Part 24

2.4K 531 139
                                    

Setelah subuh Anin mengantar Glend pergi. Hati Anin masih sangat kacau karna kejadian semalam. Bagaimana ia akan jujur pada Aran? Bagaimana reaksi Aran nanti? Semua itu memenuhi pikirannya.

Anin kurang tidur, ia gelisah sepanjang malam. Semua perbuatannya semalam tidak lah benar bahkan ia sudah men-cap dirinya sendiri telah berselingkuh.

Ibu kepala desa datang kerumah mereka. Jika disabtu minggu mereka tidak mengadakan kegiatan apapun sesuai arahan kampus namun ibu kades mengajak mereka mengikuti kegiatan warga.

"Mumpung ada posyandu kan, gimana?"

Mereka berempat terlihat saling melempar tatapan.

"Biar saya aja bu" ucap Anin membuat Feni, Sisca dan Eriel kaget

Mereka berniat menolak tawaran ibu kades tapi Anin malah menerimanya. Sisca melihat ada yang aneh pada sahabatnya itu.

Ibu kades pun berpamitan dengan mereka.

"Nin ngapain lo terima sih?" Tanya Feni

"Gak enak Fen"

"Ya tapikan Aran mau datang Nin"

"Nanti biar aku bilang sama Aran, udah tenang aja"

Anin bersiap siap untuk mandi, setidaknya ia bisa menghilangkan sakit kepalanya akibat kurang tidur.

Setelah mandi Anin masuk kedalam kamarnya, kebetulan ia sekamar dengan Sisca.

"Lo ada masalah apa Nin?"

Hanya pada Sisca, Anin tak dapat berbohong. Sepintar apapun ia menyembunyikan perasaannya tetap saja Sisca tahu.

"Gue ngerasa bersalah sama Aran Sis"

"Maksudnya?"

"Semalam gue dengan sengaja ciuman sama Glend"

"Oh my God"

"Gila kan gue? Gue gak tau kenapa gue ngelakuin itu. Gue takut Sis Aran mutusin gue"

Sisca terdiam melamun. Ia tak bisa berkata apapun lagi.

"Gue juga udah bohong semalam sama dia, gue bener bener bingung Sis" ucap Anin dengan suara bergetar

"Perasaan lo buat siapa sebenarnya Nin? Jangan labil gini"

"Buat Aran, gak mungkin gue setakut ini kehilangan dia"

Sisca terlihat kecewa dengan Anin. Aran yang rela banyak melakukan perubahan dalam dirinya untuk Anin namun Anin sekarang malah merusak hubungannya sendiri.

"Jujur lebih baik Nin dari pada jadi bom waktu buat diri lo sendiri"

"Gue takut kehilangan Aran"

"Itu sudah jadi konsekuensi lo Nin"

Sisca keluar dari kamar itu, ia kecewa pada Anin.

......

Mobil Mirza sampai didepan rumah para gadis. Betapa bahagianya Aran, terlihat dari wajahnya yang begitu berseri seri.

"Ka, Anin mana?" Aran tak melihat Anin keluar dari dalam rumah

"Anin lagi ada kegiatan Ran" ucap Feni

"Bukannya sabtu minggu kalian libur?"

"Tadi bu kades minta bantuan Anin, Ran"

Wajah Aran terlihat kecewa. Siska hanya diam tanpa berbicara apapun.

"Lo mau nyusul ke Posyandu gak Ran, gue antar. Tuh ada motor pak kades" ucap Feni

Aran mengangguk senang. Mirza dan Oniel memilih masuk untuk beristirahat. Aran mengikuti jalan yang diarahkan Feni. Posyandu cukup ramai dan Anin terlihat sibuk.

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang