Jangan lupa vote sebelum BACA-!
Happy reading
Sulit untuk di mengerti
terlalu berat untuk di pahami~ARYA ADIATMA~
Sudah beberapa hari bunda Rere di rawat di rumah sakit, kata dokter bundanya bisa pulang besok atau lusa, selepas pulang sekolah tadi ia pergi ke rumah sakit, menyuapi bundanya makan, membersihkan tubuh bundanya, setelah selesai Rere segera pulang ke rumah.
Rere berjalan menyelusuri trotoar jalan, sebenarnya bisa saja ia memesan gojek atau naik taksi, tapi karna hari sudah senja rasanya berjalan cukup menenangkan otak serta pikirannya.
Bersenandung kecil dengan earphone yang bertengger di telinganya, Rere berhenti ketika melihat seorang wanita ingin menyebrang. Tapi dari arah depan mobil pickup melaju dengan kencang. Dengan secepat mungkin Rere berlari, ketika wanita itu ingin melangkah.
"Tante awasss!"
Tin..tin..tin...
Brukk...
Lima detik saja terlambat mungkin nyawa yang menjadi taruhannya, Rere terjatuh dengan wanita tadi di sampingnya. Rasa ngilu menjalar ke seluruh tubuh.
Rere meringis ketika sikutnya bersimbah dengan darah segar. Orang-orang datang mengerumuni dirinya dan wanita tadi.
"Astaghfirullah nak kamu gapapa?" Tanya wanita yang tadi ia selamatkan.
Rere mencoba duduk dengan sisa tenaganya. "Saya gak papa Tante, Tante sendiri gimana?"
Wanita itu menatap Rere cemas. "Saya tidak apa-apa, terimakasih sudah menolong saya."
Rere tersenyum lalu mengangguk. "Iya Tante sama-sama."
"Ya ampun nak, sikut kamu, ibu bawa ke rumah sakit yah." Ujar wanita itu
Rere tersenyum canggung lalu menggeleng. "Gak usah tante, saya gak apa-apa kok, nanti lukanya saya obati di rumah."
Rere menatap sekeliling, banyak orang yang melihat kejadian tadi, bahkan Rere melihat bapak-bapak yang sedang memarahi supir pickup tadi.
"Yasudah kalau kamu gak mau di bawa kerumah sakit, biar Tante obati dulu, habis itu Tante antar pulang, kita naik taksi," Rere mengangguk pelan.
Niatnya pulang sore berjalan kaki ingin manikmati suasana senja untuk menenangkan pikirannya, tapi... Ya rencana terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Arya masuk ke dalam apartment miliknya, tanpa ba-bi-bu ia langsung merebahkan. Tubuhnya di kasur.
Entahlah tidak banyak yang ia lakukan hari ini, kecuali belajar. Tapi rasa lelah selalu ia rasakan setiap harinya, entah itu lelah fisik atau pikiran.
Setelah mengantarkan Belva pulang dengan selamat sampai ke rumah, pikiran Arya berkelana kemana-mana.
Perasaan tidak enak memenuhi hatinya, rasa bersalah muncul begitu saja ketika mengingat kejadian sepulang sekolah di parkiran tadi.
Rhea. Nama itu memenuhi pikirannya saat ini.
Ia bingung dengan dirinya sendiri, ia membenci perempuan itu tapi tidak tahu apa penyebabnya, di satu sisi hatinya selalu tidak rela jika Rere berdekatan dengan laki-laki lain.
Arya Menatap langit-langit kamarnya, memikirkan apa yang seharusnya tidak perlu ia pikirkan.
"Gue kenapa si anjing," gumam Arya.
Arya merogoh kantung celananya, mengambil benda gepeng berlogok Apple miliknya di sana.
Membuka aplikasi WhatsApp, nomor yang tidak ia save selama satu setengah tahun itu berada pada paling atas dengan ratusan pesan yang tak pernah ia buka.
Ada rasa ingin membuka room chat itu lalu menanyakan bagaimana keadaan 'dia' di sana, rasanya sulit. Bahkan sangat sulit untuk seorang Arya adiatma marendra.
"Gue benci sama Lo, tapi gue gak suka Lo Deket sama si dapa, ngerti gak si."
Arya membuang ponselnya ke bawah kasur, capek dengan pikirannya sendiri, pusing kenpa dirinya seperti ini.
Jika ada yang seperti Arya, tolong beritahu bagaimana cara mengatasi hal seperti apa yang ia rasakan.
Terimaksih sudah mampir-!Sampai jumpa di part selanjutnya...
Love yu all><
KAMU SEDANG MEMBACA
RHEA (On Going)
Teen Fiction{FOLLOW AKUN AUTHOR DULU SEBELUM BACA-!!} Tidak perlu di deskripsikan, kisah ini singkat dengan kenangan yang cukup melekat. -dari gadis keras kepala untuk laki-laki bernama Arya Adiatma marendra. ___________________________ Start; 17 September 20...