Part 1

7.4K 717 80
                                    

Aran memasukkan beberapa barangnya kedalam tas ransel miliknya. Matanya menatap jam dinding dikamarnya. Sebenarnya jam masuk kegiatan ospek dikampusnya masih sangat lama tapi ia turun lebih awal.

"Ibu"

"Kamu udah mau berangkat?"

"Iyaa, Aran makan dikantin aja nanti sama Oniel"

"Yaudah hati hati"

Cuaca cukup cerah diawal pagi, Aran menaiki motor kesayangannya yang ayahnya wariskan padanya.

Aran tersenyum menikmati paginya. Sudah sangat lama ia menantikan untuk masuk diuniversitas yang selama ini ia incar. Aran sosok yang mudah bergaul, senyumannya yang manis bisa membius siapapun yang melihatnya. Tatapan mata Aran tak kalah mempesona bagi siapapun yang melihatnya. Sebagian orang akan melihat Aran adalah orang yang sangat santai menjalani hidupnya seakan akan tanpa beban tanpa tahu masalalunya. Bagi Aran cukup ia yang tahu apa yang sudah terjadi pada dirinya dulu, kini ia hanya ingin bahagia dengan caranya sendiri.

Menikmati suasana pagi benar benar menyenangkan. Hal yang harus disyukuri setiap hari saat Sang Pencipta masih memberikan kita kesempatan untuk hidup.

Tak ada yang abadi tapi bagi Aran saat ini hidupnya sudah lebih membaik dan ia hanya tinggal menikmatinya. Kampus yang ia inginkan pun sudah ia genggam dengan beasiswa sepenuhnya.

Aran memarkirkan motornya, jelas sekali belum ada orang yang datang. Hanya beberapa anggota BEM yang ada disana. Aran segera menuju kantin, dan memesan makanan.

"Kucing" panggil Aran

Ia mencari kucing yang kemarin ia temui. Kucing itu terluka dibagian kakinya dan Aran sempat mengobatinya.

"Liat aku bawa apa?"

Kucing itu mendekat kearah Aran. Ia memberi makanan pada kucing itu.

"Cepat sembuh" ucapnya

Seorang gadis sedari tadi mengamati Aran, ia tersenyum manis dengan menampilkan lesung pipinya.

Aran kembali ketempat duduknya, menyantap sarapan.

"Lo gak nunggu gue ya"

"Sorry Niel" ucap Aran dengan mulut penuh

"Mirza mana?"

"Gak tau tuh opung masih tidur kali"

"Lo gak telpon"

"Yah Niel gue kan bukan pacarnya"

Oniel mencari kontak Mirza

"Fiks ketiduran nih dia"

"Yaudah sarapan dulu"

Mereka sarapan bersama sambil menunggu Mirza.

"Ran gimana kalau dia telat?"

"Gak papa kita tunggu"

"Kalau dihukum?"

"Yaudah dihukum bareng" Aran menepuk bahu Oniel

"Ran mau kemana?"

"Ntar"

Aran berlari, ia langsung mengambil kotak besar yang dibawa oleh seorang gadis. Aran tersenyum ramah pada gadis itu.

"Mau dibawa kemana ka?"

"Gak usah aku bisa"

"Ini berat"

Aran melihat tangan gadis itu kotor, ia lalu meletakkan kardus itu dilantai

"Tangan ka Anin kotor"

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang