Epilog

3.3K 386 90
                                    

"Anin, Anin, Anin tunggu" Aran meraih tangan Anin

"Apalagi sih Ran" Anin begitu kesal

Aran menatap wajah Anin, ia tahu Anin dalam mood yang tak begitu baik.

"Nin, waktu kita udah mepet banget kalau mereka harus ubah keseluruhan gak akan sempat, kamu denger sendiri kan"

"Arandy denger ya! Kita nikah sekali seumur hidup, aku gak mau sembarangan diacara sakral kita. Kamu mikir gak sih"

Aran mengusap wajahnya kasar. Terlalu banyak permasalahan yang mereka hadapi menjelang acara pernikahan mereka.

"Nin, aku tau tapi kita gak bisa kalau har..."

"Yaudah batalin aja pernikahannya"

"Apasih Nin, kok kamu ngomong gitu"

"Aku udah bilang Ran, mereka yang salah dan harus tanggung jawab dong"

Aran tak bisa lagi membujuk Anin.

"Terserah kamu lah Nin"

Aran meninggalkan Anin begitu saja. Begitu banyak yang tak sesuai dengan keinginan Anin mulai dari design undangan, gaun pengantin, hingga konsep dekorasi padahal tinggal beberapa minggu lagi menjelang hari bahagia mereka.

Anin menyetir mobilnya sendiri tanpa ada Aran lagi. Ia menyalakan radio untuk menghilangkan kebosanannya dikepung oleh kemacetan.

"Oke kali ini kita dapat request lagunya Nuca feat. Mahalini-Janji Kita. Selamat menikmati" ucap penyiar

Senja menampakan keindahan langit jingga yang menawan. Anin merasakan tenang mendengarkan lagu itu sambil menatap langit.

Foto mereka yang Anin pasang didashboard mobilnya membuat Anin tersenyum. Mereka sudah sampai dititik ini, titik dimana selangkah lagi mereka saling memiliki satu sama lain dan saling melengkapi tapi ego masing masing sedang memanaskan suasana. Banyak hal yang sudah mereka lewati untuk bisa ketitik ini.

Anin mengelus foto Aran yang tengah tertawa dengan matanya yang tertutup. Foto itu adalah foto prawedding mereka.

Anin masih mengingat jelas saat Aran melamarnya didepan makam papah dan mamahnya.

Flashback on

Aran membersihkan tangannya setelah mencabut rumput rumput liar dimakam kedua orang tua Anin. Ia mengeluarkam sebuah kotak hitam yang berisikan cincin.

"Aninditha didepan almarhum kedua orang tua kamu, aku mau ngelamar kamu untuk jadi pendamping hidup Arandy selamanya" ucap Aran tiba tiba

Mereka padahal baru kembali menjalin hubungan sekitar 2 minggu tapi Aran sudah melamar Anin.

Anin awalnya begitu kaget namun ia tertawa melihat Aran yang bercucuran keringat dicuaca mendung.

"Ngelamarnya boleh ditempat romantis gak sih boo, ini kuburan loh"

"Ini romantis Anin, aku ngelamar kamu didepan orang tua kamu"

Anin tertawa kecil, ia mengusap rambut Aran

"Menikah sama aku Nin"

"Iyaa boo aku mau"

"Aku gak nanya kamu mau atau gak Nin, kamu mau gak mau aku tetap maksa"

"Emang ya ngeselin banget" Anin tersenyum sambi mengacak acak rambut Aran

Aran memasangkan cincin itu ke jari Anin.

Flashback off

"Tanpa mu aku tak akan bisa merasakan cinta sempurna kau lengkapi ku, kamulah cinta yang dikirim Tuhan untuk ku"

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang