Aran tersenyum sepanjang jalan melihat telapak tangannya. Anin sudah membuka diri untuknya. Mirza yang melihat itu sengaja menyenggol Aran.
"Senyum-senyum bae lo, seneng banget ya"
"Gue jadi kangen Anin"
"Hahaha baru lo ketemu tadi"
"Gak tau gue sesenang ini sama perhatian dia tadi"
Mirza mengangguk sambil tersenyum, ia bisa merasakan betapa bahagianya sahabatnya ini karna gadis dingin yang sudah berhasil Aran cairkan hatinya.
"Ka Shani" teriak salah satu anggota Aran yang melihat Shani terjatuh.
Aran yang berjalan didepan Shani otomatis langsung berlari kearah Shani. Lutut Shani berdarah karna terkena beberapa kerikil.
"Mana kotak obatnya lu?"
"Ini Ran"
Aran membersihkan luka itu sebelum menutupnya dengan plaster.
"Bisa jalan?"
"Kaki ka Shani bengkak Ran" ucap Mirza
"Gak papa bisa kok"
"Kaki kakak terkilir tuh, ayo naik"
Aran memberikan punggungnya untuk Shani.
"Gak usah Ran"
"Gak usah ngerasa bersalah karna tadi ka, aku gak papa"
Shani akhirnya menurut, Aran menggendong Shani menuju pos terakhir. Jantung Shani berdetak kencang berharap Aran tak merasakannya.
"Deg degkan ya" mata Shani otomatis membulat mendengar pernyataan Aran
Aran malah tertawa melihat wajah kaget Shani.
"Kaos aku sampai dipegang kencang gitu"
"Gak kok"
Wajah Shani berubah memerah, ia sembunyikan dibalik bahu Aran.
"Tahan ya ka bentar lagi sampai"
Mereka dipos ketiga, tak ada perintah apa apa, meraka hanya diminta untuk istirahat setelah perjalanan beberapa kilometer.
Aran mendudukkan Shani disebuah batu besar. Ia melepaskan sepatu Shani.
"Nih Ran kompres, bentar lagi bantuan datang kata kakaknya" lulu memberikan kompres dingin
"Makasih lu"
Aran meletakkan kaki Shani dipahanya dengan hati hati Aran mengompres kaki Shani yang sedikit membiru.
"Tangan kamu luka Ran? Maaf"
Aran mendongakan kepalanya sambil tersenyum.
"Bukan salah kakak, jangan minta maaf ya"
Shani tersenyum tipis, Shani selalu mendapatkan perlakuan perlakuan kecil namun manis dari Aran. Mulai dari Aran yang rela memayunginya meskipun harus basah terkena hujan, Aran yang mengantarnya sampai keruang rapat, Aran yang mencegahnya memegang kucing hanya karna takut alergi Shani ikut kambuh, Aran yang rela dihukum hanya untuk membantu Shani dan tak meninggalkannya dibelakang, sekarang Shani menerima pelakuan manis dari seorang Aran yang mampu mencuri intensi hatinya.
Anggota kelompok Aran ikut duduk melingkar bersama Shani, mereka bercerita tentang pos pos yang mereka lewati. Shani hendak mengambil botol minuman namun Aran yang langsung mengambilkannya sekaligus membukakan minuman untuk Shani.
"Makasih"
Aran mengangguk kecil tanpa melihat Shani.
Shani memandangi wajah samping Aran yang sibuk memperhatikan teman temannya bercerita, Shani suka semua yang ada diwajah Aran. Hidungnya yang mancung, matanya yang tak terlalu besar, senyuman khas yang selalu ia tunjukkan, semuanya mampu membuat Shani tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Rain
FanfictionSetelah hujan akan berganti pelangi dengan bias cahayanya namun terkadang pelangi tak muncul dan hujan turun dengan derasnya. Sama seperti cinta tak selamanya akan selalu indah dan menyenangkan. "Aku datang bukan untuk merubah mu tapi aku datang unt...