21

1 2 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Akhh kepala gue kenapa pusing gini ya?" gumam Naomi memegangi kepalanya yang terasa sakit.

Jujur, sebenarnya entah mengapa akhir akhir ini ia merasa lelah, tubuhnya terasa lemas, kepalanya kadang terasa nyut-nyutan.

Sejak kejadian itu, saat dimana Naomi mengetahui penyebab kecelakaan yang ia alami, sudah beberapa hari ini ia tidak masuk sekolah.

Mungkin efek syok berat tubuhnya menjadi lemas dan sakit.

Nadina tidak tau kondisi Naomi. Selama beberapa hari Naomi mengurung diri di kamar. Nadina berfikir jika ia sedang menenangkan dirinya dan tak berfikir yang lain.

Naomi tak ingin Nadina khawatir. Hari ini ia harus pergi sekolah. Sudah banyak mata pelajaran yang ketinggalan.

"Semangat Naomi!" ucap nya sendiri mengepalkan tangannya mencoba kuat meskipun tubuh nya tidak.

Naomi bangun dari tidurnya dan berjalan perlahan menuju kamar mandi untuk bersiap ke sekolah.

Tentang Harun, Naomi sudah muak. Mau melapor ke pihak berwajib juga percuma. Tidak punya bukti yang kuat. Mancis yang ia gunakan tidak terdapat sidik jari karena ia memakai sarung tangan.

Sedangkan pelaku yang menyalip mobil nya entah pergi kemana. Ia melarikan diri. Dan juga tidak ada saksi.

***

"Naomi!" teriak Molina ketika melihat sosok Naomi yang sedang berjalan menuju kelas.

Molina berlari kecil sembari merentangkan tangannya. Saat sudah sampai ia langsung menghamburkan dirinya, memeluk erat tubuh Naomi.

"Ya ampun Na, lo kemana aja gue kangen" ucapnya parau.

Molina sudah tau kabar mengenai apa yang Naomi alami. Siapa pelaku di balik kecelakaan nya di masa lalu. Molina mendengar nya ikut sedih dan marah.

"Lo baik baik aja kan? Sehat kan?"

"Iya Lin" balas Naomi.

"Eh itu dia!"

Our DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang