Naomi memarkirkan motornya di tempat lokasi yang sudah di kirim pelanggan.
Saat ini Naomi sedang mengantarkan pesanan katering mamanya, namun lokasi yang di berikan sama sekali tidak ada orang. Naomi melihat ke samping kanan kiri dan belakang, tetap satu orang pun tak terlihat.
"Benar kok alamat nya, tapi kenapa sepi?" gumamnya melihat kembali lokasi yang di tuju.
"Permisi" ucap Naomi saat langkah sudah sampai di depan sebuah rumah yang seperti nya tidak berpenghuni. Halaman rumah itu sangat kotor dan penuh debu.
"Permisi" ucapnya lagi. Sama sekali tidak ada respon. Perasaan Naomi sudah tidak enak, ia yakin jika ia sedang di tipu.
"Ga mungkin di sini, mana mungkin ada orang yang mesan makanan tapi tempatnya kayak gini. Ini pasti penipuan, gue harus pergi" ucapnya pelan, lalu sedetik kemudian di segera pergi berlari menuju motornya.
Buru-buru Naomi memasukkan kunci motor nya dan segera menstater motor nya. Namun kesulitan melanda hadir. Motor nya tidak mau menyala. Hal itu tentu saja membuat Naomi semakin panik.
Saat sedang sibuk berkutat dengan motornya, tiba-tiba suara panggilan seseorang mengalihkan perhatian nya. Dengan cepat Naomi beralih melihat kebelakang untuk mengetahui siapa yang memanggilnya.
"Halo cantik" panggil terkekeh.
"Siapa kalian?!" teriak Naomi ketakutan. Pasalnya orang itu tidak sendirian. Hanya dua pria tapi tentu saja itu tetap membuat Naomi takut.
Tubuh kedua pria itu sangat besar dan memakai pakaian serba hitam. Sepertinya mereka preman. Wajahnya sangat seram dan di bagian tubuh nya juga terdapat beberapa tato.
"Saya mohon jangan ganggu saya, saya bawa makanan, mungkin ini bisa untuk kalian!"
"Makanan? Tapi kita ga butuh itu, kita butuh nya kamu cantik" ucap salah satu preman yang sedikit tinggi, sedangkan yang satunya pendek penuh tato di kedua lengannya.
Sedetik kemudian, tanpa seizin Naomi, kedua pria itu memegang tangan Naomi. Naomi mencoba berontak namun kekuatan nya tak sebanding sedang mereka. Tuhan, siapapun tolong kirimkan bantuan untuk nya. Ucap batin Naomi.
"Pergi kalian!" suara teriakan itu mengalihkan perhatian kedua pria itu dan Naomi.
Terlihat seorang pria baruh baya berpakaian jas menatap nyalang ke arah kedua pria itu.
"Siapa lo?!" tanya salah satu nya.
"Lepaskan anak saya!"
"Jadi dia anak lo? Boleh dong kita nyicipin anak lo yang manis ini" ucap pria bertubuh tinggi seraya mengelus dagu Naomi.
"Berani beraninya kalian menyentuhnya!" ucap nya marah, ia segera berlari dan menghajar pria bertubuh pendek besar itu. Sedangkan yang tinggi memegangi tangan Naomi.
Naomi melihat ke arah preman yang sedang memegangi tangan nya. Terlihat pandangan preman itu serius asik melihat pertarungan antara pria paruh baya dan teman preman nya.
Naomi mengambil kesempatan itu untuk menyelamatkan diri nya. Dengan cepat Naomi langsung menginjak kaki preman itu dan menendang bagian sensitif milik laki-laki. Hal itu tentu membuat preman itu kesakitan sambil memegangi bagian bawah.
Naomi berlari membantu Harun berdiri dari duduknya. Akhirnya Harun bisa mengalahkan preman tersebut. Lalu Harun segera mengajak Naomi pergi meninggalkan tempat ini dan ikut masuk ke dalam mobil nya.
"Naomi benar benar takut banget, makasih ya om, untung aja ada om" ucap Naomi saat sudah berada di dalam mobil.
"Ya untung saja om lewat jalan itu, kebetulan jalan yang biasanya om lewati macet karena ada kecelakaan di depan. Kamu tidak kenapa kenapa kan Naomi?"