Part 7

2.6K 543 91
                                    

Flashback on

Mirza dan Oniel keluar berjalan jalan sebentar setelah acara tadi meninggalkan Aran dikamar.

"Mereka belum mulai rapat ya?" Tanya Oniel

"Iyaa tuh, cape banget kayanya jadi BEM"

Keduanya tertuju pada Shani yang memasuki ruangan tempat para anggota BEM akan rapat.

"Kayanya gue tau siapa yang disuka sama Aran" ucap Mirza

"Siapa?"

"Ka Shani, gue jamin"

"Serius lo?"

"Iyalah, soalnya tadi pas penjelajahan Aran gak pernah lepas merhatiin ka Shani. Lo perhatiin deh cara Aran natap ka Shani"

Nafas Anin tercetak mendengar apa yang Mirza katakan. Botol ditangannya ia remas kuat menahan sesak didadanya.

"Satu, dua, tiga, empat, lima...." Anin berusaha menahan amarahnya yang begitu menyakitkan namun ia tak berhasil menyelesaikan hitungannya.

Anin masuk keruang BEM dengan semua kumpulan emosinya yang tak lepas.

Flashback off

Anin melewati Aran begitu saja tanpa melihat Aran. Hanya dalam waktu sehari Aran menjadi orang lain dimata Anin. Bukan Anin tak melihatnya, Anin tak ingin semakin dalam menyukai Aran. Anin pun sadar Aran hanya menganggapnya sebagai teman tak pernah lebih dari itu.

"Nin gue kekelas" Deo meninggalkan Anin dikoridor

Anin melanjutkan langkah menuju kelasnya.

"Anin" Anin tahu siapa yang memanggilnya tapi ia terus berjalan tanpa mau berhenti.

Aran langsung menghadang langkah Anin. Terlihat jelas betapa khawatirnya Aran dari sorot matanya.

"Nin" Aran memegang bahu Anin, memperhatikan keadaan Anin

"Are you okay?"

Hanya anggukan kecil yang Aran terima, Anin melepaskan tangan Aran dari bahunya meninggalkan Aran.

"Nin, aku salah apa?"

Anin berhenti mendengar kalimat itu muncul dari mulut Aran.

"Gak ada Ran, gue yang salah udah jatuh hati sama lo" tak Anin ucapkan hanya tersirat dalam hatinya.
Anin meninggalkan Aran begitu saja tanpa jawaban.

Shani berdiri beberapa meter dibelakang Aran, ia hanya diam melihat semua itu.

......

Aran dengan setianya menunggu Anin rapat BEM. Ia tahu dari Sisca jika hari ini Anin akan disidang karna masalah kemarin. Setelah mata kuliahnya hari itu selesai Aran bergegas menunggu Anin didepan ruang BEM.

"Lo pulang duluan aja Niel"

"Gak papa Ran gue temanin lo disini"

Beberapa anggota BEM pun telah keluar, termasuk Naomi yang bermasalah dengan Anin kemarin.

Anin keluar, matanyanya langsung tertuju pada Aran yang berdiri tepat didepannya. Anin menoleh kesamping dan melihat ada Shani berdiri dibelakangnya. Anin tak memperdulikan tatapan Aran padanya, ia berjalan begitu saja.

"Nin, Anin" panggil Aran

Anin terus berjalan menuju parkiran.

"Aninditha" tanpa pikir panjang Aran memeluk Anin

"Gak papa Nin, aku ada"

Kata itu malah menyakitkannya meskipun Aran tak salah disini. Sedari awal Aran menegaskan bahwa ia ingin selalu berada disamping Anin.

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang