Bab 7 Announcement

6 7 0
                                    

Mereka semua berlari menuju lantai dua gedung satu. Sesampainya diruangan tersebut mereka mendengar suara isak tangis yang begitu pelan namun jelas.

" Stefi! " Panggil mereka sambil menggedor gedor pintu.

Mereka tidak bisa membuka pintu tersebut karena pintu tersebut tergembok.

"Kita harus segera temuin kuncinya! "

" Ya tapi dimana dul? "

" Coba kita mulai cari sekitar sini "

Mereka mulai mencari kunci disekitar lantai dua tersebut sambil mencoba berkomunikasi dengan Stefi dengan mengetuk dan memanggilnya bahkan jika mereka memecahkan kaca pun mereka masih belum bisa masuk dan terlalu beresiko.

" Sekha lihat ada yang aneh di mading! "

" Apa...apa? "

" 1617579 "

" Apa maksudnya? "

" Semuanya coba berpikir "

Saat semuanya sedang berpikir teka-teki tersebut dan mencoba mencari kunci lampu ruangan tersebut kembali hidup,mati,hidup,mati dan terdengar suara hentakan berulang kali.

" Kelamaan semuanya coba cari semacam kawat yang bisa kita bentuk kita coba pake itu! " Usul Aji.

Beberapa orang mencari kawat tersebut di ruangan tersebut dandan yang lainnya masih berusaha memecahkan.

" Euh.....euh....apa ayo Abdul mikir! "

" Ayo angka....angka apa itu angka apa?"

" Nomor....nomor peserta ujian?  iya itu salah satu nomor ujian aku yakin diawali tahun angkatan tahun 1617 "

" Berarti kita harus cari orangnya? " Tanya Rudi.

" Semuanya berpencar dan cari disetiap kelas  "

" Bukan orang Rud yang kita cari tapi kursi! " Ucap Nur.

" Kursi? Aku mengerti sekarang "

" Yang dapet duluan langsung buka! " Teriak Aris dari arah tangga.
Sedangkan Nur dan Aji berjaga disana dan mencoba membuka kunci tersebut dengan jarum pentul milik Nur.

" Dimana...dimana...1617642......654 "

" 1617654.......1617678 "

" 1617701.....161775 "

" Hey bangku di ruang ini hilang satu! " Teriak Anindya dari lantai satu.

" Dipakai apa....ayo pikir...pikir...pikir...Abdul! Bangku untuk alas menulis dan hilang juga dipakai untuk menulis juga bisa berarti Bangku penerima tamu di gedung satu " Teriak Abdul sembari keluar dan berlari menuju gedung satu.

" Sekha jaga disini "

" Hahh...." Sekha bingung dengan permintaan Abdul tapi dia terus berpikir positif.

Mendengar suara Abdul membuat yang lainnya ikut berlari ke arah gedung satu namun dihalau Sekha.

" Aku paham sekarang kita gak bisa semua kesana bakalan lebih lama "

Abdul bersama Anindya pergi mencari bangku tersebut ddngan jarak yang terpaut jauh Anindya yang duluan sampai disana.

" Itu....dia mana...mana kuncinya...aku dapet! Hah...hah... "

Anin segara berlari kembali ke belakang menuju Abdul ia melihat Abdul berada di lorong.

" Abdul! " Anin berlari lalu melemparkan kinci tersebut ke arah Abdul.

" Ayo nin! "

Abdul berbalik arah menuju ruang tersebut sesampainya di dekat lapangan Abdul melihat Aris disana lalu melemparkan kunci tersebut.

" Aris Ambil! "

" Dapat "

Aris berlari ke seberang lapangan lalu menuju ke halaman depan gedung dua.

" Ris jangan lempar langsung nanti balik lavi kejauhan " Teriak Rudi dari langai dua.

" Hahhh...hahh...berat..berat...biar pas...pas! "

Aria langsung membuka sepatunya dan memasukkan kunci tersebut kedalamnya dan ditutup kaos kaki.

" Rud tangkap! "

" Haaap! Good "

" Dalam sepatu ka! " Ucap Rudi sambil melemparkan nya ke arah Sekha dia arah tangga.

" Nur Ambil "

" Dapet! " Nur langsung membuka isi sepatu tersebut dan mendapatkan kunci gemboknya.

" Lepasin ji! "

Aji segera melepaskan jarum pentul tersebut dari dalam gembok lalu Nur dengan cepat memasukkannya dan membuka gembok tersebut lalu membuka pintu ruangan tersebut dan begitu terkejut nya Nur dan Aji melihat Stefi berada di dalamnya.

" Stefi! "

Announcement " You Must Be Die "  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang