Setelah kejadian itu, Lu Sicheng lebih memperhatikan Lu Yao dan membiarkan polisi serta orang yang sudah ia bayar untuk mencari keberadaan Tai. Pagi itu sebelum ke markas, Lu Sicheng sudah melihat Lu Yao kesulitan memotong kuku kakinya karena perutnya yang semakin membuncit. "kenapa kau tidak memanggilku?" tanya Lu Sicheng dan mengambil pemotong kuku tersebut. "aku pikir aku bisa, ternyata tubuhku yang mengendut dan perut yang membesar ini sedikit membuatku kesulitan" jawab Lu Yao. Lu Sicheng hanya tersenyum dan terus membersihkan kuku kaki Lu Yao. "apa kau akan meninggalkanku karena tubuhku seperti ini? fans mu jauh lebih cantik daripada aku yang sudah gendut ini" gumam Lu Yao. "jangan bicara lagi.. ini terakhir kali kau mengatakan seperti ini, aku akan selalu berada disampingmu, menjagamu dan anak kita" Lu Sicheng pun mencium Lu Yao tanpa membiarkan istrinya berkata apapun.
3 bulan menuju pertandingan tingkat nasional dan hitungan hari menuju lahiran anak pertama Lu Sicheng. Mereka berdua memutuskan untuk tidak mengetahui jenis kelamin anak pertama mereka, tentu saja membuat kedua keluarga menjadi tidak bisa memilih berbagai macam barang untuk cucu pertama mereka, bahkan team yang lain memutuskan akan membeli hadiah ketika bayi itu sudah lahir. "Kau berharap anak kita laki-laki atau perempuan..?" tanya Lu Yao yang sudah dipeluk diranjang besar mereka. "hmmm..... apa kau sudah memikirkan nama?" tanya Lu Sicheng mengalihkan pembicaraan, Lu Sicheng tidak mau nanti jawabannya menjadi serba salah di mata Lu Yao. Lu Sicheng sudah pernah terjebak dengan itu, ia hanya menjawab berdasarkan pertanyaan Lu Yao, namun yang ada Lu Yao menangis dan ia disalahkan.
"Cheng Ge... aku masih tetap ingin bermain menemanimu hingga kau pensiun nanti.." ujar Lu Yao. "maksudmu?" tanya Lu Sicheng. "kita hanya sekali membicarakan ini, aku pikir semua orang akan menyuruhku berhenti bermain setelah melahirkan.." ujar Lu Yao. "entahlah, jika aku terus bermain, dan kau sudah pensiun dan membayangkan jika kau tidak ada di markas, pasti terasa sangat berbeda, sementara kau akan sibuk dengan urusan di kantormu nanti" ujar Lu Yao sembari memainkan buah baju Lu Sicheng. "sayang... kau kenapa?" tanya Lu Sicheng. "entahlah... aku hanya sedih membayangkan itu...." dan Lu Yao pun memeluk Lu Sicheng kemudian menangis dan merengek di pelukan Lu Sicheng yang sudah terbiasa dengan mood istrinya yang suka berubah-ubah. "kau imut sekali.." dan Lu Sicheng pun tersenyum dan mencium lembut rambut istrinya. "Cheng Gee . ..... kau jangan menertawakankuuu..." protes Lu Yao. "tidak-tidak aku tidak tertawa.." jawab Lu Sicheng. "aku tau kau tertawa..." protes Lu Yao kembali kemudian membenam diri di pelukan Lu Sicheng.
"dengar, jika kau ingin terus bermain, maka bermainlah.. tidak ada yang bisa memintamu berhenti menjadi pemain profesional. Aku akan selalu ada untukmu.." dan Lu Sicheng pun mengecup bibir istrinya.
Beberapa bulan setelah kejadian dengan Tai di klub, Lu Sicheng masih fokus dengan pencarian dimana Tai berada. Dan Lu Sicheng juga menyadari sesuatu dengan salah satu tim junior di klub, kemudian ia menelfon Dewa Ming.
