6

16 7 4
                                    

Vernondra Nichol

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vernondra Nichol

****

Sejak tadi Naomi tak henti-henti memegangi kepalanya, rasanya pusing. Ia juga tidak tahu apa penyebabnya. Melihat kedepan, Naomi melihat sosok Gerald berjalan lemah sambil membawa tas dipunggung nya.

"Kak Gerald" panggil Naomi menghampiri Gerald. Gerald yang merasa terpanggil menolehkan kepalanya mencari sumber suara.

"Ya?" tanya Gerald menatap sayu Naomi yang berdiri didepannya. Keadaannya sangat kacau, wajahnya pucat, matanya merah dan tubuhnya panas.

"Kak Gerald sakit? mukanya pucat" tanya Naomi menempel punggung tangan nya pada dahi Gerald.

"Astaga panas banget, kita ke UKS ya kak" tawar nya.

"Gw ada ujian" balas Gerald menggeleng pelan.

"Tapi kesehatan lebih penting, bisa ujian susulan kan?Lebih baik kak Gerald istirahat dulu, jangan dipaksain yang ada tambah sakit" ujar Naomi penuh kekhwatiran pada raut wajahnya.

Naomi benar benar tak memperdulikan dirinya sendiri, kepalanya berdenyut kuat tapi seakan-akan ia lupa. Yang ada dipikirannya hanyalah Gerald.

Tanpa mendapatkan persetujuan Gerald, Naomi langsung menarik Gerald menuju UKS.

***

Sebuah motor masuk ke pekarangan halaman rumah yang tak begitu luas, rumah itu sangat sederhana tetapi sangat nyaman untuk ditempati.

Seseorang turun dari motor nya, melepaskan helm yang ia pakai, tak lupa juga mencabut kunci motor nya. Ia melangkah memasuki rumah itu. Saat akan melepaskan sepatunya, pandangannya jatuh pada sebuah amplop berwarna coklat yang diselipkan di rak sepatu. Ia mengambil amplop itu lalu membukanya. Didalam amplop itu terdapat beberapa seikat uang seratus ribu, kira kira nilainya Rp 10.000.000.

Felix meremas amplop itu, menutup kasar kembali amplop itu lalu memasukkan nya kedalam tas. Wajahnya berubah memerah, menahan sebuah amarah yang terlihat jelas di wajahnya. Dengan cepat ia melangkahkan kaki buru-buru menaiki motornya kembali. Memakai helm nya lalu menghidupkan motornya. Mengendarai motor nya dengan kecepatan tinggi.

***

Sekarang Naomi sedang membaringkan tubuhnya pada sofa di ruang keluarga setelah membersihkan diri dari keringat yang menempel. Rasa pusing di kepala nya sudah hilang setelah meminum obat pereda sakit kepala yang ada di UKS sekolah tadi. Televisi didepannya ia nyalakan tetapi pandangannya asik pada layar ponsel.

"Naomi" suara panggilan seseorang dari dapur mengalihkan pandangannya. Mematikan ponselnya lalu beranjak menuju dapur.

"Kenapa ma?" tanya Naomi saraya menggaruk dahinya yang sedikit gatal.

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang