Dua puluh empat

28 3 0
                                    

Happy reading

'Saya menginginkan nya tuhan, sungguh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Saya menginginkan nya tuhan, sungguh.'

~ARYA ~

Rere mengerutkan keningnya ketika Arya berhenti pada sebuah tempat dimana banyak anak-anak yang berkeliaran serta ibu-ibu yang sebagian memantau anaknya bermain, jangan lupakan anak remaja yang mungkin menginjak usia kelas delapan atau sembilan SMP.

Tempat ini sangat ramai, berbagai wahana anak-anak serta pedagang kaki lima bertebaran di setiap tempat, Rere memandang Arya dengan tatapan bingung, sekaligus ya sedikit agak kesal, jadi sejak tadi dia mondar mandir dan bertanya pada kedua sahabatnya sedangkan Arya mengajaknya ke pasar malam? Kalau begini ya Rere tidak akan repot-repot berdandan.

"Arya kenapa gak bilang kalau mau ke sini, Rere capek-capek milih outfit huh," keluh nya dengan pundak merosot.

Arya mengacak rambut rere, jujur malam ini gadis di samping nya begitu cantik dengan rambut yang di biarkan menjuntai ke bawah pundaknya.

"Gue kan gak minta Lo dandan, Lo udah cantik tanpa make up,"

"Rere serius, bahkan Rere sampe nanya sama Agnes sama diva buat minta pilihin outfit supaya gak malu-malu in,"

"Lo gak pernah malu-malu in Nuala," kata Arya sembari menyibak lembut rambut Rere ke belakang pundak.

"Masuk yuk," Rere mengangguk.

Ketika masuk suasana bising langsung menyambutnya, aroma bakar-bakaran dengan sopan masuk ke dalam indera penciuman milik rere, namun tatapannya langsung jatuh pada pedagang gulali di ujung sana dekat dengan wahana komedi putar.

"Arya Rere mau itu," tunjuk nya.

"Boleh, Lo tunggu di sana, gue beli sebentar oke?"

"Oke," seru Rere kemudian duduk di kursi sambil menunggu Arya balik.

"Kakak mau?" Rere menoleh ketika mendengar suara anak kecil dengan ice cream di tangannya.

Rere menggeleng pelan kemudiam tersenyum kecil, "nama kamu siapa?"

"Emm Caca,"

"Caca mamahnya mana?"

"Mama bilang tadi mau beli es dulian di sana," tunjuknya pada kedai es yang berdiri di sebrang kursi yang mereka duduki, terlihat wanita dengan gamis merah sedang antri disana.

"Caca mau gulali gak?"

"Mau kak!" Rere mengelus rambut caca kemudian memanggil Arya yang sedang menunggu gulali pesanannya, rere mengisyaratkan kepada cowok itu dengan dua jari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RHEA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang