1

50 12 9
                                    

Jangan jadi siders loh ya, vote dan koment nya please
Follow dulu sebelum baca

Happy reading!

Disore hari yang teduh dengan langit biru berawan. Tak lupa angin yang lumayan kencang membuat ombak yang besar tergulung. Suara deru ombak yang kuat menabrak batu karang. Membuat airnya bercipratan ke sana dan ke sini.

Seorang anak laki-laki berumur 6 tahun sedang berjalan pelan dengan wajah lusuh di pinggir pantai. Kakinya menendang air yang menghampirinya ke pinggiran. Membuat air itu terciprat sana sini mengenai bajunya dan wajahnya.

Sesekali ia meloncat saat ombak akan datang. Mencoba untuk menghibur dirinya sejenak. Tangannya sedari tadi membawa bola yang niatnya ia ingin bermain dengan salah satu pengunjung di pantai.

Langkah anak laki-laki itu berhenti. Ia menghela nafas pelan.

Ia melihat sekeliling. Matanya memincing sipit melihat dari kejauhan. Ia melihat ada seorang anak perempuan yang seumuran dengan nya sedang membuat istana pasir.

Ia terus memperhatikan, diam selama beberapa detik. Seketika ia tersenyum jahil. Matanya sedikit melengkung kebawah.

Ia menaruh bola yang ia pegang, lalu di letakkan di atas pasir. Ia berjalan mundur dengan perlahan. Mencari posisi yang pas. Kakinya bersiap-siap akan menendang bola itu.

Hingga menurutnya posisi sudah tepat, ia berlari pelan dan langsung menendang bola itu ke arah sasaran.

Dukk

"Bruss"

Tepat sasaran.

Bola itu menghantam kuat dan menghancurkan istana pasir sang anak perempuan.

Anak laki-laki itu tertawa puas.

Sang anak perempuan menoleh, mencari sang pelaku. Dia melihat seorang anak laki-laki sedang tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya.

Raut wajah anak perempuan berubah menjadi seram. Alisnya ditekuk ke bawah, membuat dahinya sedikit berkerut. Tanpa berlama-lama dia langsung menghampiri anak laki-laki itu.

Sang anak perempuan itu mendorong tubuh anak laki-laki. Membuat anak-anak laki-laki itu sedikit kehilangan keseimbangan. Ia hampir saja jatuh kalau tidak segera menyeimbangi lagi tubuhnya.

"Kamu apa-apaan sih! Gara-gara kamu istana pasir aku hancur! Sengaja ya?!"

Dengan santai nya tanpa rasa bersalah ia menjawab "Iya sengaja"

"Emang aku ada salah apa sama kamu. Kenapa kamu hancurin istana ku?!"

"Gak ada. Cuma suntuk aja"

"Ihhh kalo suntuk jangan ganggu orang dong!. Kamu 'kan bisa main sama teman kamu."

"Aku gak punya teman"

Mendengar jawaban anak laki-laki itu membuat sang anak perempuan sedikit iba. Ia diam selama beberapa detik sampai akhirnya ia sadar.

"Oh aku gak peduli. Pokoknya sekarang kamu perbaiki istana aku!"

"Gak mau wlee"

Anak laki-laki itu berlari menghindari amukan sang anak perempuan. Melihat itu, sang anak perempuan pun langsung mengejar nya dengan kemarahan yang memuncak.

Sesekali ia mengambil pasir yang basar terkena air lalu dilempar ke anak laki-laki yang mengganggu nya.

Anak laki-laki itupun juga tak ingin mengalah. Ia membalas juga dengan melempar pasir ke anak perempuan itu.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang