"Ca, aku hari ini tidak bisa pulang sama kamu. Ada rapat dadakan sepulang sekolah, aku tidak tahu rapatnya sampai jam berapa. Maaf, ya,"
"Ca, sepulang sekolah aku langsung mengurus lomba basket antar SMP."
"Ca, sepulang sekolah aku mengurus lomba basket antar SMA."
"Ca, hari ini aku ada rapat sepulang sekolah."
"Ca.."
"Ca.."
"Ca.."
Semenjak Tara sibuk dengan urusan kepanitiaan acara ulang tahun sekolah, aku jadi jarang sekali pulang bersama dengannya. Aku tidak bisa menyalahkannya karena itu sudah tanggung jawabnya sebagai seorang panitia. Terkadang dia pulang malam dan dalam keadaan lelah. Dia selalu mengabariku kalau sudah pulang ke rumah, tak jarang dia ketiduran saat sedang chat denganku. Tapi, gara-gara itu juga aku jadi sering pulang dengan Adit. Dia kerap menawarkan diri untuk mengantarku pulang, awalnya aku menolak namun akhirnya aku menerima tawarannya. Adit pula yang kerap menemaniku ngobrol saat aku tidak bisa menghubungi Tara yang sedang sibuk.
M. Raditya : Ca, kamu tidak bosan di rumah?
Alisha Az-zahra : Bosan sih, biasanya jalan-jalan dengan Tara.
M. Raditya : Jalan-jalan sama aku, yuk. Terserah kamu mau ke mana.
M. Raditya : Makan mie ayam?Alisha Az-zahra : Hmm boleh deh.
M. Raditya : Yes!
M. Raditya : Setengah jam lagi aku jemput, ya. Siap-siap gih.Aku tidak lagi membalas chat Adit. Aku meletakkan ponselku di samping bantal, aku memandang langit-langit kamar yang aku tempelkan hiasan glow in the dark berbentuk bintang. Hiasan yang persis sama dengan milik Tara karena kami membelinya bersamaan, bahkan Tara yang membantuku menempelkannya. Aku beranjak dari tempat tidur dan segera mandi. Saat aku masih bersiap-siap, Adit sudah menungguku di depan rumah. Aku memberitahunya untuk menunggu sebentar lagi. Sebelum pergi aku mengabari Mama kalau aku pergi dengan Adit.
Aku mengenakan celana jeans, baby tee, dan varsity jacket. Aku ketularan gaya berpakaian Tara sepertinya. Aku meraih tas kecil yang tergantung di balik pintu dan memasukkan dompet, ponsel, dan sisirku ke dalamnya. Aku bergegas lari ke ke bawah dan memakai sneakers kesayanganku. Di depan pagar, Adit sudah menunggu di atas motornya. Dia terlihat santai dengan hanya menggunakan celana pendek cargo coklat, kaus putih lengan panjang, dan sneakers.
"Kamu sering makan di sini?" tanya Adit seraya duduk di kursi plastik yang tersedia di warung mie ayam ini.
"Iya, biasanya aku ke sini dengan Tara," jawabku sambil tersenyum. Aku duduk di depan Adit, di tempat Tara biasanya duduk.
"Fans berat mie ayam, ya?" tanyanya sambil tertawa.
"Aku tidak pernah makan mie ayam sampai Tara yang mengajakku dan akhirnya aku jadi suka. Kebetulan di sini mie ayam yang paling enak menurut kami. Sudah mencoba ke beberapa tempat, ini yang terenak."
Tidak menunggu lama untuk bisa menikmati mie ayam, pelayanannya sungguh cepat. Saking enaknya, hanya butuh waktu sebentar untuk menghabiskannya. Aku diam-diam memperhatikan Adit yang makannya sangat lahap dan cepat sekali menghabiskan mie ayamnya. Seketika isi mangkuknya sudah tandas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denial (GXG)
RomansaBagaimana rasanya menyukai sahabatmu sendiri? Update-nya terserah saya. Bagi pembaca Back To You, di sini ada Rain dan Ocha.