Part 8

2.7K 480 60
                                    

Matahari masih malu malu diufuk timur menampilkan dirinya tapi Aran sudah berada didepan pagar kos Anin. Berulang ulang Aran menelpon Anin namun tak juga diangkat oleh Anin.

Senyuman Aran mengembang saat melihat Anin dengan wajah kesalnya.

"Ran ini masih jam 6 kurang" rengek Anin

Aran tak memperdulikannya, Aran memasangkan helm pada Anin dan menariknya menuju motor kesayangan milik Aran.

Motor Aran melaju menuju kawasan car free day. Sepanjang jalan Anin terus mengomel pada Aran tapi ditelinga Aran terdengar seperti nyanyian.

"Aku dimotor aja"

"Kan mau nemani aku lari"

"Gak mau, masih ngantuk"

Aran dengan gemesnya mengacak ngacak poni Anin. Senyumannya terus terukir melihat wajah kesal Anin yang terlihat imut dimatanya.

"Lari pelan aja"

"Yaudah" Anin menerima uluran tangan Aran.

Anin berlari pelan dibelakang Aran.

"Semangat Aninditha" teriak Aran

"Diam Aran"

Aran berada jauh didepan Anin sehingga Anin bisa memandangi Aran sambil mengingat ingat kembali betapa manisnya senyuman milik Aran. Masih terasa hangatnya pelukan Aran kemarin. Masih terus terputar kata kata manis milik Aran untuknya. Sepanjang hidupnya, baru kali ini Anin dibuat jatuh hati pada sosok Aran.

Bagi Anin, Aran bukan hanya orang yang mampu menerimanya tapi Aran selalu mampu membuatnya tersenyum dan nyaman didekatnya.

Beberapa kali Anin mengambil gambar Aran yang sedang berlari.

"Aran, cape"

Aran langsung berputar arah menuju Anin.

"Belum ada setengah jam Nin"

"Cape, mau makan"

"Yaudah sarapan dulu"

Aran mencari cari tempat makan yang nyaman untuk mereka.

"Kamu suka bubur gak?"

"Suka"

"Bubur aja ya"

Aran menarik tangan Anin menuju penjual bubur didekat mereka.

"Pak buburnya satu ya"

"Kok satu Ran?"

"Aku kan mau lari bakar kalori bukan nambah kalori Nin"

"Yaudah, pak jangan pake kacang ya"

"Kenapa?" Bukan pedaganggya yang bertanya tapi Aran

"Gak suka" jawab Anin enteng

Tak lama bubur pesanan Anin datang.

"Minumnya apa neng?"

"Teh manis ya pak anget aja"

"Minum manis, padahal udah manis"

"Berisik" ucap Anin tepat didepam wajah Aran membuat Aran tertawa kecil karna begitu gemes dengan wajah Anin.

Anin tampak menikmati buburnya tanpa memperdulikan Aran disampingnya.

"Minumnya"

"Makasih pak"

Aran memegangi minuman Anin karna disana tak ada meja. Aran tak henti hentinya memandangi Anin yang sibuk dengan buburnya.

"Tau gak kenapa aku ajakin joging?"

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang