****
Detik demi detik menelusuri jalan. Detikan berubah menjadi menit dan terus berlangsung yang mengubah nya menjadi jam. Sudah cukup lama Gerald menunggu, namun seseorang yang di tunggu-tunggu belum juga sampai.
Kini perasaan semakin kalut ketika beberapa belas panggilan tak di jawab oleh orang yang di tuju. Panggilan tak terhubung itu membuat perasaan nya tak karuan.
Gerald merasa cemas. Sejak terakhir kali ia menghubungi Naomi, handphone perempuan itu tidak lagi aktif sama sekali sampai saat ini. Beberapa pesan pun hanya tercentang satu abu-abu.
"Kamu dimana Na" gumamnya risau menunggu sosok Naomi yang tak kunjung menampakkan diri.
Tak berselang lama, sebuah deringan yang berasal dari handphone nya menyadarkan Gerald dari lamunannya. Segera Gerald berniat ingin mengangkat panggilan itu dengan semangat. Namun saat melihat nama yang tertera, tiba-tiba bahunya langsung merosot lemah.
Ternyata yang menghubungi nya itu bukanlah Naomi melainkan Molina. Selang beberapa saat Gerald menatap bingung ke arah handphone nya. Tumben Molina menghubungi nya. Lalu setelah nya, tanpa menunggu lama ia langsung mengangkat panggilan itu.
"Halo Rald" ucap Molina di seberang sana. Terdengar nada bicaranya seperti khawatir dan gemetar. Membuat Gerald pun merasa was-was.
"Iya ada apa?" tanyanya penasaran.
"Naomi ada sama lo ga?" tanya Molina tak memperdulikan panggilan nya yang memakai lo-gue yang terdengar tak sopan meskipun itu kakak kelas nya.
"Ga ada, ini gue juga lagi nungguin dia. Kenapa?"
"Naomi kabur! Udah dari semalam dia ga pulang" terdengar suara Molina serak yang menahan isakan, membuat perasaan Gerald pun menjadi khawatir.
"Kok bisa?! Jadi sekarang dia ada dimana??!"
"Gue juga ga tau, ini sekarang gue lagi nyari'in dia sama Felix"
"Oke makasih infonya" ujar Gerald langsung mematikan panggilan itu secara sepihak.
Sekarang perasaannya semakin tak karuan. Ia benar benar khawatir. Apa yang sudah terjadi pada Naomi? Pikirnya terus bertanya-tanya. Tangannya pun sudah bergetar cemas. Sekarang ia harus mencari gadis itu kemana?
***
Langkah demi langkah Naomi menelusuri jalan dengan kondisi tubuhnya yang semakin menurun. Kini langkah nya semakin melambat dan sekarang pun rasanya ia sudah tak sanggup jalan lagi. Bahkan ia pun menggesek gesekkan kakinya menyeret, memaksakan kaki lemahnya untuk terus melangkah.
Beberapa orang memperhatikan nya dengan tatapan aneh. Ada juga yang menanyakan kondisi nya yang terlihat mengkhawatirkan, namun Naomi hanya menggeleng dan bilang jika ia tidak apa-apa.