PROLOG

142 14 5
                                    

Selamat membaca!!

Tentang aku yang harus menerima luka dan bahagia secara bersamaan

~RHEA~

"ARYA!!"

rambut kuncir kuda yang mengayun ke kanan dan kiri bergerak mengikuti sang pemilik kepala, Rhea yang baru saja keluar dari perpustakaan berlari ketika melihat satu objek yang membuat matanya berbinar.

"ARYA TUNGGU RERE DONG!"

Masih dengan terburu-buru agar cepat sampai di depan cowo yang tadi ia sebut namanya, Rhea enggan menyerah. Ia berlari kecil sambil membawa buku di tangannya.

Senyuman di pagi ini ia tampilkan dengan sumringah, setelah sampai di samping Arya, Rhea menyamakan langkahnya dengan laki-laki itu, ya meskipun tidak akan sama karna langkahnya terlalu kecil.

"Pagi Arya," sapa Rhea ramah, kebiasaan paginya, selain sarapan adalah menyapa Arya, itu harus!!

Hanya mendapat lirikan malas tanpa mejawab, Rhea mendengus sebal.

"Selamat pagi Arya," sapanya sekali lagi.

Masih dengan mimik wajah yang datar Arya berhenti, menghadap ke arah gadis kuncir kuda yang tingginya hanya sebatas dada milik Arya.

"Arya ga mau sapa balik Rere gitu? Rere lari-lari loh dari perpus kesini cuma buat nyapa Arya," ucap Rhea memelas.

"Gue ga nyuruh lo buat lari lari ngejar gue kesini," jawab Arya, memasukan tangannya ke dalam saku celana.

Diam sebentar untuk menyusun jawaban dari Arya rere menggigit bibir bawahnya gugup "Ishh Arya ko gitu sih, gak asik ah, masa Rere doang yang berjuang sendirian, cape tau."

Arya mengangkat sebelah alisnya "kalo cape istirahat di rumah, gausah sekolah bego."

Arya beralih menghadap ke depan, hendak kembali melanjutkan jalannya sebelum tangan milik Rere menahannya.

"Arya ga peka banget si jadi cowok, kesel tau gak, Rere pengen benci Arya tapi Rere gabisa, jangan cuek-cuek dong, nanti Rere di ambil sama orang Arya panik lagi." Cerocos Rere.

"Minggir," Rere mengikuti arah mata milik Arya,  melirik tangannya yang memegang tangan cowok itu.

"Arya sapa balik Rere dulu baru Rere minggir, cepet," 

"Minggir"

"Nggak mau"

"Minggir"

"Nggak akan"

"Minggir sampah," Ujar Arya sarkas membuat rere menunduk lesu, perlahan tapi pasti ia melepas tangannya, hati Rere menangis tapi wajahnya tetap tersenyum.

"Rere bukan sampah, Rere manusia juga Arya," gumam Rere, yang masih bisa di dengar oleh Arya.

Setelah menekan kata 'sampah' pada rere dan langsung membuat sang empu diam arya pergi berlalu begitu saja tanpa melirik rere atau meminta maaf.

Rere mengangkat wajahnya, menatap punggung Arya yang kian mengecil dari pandangannya, matanya memanas, kata-kata seperti itu sering ia dengar. Sakit. Tapi Rere tetap Rere, keyakinan akan laki-laki itu kuat bahwa Arya akan luluh padanya suatu saat nanti.

"ARYA GUE SUKA SAMA LO" Teriaknya menggema di lorong sekolah, keadaan nya Masi pagi jadi hanya sedikit dari siswa/siswi yang mendengar.

Samar samar Rere mendengar jawaban dari mulut Arya.

"Dan gue benci sama Lo!"

________________

Hii semua❤️

Gimana prolog dari cerita ini? Suka ga? Semoga suka ya, ini cerita pertama yang aku berani publish, huhu deg'an gimana gitu. Ga papa ya kita sama sama berkarya. Hehe🤗

Jangan lupa vote sama comentnya okeee, supaya semangatttt juga nulisnya🤗❤️

RHEA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang