"Jadi teman kok tidak tahu diri?!" ucapku pura-pura sewot saat Cindy datang ke rumahku dengan membawa barang-barangnya untuk pindahan. Basa-basiku ditanggapinya dengan serius. Dia langsung pindah dari kostnya untuk tinggal serumah denganku.
Aku tidak menolak dia yang tinggal serumah denganku, setidaknya aku tidak akan kesepian lagi. Lagipula aku sudah lama mengenal Cindy jadi tidak masalah kalau tinggal bersama. Setidaknya bisa berbagi untuk membeli segala keperluan bersama dan membayar tagihan listrik dan air. Hehehe..
"Oh jadi kamu tidak senang? Sayang sekali, aku tidak peduli," ucapnya seraya meletakkan barang-barang bawaannya di kamar kosong samping kamarku. Kamar yang biasanya dia gunakan kalau sedang berkunjung untuk menginap. "Bersyukur dong akhirnya kamu tidak lagi kesepian. Heh! Bantuin dong!" gerutunya yang langsung membuatku tertawa dan segera membantu menyeret kopernya ke dalam kamar.
"Yah setidaknya pengeluaranku akan sedikit berkurang untuk keperluan di rumah ini." Aku telah menyiapkan kamar ini sebelum dia datang, membersihkan lantai dan tempat tidurnya. Memastikan lemari kosong, tidak ada pakaian milikku yang tersimpan di sana.
Lebih dari satu jam kami menata kamarnya. Memasukkan pakaiannya ke dalam lemari sembari ngobrol, menata posisi perabotan sesuai keinginan dia. Tidak lupa memesan makan siang karena tidak ada satupun dari kami yang niat memasak karena sudah terlalu lelah berjibaku dengan barang bawaan Cindy. Tinggal bersama dengan Cindy bukan hal baru karena kami pernah kost bersama satu kamar saat kami memutuskan untuk liburan satu bulan di Jogja dulu. Yah walaupun cuma satu bulan, tapi cukuplah untuk tahu kebiasaan masing-masing.
Malam harinya kami duduk bersama di ruang tengah sambil menikmati makan malam yang kami masak seadanya. Adanya cuma telur. Adanya cuma nasi. Rumahku tidak memiliki banyak perabotan jadi ya ruang tengah hanya ada meja kecil untuk aku biasa makan dan duduknya lesehan saja di lantai. Lagian aku tinggal sendirian jadi lebih sering menghabiskan waktu di kamar saja.
"Kamu kenapa tiba-tiba memutuskan pindah ke Bandung padahal kerjaanmu baik-baik saja kan di Jakarta? Orang tuamu kok mengizinkan?" tanyaku sembari menyuapkan makanan ke dalam mulutku.
"Bosan saja di Jakarta. Lagian setelah Ocha ke Aussie, Rain pasti akan jarang ke Jakarta atau Bandung. Ya ngapain kan? Kita juga pasti makin jarang ketemu, sepi banget jadinya," ucapnya beralasan. Aku memandang dengan tatapan aneh. Walaupun alasannya terdengar masuk akal tapi aku tidak percaya.
"Babe, kenapa pindah?"
Dia tertawa karena aku tidak mempercayai alasan omong kosongnya itu. Aku mendengus pura-pura kesal karena dia tidak serius menjawab pertanyaanku
.
"Aku memang bosan di Jakarta. Bayangin saja, sejak kecil aku di sana. Jadi, aku ingin suasana baru. Kebetulan saat aku sedang mencari lowongan kerja di Bandung dan bertanya dengan temanmu, aku dikasih tahu kalau ada lowongan di kantormu.""Huh? Kenapa kamu tidak bertanya denganku lebih dulu? Kamu kok tidak pernah membicarakannya denganku terlebih dahulu? Kamu sudah tidak menganggapku sahabatmu lagi?"
"Bukan begitu, Baby. Aku tidak sengaja bertanya dengan Yulia saat aku sedang membahas tentang drama korea. Kebetulan tentang dunia kerja gitu, lantas aku tanya dia ada tahu info loker atau tidak. Ya terus dia bilang kebetulan ada dan sepertinya perlu secepatnya. Ya sudah, aku pikir kenapa tidak dicoba saja dulu. Aku tidak memberitahumu karena aku takutnya tidak diterima," jelasnya seraya menghabiskan makanannya.
"Dan kamu memutuskan untuk tetap mencoba melamar di kantor itu meski tahu ada Caca?" tanyaku dengan tatapan penuh curiga.
"Justru karena ada dia makanya aku berdoa semoga aku diterima bekerja di sana," jawabnya dengan santai. "Aku tidak akan membiarkan kalian dekat lebih dari teman, demi kamu dan dia. Jadi jangan membuat kepindahanku ke sini jadi sia-sia," ucapnya sambil tertawa namun tersimpan ancaman. Perempuan satu ini memang agak lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denial (GXG)
Lãng mạnBagaimana rasanya menyukai sahabatmu sendiri? Update-nya terserah saya. Bagi pembaca Back To You, di sini ada Rain dan Ocha.