|| Empers Of Heart 9 ||

2.9K 358 27
                                    

Di dalam mobil, keheningan terjadi antara dia dan Syila. Tidak ada satupun yang memulai pembicaraan. Andra yang sibuk mengemudi sedangkan Syila yang melihat pemandangan di balik kaca mobil.

“Nan.. ”

Andra berdehem. Kepalanya menoleh sekilas ke arah Syila. “Terus gue kuliahnya gimana? Jarak kampus sama asrama Nan kan berlawanan.. boleh gak, kalo gue naik motor sendiri? ”. Dengan tegas, Andra menggelengkan kepalanya.

“Saya yang akan antar dan jemput kamu! ”

Wanita itu memasang wajah cemberutnya. Kedua tangannya menyilang. “Terus gimana kalo Nan ada tugas? ”. Andra menoleh sekilas seraya tersenyum samar.

“Saya akan meminta Letda Nindi untuk antar jemput kamu, jika saya sedang bertugas ataupun sibuk”

Syila mendekatkan tubuhnya ke arah Andra. “Kenapa gak tentara cowok aja? ”. Seketika, kedua mata Andra menajam menatap istrinya. Syila yang mendapat tatapan itu langsung menciut.

“Hanya saya yang boleh antar jemput kamu! Jika saya mendapati kamu sedang bersama laki-laki lain, akan saya pastikan timah panas hinggap di tubuhnya! ” jawab Andra dengan tegas.

“Ya ya, suami gue emang posesif.. ” gerutu wanita itu dengan lirih. Dia memajukan bibirnya ke depan.

“Kamu tadi bilang saya apa? ”. Seketika, Syila menggelengkan kepalanya. “Gak-- gak, Nan salah denger” jawab wanita itu dengan cepat. Lalu, dia mengalihkan pandangannya ke arah jendela mobil.

Andra melengkungkan senyumnya. “Saya memang posesif, tapi hanya sama kamu.. ” ucap Andra sambil mencubit pelan pipi kanan sang istri.

Syila mematung. Tangannya refleks memegang pipi kanan itu. Andra menoleh sekilas. Dia terkekeh pelan melihat raut wajah istrinya. “Itu kenapa pipinya merah? ”

“H-ah? G--gak gak!! Gu--gue cuma.. kepanasan, ya kepanasan! ” jawab Syila dengan gugup sambil mengipaskan wajahnya dengan telapak tangan. Andra tertawa pelan seraya menggeleng. “Tadi cuma satu yang baru dicubit.. sepertinya, yang satunya iri tuh.. ”

“Huaaaa, bunda gue dibaperin!!! ”

Empers Of Heart

Syila menatap takjub rumah sederhana bercat hijau di depannya. Andra berbalik dan mendapati sang istri yang hanya diam. “Dek? Ayo masuk! ”

“Nan, rumah lo adem banget.. gak terlalu kecil dan gak terlalu besar, sederhana. Daridulu, gue pengen tinggal di tempat kaya gini, nih.. ” ucap Syila sambil terus memandang bangunan bercat hijau itu. Andra menggeleng. Lalu, dia mengenggam tangan Syila. Syila mendongak menatap mata Andra. Mereka bertatapan selama beberapa saat.

Lettu Andra!! ”

Andra berbalik ketika seseorang memanggil namanya dan diikuti Syila yang juga ikut membalikkan tubuhnya. Tampak, seorang wanita berambut semampai berdiri di depannya dengan senyum manisnya. Dress hijau muda yang melekat di tubuhnya membuat wanita itu terlihat cantik dan elegan.

“Bagaimana kabar kamu? ”

Andra mengangguk singkat. “Baik, ada yang bisa saya bantu? ”. Wanita itu menggeleng. Lalu, netra matanya menatap tajam ke arah Syila.

“Dek, kenalkan.. dia Thea, adik dari Bagas, rekan saya.. ” ucap Andra sambil merangkul pundak sang istri. “Dan Thea, kenalkan.. dia istri saya, Nasyila.. ” lanjut Andra dengan datar.

“Selamat atas pernikahan kalian.. maaf, saya tidak bisa hadir di acara kalian.. ” jawab Thea dengan senyum manisnya. Andra melihat senyuman itu, seperti terpaksa.

“Thea, saya boleh titip Syila dengan kamu? Letkol meminta saya untuk bertemu sekarang.. ” pinta Andra sambil menatap wajah Syila. “Gak papa kan, dek? ”

Wanita itu mengangguk. “Santai aja, Nan”

Thea mengangguk singkat. Senyumnya terus mengembang kepada Andra. “Iya, dengan senang hati”

Andra mengangguk. Lalu, mencium pucuk hijab Syila. “Saya pergi dulu ya? Kalau ada apa-apa, langsung telpon saya! ”. Syila terkekeh pelan.

“Gak perlu! Gue juga bisa beladiri kok! ” jawab Syila sambil menujuki dirinya sendiri. Andra yang merasa gemas pun langsung mengacak hijab hitam sang istri.

“Tetap telpon! Jangan sok-sok an jago! Kalau kamu kalah, dan tidak sempat telpon saya, gimana? ”. Syila memajukan bibirnya. “Ya ya, tukang posesif.. ”

Andra tersenyum. Lalu mengecup singkat dahi Syila sebelum kedua kakinya melangkah pergi. “Assalamu'alaikum.. ”

Kedua wanita itu membalas salam dari Andra. Thea menatap sinis ke arah Syila. Syila yang merasa risih ditatap seperti itu pun langsung berbicara.“Ada masalah? ”

Thea menatap tajam kepada Syila. Kedua tangannya menyilang. “Apa kamu tidak ngaca? Kamu itu tidak pantas buat Andra! ”. Seketika, dahi Syila berkerut.

“Maksud lo? ”

Thea tertawa pelan sambil menggelengkan kepalanya. “Lihat penampilan kamu, tidak mencerminkan sebagai istri dari seorang prajurit. Seharusnya, seorang istri prajurit harus berpakaian sopan dan berbicara dengan lembut, tapi itu semua tidak ada dalam diri kamu! Dan saya yakin, kalau kamu juga tidak tahu semua tentang dunia militer, kan? ”

Syila tertawa keras hingga dia memegangi perutnya. Kedua kakinya berjalan mendekati wanita itu. “Bokap gue seorang Letjen, nyokap gue Kapolda di daerah ini, dan dua abang gue tentara.. bagaimana bisa gue gak tahu tentang dunia militer, mbak? ”. Seketika, Thea bungkam. Dia menatap sinis kepada Syila.

Syila tersenyum miring. Kedua tangannya menyilang. “Kenapa diem, mbak? Sariawan, kah? ” tanya Syila dengan nada mengejek.

Thea menatap tajam Syila. Kedua kakinya dihentakkan dengan keras. Lalu, berjalan cepat meninggalkan Syila dengan amarah yang memuncak.

Empers Of Heart

Empers Of Heart [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang