"Mama datang ya, sekalian Naomi mau ngenalin kak Gerald ke mama" ucap Naomi yang terus merayu sang ibu agar mau hadir di pesta ulangtahun adiknya Gerald.
"Huhh.. Iya iya mama datang, capek mama dengerin kamu ngomong itu mulu"
"Yeyy.. makasih mama" ujarnya seraya memeluk lengan Nadina. Nadina hanya diam tersenyum membalas dengan mengeluarkan kepala putrinya.
"Kamu udah beli hadiah nya?" tanya Nadina
"Oh iya belum, untung mama ngingetin"
"Gimana sih, calon adik ipar ulang tahun kok ga ngasih hadiah"
"Apa? Calon adik ipar?"
"Kenapa? Kamu ga suka?" tanya Nadina balik.
Mendengar itu tentu saja membuat Naomi tersipu. Pipinya sudah memerah menahan rasa malu dan senang. Mencoba menyembunyikan senyuman nya agar tidak terlihat oleh mama nya.
"Ga usah senyum-senyum gitu, udah yuk ke mall cari kado, sekalian kita belanja, udah lama juga ga beli baju baru" ajak Nadina terkekeh.
"Baju baru?! Makasih mama!" ujar Naomi sedikit berteriak, ia berhambur memeluk erat tubuh Nadina. Tak berselang lama ia melepaskan pelukan itu lalu mencium pipi Nadina dan segera beranjak ke kamar untuk bersiap.
Nadina yang melihat tingkah anak semata wayangnya itu hanya tersenyum terkekeh.
***
Malam hari yang indah dengan bintang bintang di langit dan sinar bulan yang menyinari malam menjadi pelengkap keindahan pesta ulangtahun milik Gebriella yang diselenggarakan di luar ruangan. Di halaman belakang rumah nya.
Banyak teman teman Gebriella yang dari Sekolah dasar dan ada juga teman nya di sekolah menengah pertama.
Gebriella menyambut kedatangan teman teman nya itu dengan gembira. Selama 1 tahun lebih, sedikit lagi hampir 2 tahun ia belum sebahagia ini. Dan teman temannya pun juga datang beramai-ramai karena biasanya hanya beberapa orang yang datang untuk sekedar menanyakan kabarnya dan bermain sebentar. Tak bisa setiap hari datang karena tugas yang diberikan oleh guru benar-benar terkadang membuat siswa frustasi saking banyaknya.
Gebriella menyambut kedatangan temannya dengan senang hati. Meskipun ia tidak bisa melihat, setidaknya ia bisa merasakan suasana ini lagi. Ia tak keberatan dengan kekurangan nya. Ia sudah belajar mengikhlaskan, ini adalah ujian untuk nya. Tuhan ingin melihatnya, apakah ia akan bertahan atau menyerah?
Gebriella sudah belajar semua itu. Ia hanya perlu menunggu apa yang akan selanjutnya Tuhan berikan untuk nya. Anggap saja semuanya anugrah, ia bersyukur karena masih bisa bernafas dan dikelilingi orang-orang baik meskipun ia tak bisa melihat.
Kekurangan bukan lah sesuatu yang dapat kita jadikan sebagai alasan untuk menyerah. Jika mendapat sebuah musibah, maka bersyukurlah, Tuhan ingin melihat seberapa kuatnya kamu. Tuhan tidak akan memberikan ujian diatas batas kemampuan umat-Nya. Semuanya sudah di atur, semua ini adalah garis takdir yang sudah ditentukan sebelum kamu lahir ke dunia ini.
Lihatlah sekarang. Lihat dirimu sendiri. Kamu bisa melewati nya sampai titik ini. Maka selanjutnya kamu pasti bisa melewatinya lagi. Kuncinya hanya bersyukur dengan apa yang sudah diberikan. Dibalik semua itu, ada sesuatu yang indah untuk mu.
"Kak, kak Naomi belum datang ya?" tanya Gebriella pada Gerald yang berdiri disampingnya.
"Belum, mungkin bentar lagi" jawab Gerald yang di balas anggukan kecil dari Gebriella.