Part 27

2.8K 502 84
                                    

Judika-Bagaimana kalau aku tidak baik baik saja

Mirza membangunkan Aran karna ponselnya sedari tadi berdering.

"Hp lo bego, berisik"

Aran menatap ponselnya sekilas lalu mematikan nada suara diponselnya.

"Kenapa gak lo angkat?"

"Anin"

Mirza mengerutkan keningnya, ini bukan seperti Aran. Biasanya Aran akan selalu mengangkat telpon Anin.

"Lo marahan lagi?"

"Gak, gue gak mau aja angkat"

"Lo udah balikan kan?"

"Udah"

"Terus kenapa lo gini?"

"Gak tau gue bosen aja"

Mirza langsung menendang Aran

"Ngapain lo balik sama ka Anin kalau lo udah bosen"

"Sakit bego, gue gak mau ngelepas dia dan gue juga bingung sama perasaan gue sendiri"

"Jangan labil lo, jangan buat hubungan lo jadi toxic. Buat apa lo lanjut kalau lo begini. Nanti ka Anin pergi baru lo kapok"

"Gak akan, Anin udah janji"

"Serah lo, jangan sampe lo nyesel ya. Ka Anin tuh butuh lo dan dia mau berubah buat lo jangan sia siain itu saat cewek sudah berkorban"

Mirza meninggalkan Aran sendiri sebelum ia semakin kesal dengan sahabatnya itu.

.....

Anin menunggu Aran menjemputnya, setengah jam sudah Anin menunggu Aran diluar pagar rumahnya.

"Mbak Anin, bapak antar saja ya?" Kata supir pribadi Anin

"Gak usah pak, ini pacar saya dijalan kok"

Anin hanya terus menunggu Aran datang. Aran memang kembali tapi terasa berbeda. Aran sampai juga tepat dihadapan Anin, tanpa berkata apapun Aran hanya memberi helm untuk Anin.

"Sudah makan Ran? Aku ada bekal nih, tenang bibi kok yang masak"

"Nanti aku makan"

Sepanjang perjalanan mereka hanya sama sama diam. Aran juga tak membahas apapun tentang dirinya yang terlambat.

"Aku duluan ya, udah telat" Aran berlari meninggalkan Anin diparkiran

Anin hanya bisa menatap punggung Aran yang menjauh darinya.

Jam konsul Anin belum dimulai dan ia memilih untuk masuk keperpustakaan.

"Nin, udah liat jadwal sidang belum?"

"Udah keluar Sis?"

"Udah tuh digrup"

Anin mengecek grupnya, jadwal sidangnya minggu depan dan syukurnya Anin sudah siap untuk sidang pertamanya ini.

"Nin lo bawa bekal?"

"Buat Aran tadi"

"Aran? Tadi gue liat dia dikantin bareng Mirza makan"

"Buat makan siang Sis" bohong Anin

......

Anin mencoba menghubungi Aran, sudah jam 5 sore namun mereka masih di kampus. Aran tak juga mengangkat telponnya. Anin naik kelantai dua menuju kelas Aran.

Disana ia dapati Aran dan Shani tengah duduk bersama, entah apa yang mereka bahas namun mereka tertawa bersama. Anin mencoba menghubungi Aran lagi, ponsel Aran tidak berbunyi namun beberapa kali menyala dan semua itu Aran abaikan. Anin turun kebawah menuju parkiran, rasanya dia tak ada hak untuk marah pada Aran lagi.

After RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang