Part 28 (Ending)

4.5K 633 338
                                    

Dua tahun berlalu.

Anin tengah duduk disofa rumahnya menonton film monster university di televisinya. Ditemani cemilan kesukaannya.

Ponselnya sedari tadi berdering namun Anin tak menghiraukannya.

"Mbak Anin, ada mbak Sisca"

Anin langsung terlompat dari duduknya. Mulutnya masih terisi snack yang ia makan.

"Bagus ya lo gak angkat telpon gue dari tadi, lo udah dua hari gak masuk kantor. Mau lo gue pecat"

Bukannya takut Anin malah tersenyum pada Sisca. Perusahaan milik keluarganya kini dikelola oleh Sisca dan Anin menjadi bawahan Sisca atas permintaan Anin sendiri. Ia tak mau stres memikirkan perusahaan dan memilih Sisca sebagai direktur diperusahaannya.

"Pecat aku dong"

"Nin, gue naik darah nih lo dua bulan ini kerjanya gak beres"

"Iyaa maaf deh, ntar file laporannya gue kirim lewat email ya bu"

"Yaudah cepat ganti baju, kita bridal showernya Eriel"

"Sekarang banget?"

"Jangan sampe asam lambung gue becampur sama kolesterol gue ya Nin karna lo"

Anin tertawa dan segera berlari mengganti pakaiannya.

Setelah sekian abad akhirnya Eriel, Sisca, Anin dan Feni berkumpul lagi bersama. Mereka menceritakan banyak hal terutama tentang Eriel yang akan segera menikah bersama Oniel.

"Eh Fen, minggu depan Shani pulang ya?"

"Iyaa Sis, akhirnya tuh anak pulang juga"

"Beneran dia mau nikah pulang ini? Di IG nya udah tunangan kan disana"

"Iyaa dia udah tunangan"

"Masih sama Aran dia?" Tanya Eriel lagi

Sisca langsung menyenggol kaki Eriel dan mereka bertiga langsung menatap Anin yang tengah minum.

"Kenapa lo pada ngeliat gue?"

"Udah move on kan Nin? Gak papa kan kita bahas Aran?" Tanya Eriel takut takut

"Gue biasa aja, kan gue sama Aran juga putusnya baik baik" Anin memperbaiki kacamatanya sambil tersenyum

"Syukur deh tapi gue gak pernah yakin Shani sama Aran tuh pacaran" ucap Feni

"Lah elo teman dekatnya" sewot Sisca

"Ya tapi kali ini Shani tertutup banget selama disana"

"Jangan buat gue ngarepin mantan deh Fen"

Semuanya tertawa mendengar ucapan Anin yang sebenarnya datang dari dalam hatinya.

......

"Udah siap semua Shan?"

"Udah, undangannya bisa kamu yang bagi gak aku masih harus ngeliat gaun"

"Iyaa deh"

"Antar ke Anin gak papa?"

Aran seketika diam

"Gak papa tapi kamu jangan cemburu ya"

"Idih pede banget" Shani menepuk nepuk pipi Aran

.......

Aran menatap kantor milik Anin. Ia tersenyum mengingat Anin lagi.

"Ada yang bisa saya bantu pak?"

"Bisa saya ketemu dengan Aninditha?"

"Sementar ya"

Aran melihat lihat kantor yang sangat besar itu.

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang