45

611 44 9
                                    

Keadaan taehyung saat ini terlihat kacau, sudah 6 hari dirinya tanpa kekasihnya.

Setelah penculikannya, Saena dan taehyung benar benar berpisah. Setelah mencoba mencari Saena ke segala tempat, hasilnya tetap nihil.

Memang, taehyung menyadari dirinya memang tidak tau diri, mencintai seseorang yang sudah jelas adik dari rival nya yang telah terbunuh oleh komplotannya, bukan lah akhir yang baik.

Di sisi lain, Taehyung benar benar sudah sangat mencintai gadis itu. Saena, dengan segala rupawan dan kebaikan hatinya, taehyung sudah jatuh kepada Saena.

3 hari lalu mereka kembali ke Korea setelah urusannya selesai. Kini, taehyung tengah meneguk segelas wine di genggamannya. Menatap kosong ke arah jendela luar yang menampakan pemandangan dari sekeliling mansion nya.

*Clekk

Seseorang membuka pintu ruangan taehyung. Taehyung menyadarinya, tapi dia tetap diam.

"Taehyung" panggil yoongi di belakang tubuh adiknya.

Taehyung tetap tidak berkutik.

"Kau gila? Ini wine mu yang ke berapa? Apa kau ingin mati sialan hanya gara-gara minuman wine mu itu?"

Yoongi bodoh, taehyung tidak akan menembali siapapun yang berusaha mengajaknya bicara.

"Kau ini taehyung? Adik ku?_"

"_sepertinya bukan, Sekarang kau payah"

*Prangg..

Gelas di tangan Taehyung terlempar, siapa lagi perlakukanya tentu saja taehyung sendiri.

Taehyung berdiri dari duduknya, menatap yoongi yang berdiri tepat di hadapannya dengan pandangan dingin.

"Hyung.." panggil taehyung dengan nada dingin.

Yoongi benar benar melihat kekacauan dari sorot mata adiknya, dia benar benar sudah tergila-gila dengan gadis itu, pikir yoongi.

"Kau bilang aku payah?" Taehyung semakin mendekat.

"KAU YANG PAYAH!" Bentak taehyung.

Taehyung mengepalkan tangannya, menatap yoongi dengan penuh kemarahan.

"Aku tidak ikut membunuh Seungyoo.." seketika suara taehyung memelan.

"TAPI!" kepalan itu berpindah ke kerah baju yoongi, kini mata taehyung memerah dengan urat wajah dan tangannya yang terlihat jelas.

"KENAPA? KENAPA AKU YANG MERASAKAN KARMA NYA!!" teriak taehyung tepat di hadapan wajah yoongi.

Yoongi memejamkan matanya, taehyung benar benar terlihat murka.

"Kita bisa bicara baik baik" ucap yoongi pelan.

Taehyung melepaskan kepalannya di kerah yoongi. Mengeluarkan smirk nya kemudian tertawa.

"Hahahaha.. Ya ya, kau bisa mengatur semuanya.." taehyung kembali berjalan menuju kursinya dan menginjak pecahan galas dengan kaki telanjang nya.

Yoongi menghela nafas panjang.

"Apa disini aku sepenuhnya salah?" Yoongi kembali mengeluarkan suaranya.

Pria dingin itu berjalan ke arah taehyung tengah duduk, berdiri tepat di depan kaca besar dengan pandangan menilik seluruh pemandangan.

"Apa kau tidak salah?"

"Apa sekarang semua ini menjadi karma?"

"Bukan kah saat itu, kematian Seungyoo menjadi sebuah kesuksesan untuk kita?"

"Dan.. sekarang kau bilang ini sebuah karma?" Yoongi membalikan badannya menatap Sang adik, yang senantiasa mengatur emosinya.

Taehyung masih waras, pria dingin di hadapannya ini masih kakaknya. Dia, tidak mungkin bersikap egois dengan selalu menyalahkan atau bahkan sampai mencelakai yoongi, taehyung masih waras.

"Tapi kenapa sekarang kau pikir ini sebuah karma? HAH?" Yoongi berteriak dan kembali menetralkan wajah emosinya yang sedari tadi ia jaga.

"Hyung.." taehyung menatap wajah kakak nya.

Menjatuhkan dirinya di kaki kakaknya, dan.. mulai menangis.

"Hyung, aku.. aku ingin Saena Hyung.." taehyung menangis.

Yoongi terkekeh melihat perubahan sikap taehyung. Siapa gadis itu yang berani-beraninya mengubah sikap keras adiknya menjadi seperti saat ini.

"Hyung, kenapa harus Saena.. kenapa Saena harus ada di dalam lingkaran itu, Hyung.." taehyung masih memeluk sebelah kaki yoongi dengan wajah merengek nya.

Tangisan yang sebenarnya sudah taehyung tahan, tapi dengan menahan rasa rindu dan cintanya kepada Saena menjadikan taehyung yang kejam. Seluruh kesedihannya sudah taehyung tumpahkan dengan keserakahan.

Meminum seluruh wine Yang ada di gudang, menembak siapapun yang mengganggunya, mendiamkan seluruh keluarga nya, bahkan menerima tawaran sebagai pembunuh bayaran.

"Ya! Taehyung-ah.. dengarkan aku" yoongi mengangkat kedua bahu taehyung agar taehyung duduk di posisinya semula.

"Ini sudah berakhir, kau tidak bisa mengubah siapapun, Saena tetap adiknya Seungyoo, kau juga tidak bisa mengubah rasa benci seorang adik kepada seseorang yang sudah menghabisi kakaknya, taehyung-ah"

"Kau tetap disini, dan Saena di sana. Kalian, memang tidak bisa bersatu. Kita, tetap disini, jangan pernah sesali kejadian itu hanya karena gadis itu"

"Tapi Hyung, aku mencintai Saena" ucap taehyung.

"Aku tau, aku paham bahwa kau sangat mencintai gadis itu. Sebelumnya, aku tidak pernah melihat ketulusan mu dalam cinta, tapi gadis itu berbeda, kau mengenal cinta yang sesungguhnya? Kan?"

Taehyung menatap dalam mata yoongi "Hyung, aku ingin Saena!"

Dan beranjak meninggalkan yoongi.

"Dasar manusia bodoh!" Umpat yoongi menatap punggung adiknya yang sudah di lahap pintu.

*

Saena menatap seluruh Bingkai yang ada di mansion ini, sekarang Saena sudah sedikit paham dengan bagian bagian dari mansion ini.

Jungkook senantiasa menjaga dan menghibur nya. Namun, bayangan pria yang dia cintai tetap menghantuinya. Tapi, saat taehyung tengah menghantui Saena, bayangan oppa nya tidak luput Saena lihat.

Saat ini, Saena sudah tau apa hubungan mereka. Jungkook menceritakan semuanya, bahkan Poto di dalam bingkai ini pun membuktikan kedekatan mereka, dahulu.

"Noona!"

Saena terlonjak kaget.

"Ya! Jungkook!" Kaget Saena.

Jungkook tertawa menampilkan seluruh deretan giginya, gemas.

"Kau sedang apa, Noona?" Tanya Jungkook ikut penasaran.

Saena tersenyum "kalian benar benar sedekat itu ya?"

Jungkook sedikit berpikir "emm.. taehyung? OH YA!"

Memang, Taehyung tidak pernah luput dari obrolannya.

"Kami memang dekat, tapi itu, dulu.."

Saena terkekeh kecil "ya, aku paham. Kau sudah makan?" Tanya Saena.

Jungkook menggeleng.

"Baiklah, ayo kita memasak"

Sedikit terlihat tidak tau diri Saena ini, saat pertama kedatangannya dia menangis seperti orang gila. Tapi, di hari ke 10 nya ini semua berbalik seratus depan puluh derajat.

Tapi dengan adanya Jungkook sedikit membuat Saena melupakan bahwa kekasihnya memang bajingan. Saena sudah menganggap Jungkook seperti adiknya sendiri, bahkan Jungkook dengan adiknya yang sudah meninggal pun terlihat seumuran, itu sedikit mengantikan rindunya kepada soohee.



-tbc.

mafia ganteng [kth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang