Part 18

1.1K 70 0
                                    

Sementara itu Tong Yao diserbu oleh Jinyang dan Shen Yue yang sudah melihat sebuah cincin indah melingkar dijarinya. "aku harus menyiapkan hadiah untukmu" ujar Jinyang.

"Shen Yue, kenapa kau bisa kabur dari Tai?" tanya Tong Yao. "sebenarnya itu karena bantuan Chessman dan calon mertuamu, entah bagaimana hari itu mereka datang menemui manajemen kami dikantor, saat itu aku sedang menunggu Tai, kemudian Jinyang datang dan membawaku" ujar Shen Yue. "sudahlah, kita tidak usah membicarakan itu, lalu apa rencanamu?" tanya Jinyang ke Shen Yue. "aku akan membantu Lao Mao setelah kembali ke Cina, kalian tau, sebenarnya aku tidak terlalu berbakat di dunia ini, dan aku juga tidak punya uang untuk membeli TAT... aku ingin membuka restoran setelah kembali nanti, aku masih punya tabungan" ujar Shen Yue.

"heei...bagaimana kalau kita memasak untuk para pria itu?" usul Shen Yue. "kau tau aku tidak bisa memasak" ujar Jinyang. "dan aku tidak terlalu pintar memasak, aku hanya banyak membantu ibuku dirumah" ujar Tong Yao. Dan Shen Yue menarik ke dua sahabatnya untuk pergi berbelanja.

Mereka pun berbelanja tanpa sepengetahuan para pria itu, bahkan mereka membayar seseorang untuk membantu mengangkat barang hingga ke dalam apartemen. "mm.. Tong Yao, sebaiknya kau tidak memegang pisau, aku takut jarimu terluka dan Chessman akan menyerang kami berdua" ujar Shen Yue dan mengambil pisau ditangan Tong Yao.

Mereka memasak berbagai macam dimsum, bebek peking, Mapo Doufu, Nasi Hainan, TangCuliji dan Wonton. Shen Yue benar-benar mengeluarkan kemampuannya dalam memasak masakan dari China. "kau benar-benar luar biasa... sudah tepat pilihanmu untuk membuka restoran China" puji Jinyang dan Tong Yao.

Ketika mereka sedang menyiapkan dan menata makan malam diatas meja panjang, Lu Sicheng menelfon Tong Yao.

'aku akan memesan makanan, kau mau sesuatu?'

"aku mau kau dan para pria lain itu turun kebawah"

'kenapa? Apa terjadi sesuatu?'

"cepatlah..." dan Tong Yao tersenyum sendiri setelah mengerjai Lu Sicheng, ia bisa membayangkan Lu Sicheng dan yang lain segera turun berlarian kebawah. Dan ketika mereka masuk ke dalam apartemen YQCB, Xiao Pang adalah orang pertama yang mengambil duduk di kursi makan. para pria itu tanpa basa basi langsung menyerbu makanan yang ada diatas meja. "kalian memesannya?" tanya Lu Sicheng. "tentu saja mereka memasaknya, Shen Yue, kau pasti mengajari mereka bukan?" tanya Lao Mao mengoda Shen Yue. dan mata Lu Sicheng pun terbelalak tidak percaya menatap Tong Yao. "kau masak ini semua?" tanya Lu Sicheng. "tentu saja kami bertiga melakukannya, kami melakukannya sambil bercerita, ternyata memasak itu cukup menyenangkan" jawab Tong Yao. Dan Lu Sicheng pun mendaratkan kecupan ringan ke bibir Tong Yao.

"hentikan kemesraan kalian, dan makanlah" ujar Xu Rui. Tentu saja Lu Sicheng bersemangat memakan semua makanan itu. "kalian pasti lelah memasak sebanyak ini" ujar Lu Sicheng setelah menghabiskan semua makanan. Xiao Pang bahkan tidak berbicara sama sekali, ia benar-benar menikmati semua makanan itu.

Dan tentu saja dengan keusilan para pria, ternyata mereka menyimpan arak putih disuatu tempat. "jika kalian ingin mabuk, jangan ada yang masuk ke kamar ini" ujar Jinyang melindungi kedua sahabatnya dan mengunci kamar Tong Yao.

"yaa sebaiknya begitu, kalian pergilah ke kamar, akan lebih berbahaya jika gadis kecil ini mabuk" goda Lu Sicheng menatap Tong Yao. Lu Sicheng memanggil ART yang biasa dia pakai untuk membersihkan apartemen YQCB kemudian mereka semua pindah ke apartemen atas dan mulai menikmati arak putih itu. "kunci pintu, jangan biarkan satu orang pun masuk ke kamarmu" ujar Lu Sicheng membisikkan ke telinga Tong Yao. "sebenarnya aku mengunci pintu itu untukmu bukan?" usil Tong Yao. "mmm... benar" jawab Lu Sicheng ringan. Alhasil semua pria itu mabuk dan tidur berserakan dibawah. Sementara para wanita berdiam diri dikamar sembari bercerita.

Setelah libur yang diberikan, ZDGX harus memenuhi permintaan sponsor, mereka menghadiri beberapa pemotretan berbagai macam barang sponsor ternama, sampul majalah dan beberapa pertemuan. Kemudian Nyonya Lu menelfon Tong Yao, mengatakan jika mereka kembali ke Cina nanti, semua persiapan pernikahan dia dan Lu Sicheng sudah disiapkan oleh Nyonya Lu. Bahkan keluarga Tong Yao tidak diizinkan untuk repot dalam persiapan pernikahan ini.

"apa kalian setelah menikah akan tinggal di markas?" tanya Xiao Pang.

"tentu saja, tidak.." ujar Lu Sicheng.

"syukurlah, aku tidak akan tahan melihat kemesraan kalian" ujar Xiao Pang dan yang lainnya tertawa. Kemudian disaat mereka menerima latihan dengan tim lain dari Cina, sebuah berita mengejutkan datang. TAT secara resmi mengeluarkan surat pengeluaran Tai secara tidak hormat, karena sesuatu dan lain hal.

"jika dimasa depan ditemukan kasus atas tindakan Xu Tai, maka itu bukanlah tanggung jawab dari manajemen TAT" Lu Yue membaca dengan keras "waahh sepertinya negosiasimu bekerja dengan lancar kak" puji Lu Yue. "Negosiasi?" tanya Tong Yao. "ayolah.. ceritakan saja, ini semua kan sudah berakhir" ujar Xu Rui.

Dan Lu Sicheng pun mengenggam tangan Tong Yao, "setelah mengetahui dan mengumpulkan bukti tentang kejahatan Tai, manajemen TAT masih bersikeras dan menentang bukan Tai lah pelakunya. Namun disaat lebam ditubuh Shen Yue kembali ditemukan, aku meminta Jinyang untuk melakukan visum dan memberikan hasil visum serta rekaman Shen Yue sendiri ke manajemen TAT. Karena hubungan baikku dengan TAT, tentu saja aku tidak ingin nama TAT terseret ketika ZDGX akan melaporkan tindakan Tai suatu saat nanti. Dan ternyata mereka memecat Tai" jelas Lu Sicheng.

"lalu Tai saat ini sedang dimana?" tanya Tong Yao. "aku dengar dia kembali ke kampung halamannya" jawab Lao K. "Shen Yue juga tidak akan bisa melaporkan kasus ini, karena itu terjadi di negara asal Tai, tentu saja akan ada sedikit pembelaan untuk Tai, belum cukup kuat untuk menjerat Tai, kecuali Tai melakukan kejahatan di Cina. Shen Yue juga terikat kontrak tanpa membacanya, itu juga salah satunya kenapa ia tidak bisa ia laporkan Tai begitu saja" ujar Lu Sicheng.

Tong Yao pun berdiri dan mencium pipi Lu Sicheng, kemudian memeluknya, "terimakasih"

"sudahlah... sebaiknya kalian segera pindah setelah menikah" ujar Xiao Pang dan Tong Yao pun makin memeluk erat Lu Sicheng.

ZDGX kembali ke Cina, ke negara asal mereka. Kemudian disambut meriah oleh para pengemar saat dibandara. Mereka juga melakukan jumpa pers di Bandara, kemudian foto bersama dengan para penggemar. Para bodyguard pun memberikan akses bagi ZDGX untuk memasuki bus mereka. "aku merindukan bus ini" ujar Lao Mao. "kau sibuk terbaring disaat kita bertempur" ujar Xiao Pang. "kau mau merasakan bagaimana Tai menyerangku, dia pengecut, membayar orang untuk menyerangku" ujar Lao Mao berapi-api. "sudah-sudah... yang penting sekarang kita sudah mengembalikan standar tim kita, sebagai yang tak terkalahkan" ujar Dewa Ming.

Sementara itu Tong Yao bukannya senang, ia malah deg-degan karena waktu menikahnya hanya dalam hitungan hari. Dan tentu saja kali ini Tong Yao pulang kerumahnya, bukan ke markas. Hampir setiap hari dan setiap saat Lu Sicheng menghubunginya. Tong Yao sibuk dengan kegiatan acara tradisional dikeluarganya, sementara Lu Sicheng sibuk menghadiri beberapa pertemuan. Ia juga harus memenuhi perjanjian dengan keluarganya, ia akan membagi waktu untuk mengurus perusahaan keluarga. 

"kau sedang apa?"

"hanya bermain dengan Da Bing, dan latihan... tadi orang suruhan Ibumu  sudah datang mengantar beberapa barang" lapor Tong Yao. "Ibuku akan menjadi Ibumu juga" ujar Lu Sicheng. "besok aku akan pergi seharian dengan calon mertuaku, entah kemana ia akan membawaku besok" tambah Tong Yao. "nikmatilah... aku sudah tidak sabar menunggumu di altar" ujar Lu Sicheng ketika mereka videocall.

Tong Yao benar-benar merasa Nyonya Lu yang ditakutii semua orang tidak semenakutkan itu. Ia sangat baik, memperlakukan Tong Yao seperti putrinya sendiri. "Apa Lu Sicheng sangat dominan?" tanya Nyonya Lu. "mm... Cheng Ge memang dominan," jawab Tong Yao. "dan kau nyaman?" tanya Nyonya Lu. "Yaa Bu, aku senang.. " kemudian HP Nyonya Lu berdering.

"aku tau kau akan menelfonku, Tong Yao baik-baik saja, dan kau jangan mencoba untuk datang kesini" kemudian Nyonya Lu mematikan telfonnya. "apa itu Cheng Ge..?" tanya Tong Yao. "yaa... aku tau dia mencoba mencari cara agar bertemu denganmu" dan Nyonya Lu pun tertawa. 

Falling Into Your Eyes [FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang