Henzofran Edwin
Hellen Karista
****
Sebuah mobil sedan memasuki pekarangan rumah yang tak begitu luas, sebuah rumah sederhana dengan halaman yang tak begitu besar dengan ditumbuhi rerumputan hijau dan bunga-bunga yang ditanam di sekitar halaman.
Seorang wanita paruh bayah sedang menyirami tanaman nya mengalihkan pandangannya pada sebuah mobil yang memasuki halaman rumahnya. Ia tahu siapa pemilik mobil itu. Ia menekuk alisnya, membuat dahinya sedikit berkerut. Matanya menatap tajam ke arah mobil itu.
Saat pemilik mobil itu keluar dari mobilnya, wanita paruh bayah tadi lantas langsung berjalan cepat memasuki rumah nya. Ketika ingin menutup pintu, ia kalah cepat dengan pria yang mengejar nya, pemilik mobil tadi. Pria itu menahan pintu itu agar tidak tertutup.
"Vania, tolong jangan menghindar. Saya minta maaf" tutur pria itu.
"Mau apa kamu kesini? Kita sudah tidak ada urusan apapun, lebih baik kamu pergi!" balas Vania.
"Saya ke sini ingin menebus semua perbuatan saya. Saya membawa sedikit uang untuk Felix, untuk membiayai segala kebutuhan nya. Bagaimana pun saya harus menafkahi nya, tolong terima"
Vania membuka pintu, ia keluar dari dalam rumah. Matanya menatap nyalang Harun, mantan suaminya.
"Felix tidak butuh! Saya bisa membiayai semuanya, bahkan sejak dulu. Felix tidak butuh uang, yang ia butuhkan adalah kasih sayang dari seorang ayah!"
"Dulu kamu kemana saja? Kenapa baru sekarang? Penyesalan mu tidak ada gunanya. Sekarang silahkan pergi, pintu nya ada disebelah sana" lanjut Vania menunjuk ke arah pintu gerbang rumah nya.
"Vania tolong maafkan saya, maafkan perbuatan saya di masa lalu. Dan tolonglah terimalah uang ini" ujar Harun memberikan amplop yang berisikan uang.