alandra. Namun, bocah itu memalingkan kepalanya. Kedua tangan mungilnya mengambil alih sendok tersebut dan mulai memasukkan ke dalam mulut kecilnya.
Syila tersenyum manis. Walaupun begitu, dia begitu senang karena kedua bocah kembar itu tidak terlalu rewel. Hanya saja Alana lebih sering menjambak rambut sang kakak, entah karena alasan apa. Tapi syukurlah, Alandra tidak membalas perbuatan adik kembarannya itu.
“Una.. una, ndong (bunda.. bunda, gendong) ” pinta Alana sambil merentangkan kedua tangannya.
“Ama au ada (sama aku aja) !! ”
Balita perempuan itu menggeleng. “Nak!! Au una!! Au una!! (Gak!! Mau bunda!! Mau bunda!!) Huaa!!! ”
Alana menangis kencang membuat Syila langsung menggendongnya. Tangannya mengusap lembut punggung sang bungsu. “Cup,cup.. dek An, coba liat kak Al. Masa gak diapa-apain nangis? ”
“Huaaa!! ”
Balita perempuan itu terus menangis dengan kencang. Tangan mungilnya sibuk menarik cadar biru muda yang dia kenakan.
“Assalamu'alaikum, Ya Allah!! Ini cucu nenek kenapa semua?! ”
Syila menatap ke sumber suara. Dia tertawa pelan di balik cadar. “Biasa bun, si An pengen digendong ibunya.. tapi, abangnya malah suruh sama dia”
KAMU SEDANG MEMBACA
Empers Of Heart [END]
Novela Juvenil⚠CERITA INI HANYA BERSIFAT FIKSI⚠ SPIRITUAL - ROMANCE "Allah akan menjadi saksi perjuanganku meraih hatimu" ______________________ "Kenapa Nan milih gue? " "Karena cinta tidak butuh alasan, bukan? " "Tapi, gue gak cinta sama Nan" Pernikahan, merupak...