Lu Sicheng selalu memanfaatkan waktu ketika Lu Yao sedang beristirahat, Lu Sicheng tidak bisa melakukan apa-apa ketika Lu Yao akan tidur, Lu Yao harus memeluknya, itu menjadi sebuah keharusan. Rasa mualnya hilang ketika ia mencium bau tubuh Lu Sicheng, bahkan setelah Lu Sicheng berolahraga pun Lu Yao tetap meminta untuk dipeluk jika ia sedang mengantuk.
"apa kau menyadari itu?" tanya Lu Sicheng
'yaa.. semakin kesini, permainannya semakin mirip dengan Tai'
"apa dia sering izin berlatih?"
'tidak terlalu sering, tapi dalam 1 minggu dia pasti akan terlambat datang, alasannya dihari Rabu dia tinggal di rumah saudara, jaraknya cukup jauh dengan markas'
"markas junior itu ditengah kota, dan dia terlambat hingga 2 jam, apa kau memikirkan hal yang sama denganku?"
'aku akan meminta Xu Rui untuk mengawasi dia'
"baiklah... aku akan meminta seseorang mengikutinya di hari Rabu itu"
Lu Sicheng sedikit terkejut ketika Lu Yao sudah berada disampingnya kemudian memeluknya dari belakang. "kenapa bangun?" tanya Lu Sicheng memegang tangan istrinya dan membawanya kehadapannya. "Cheng Ge ... apa kau selalu tidur larut malam menyelesaikan semua pekerjaan? Apa aku merepotkanmu?" tanya Lu Sicheng. "kenapa kau berkata begitu, aku hanya tidak bisa tidur" jawab Lu Sicheng dan membawa Lu Yao duduk dipangkuannya dengan perutnya yang sudah membuncit. "ada apa?" tanya Lu Sicheng kembali. "istriku pasti mengantuk, ayo tidur..." Lu Sicheng berdiri hendak membawa istrinya kembali ke kamar, namun Lu Yao mengalungkan kedua tangannya ke leher Lu Sicheng.
Melihat istrinya kesulitan untuk meraih tubuhnya yang tinggi, Lu Sicheng pun menunduk hingga Lu Yao tidak perlu jinjit lagi. "kenapa kau terlalu banyak melakukan dan memikirkan banyak hal.. apa yang bisa aku bantu?" tanya Lu Yao. "aku ketua team, tentu saja harus memikirkan kalian, ada apa? Kenapa raut wajahmu sedih?" tanya Lu Sicheng kembali. "apa aku merepotkanmu?" tanya Lu Yao dengan mata berkaca-kaca. "melindungimu adalah tugasku, tidak ada yang merepotkan bagiku, ayo..."Lu Sicheng pun membawa istrinya kembali ke ranjang yang besar itu. "kau mau berbagi denganku?" tanya Lu Yao. "baiklah... jika itu mau mu, tentu saja aku siap berbagi denganmu kapanmu" jawab Lu Sicheng dan mulai menghujani istrinya dengan ciuman yang makin lama berubah menjadi panas. Kamar pun mulai diisi dengan suara desahan mereka berdua.
Kemudian hari itu pun tiba, Lu Yao pun sudah berada di Rumah Sakit. Orang tua Lu Sicheng segera terbang ke Shenzen demi melihat cucu pertama mereka. Disaat Lu Yao sedang berjuang, beberapa foto beredar tentang foto-foto Lu Yao dalam keadaan perut yang membesar. Selama ini publik ditutupi dengan kehamilan Lu Yao, Lu Sicheng tidak ingin komentar-komentar negatif menganggu pikiran Lu Yao. Bahkan posisi kamera disaat Lu Yao akan streaming pun diatur sedemikian rupa hingga ia tidak terlihat hamil.
"Xu Rui, bagaimana foto-foto ini bisa beredar?" tanya Direktur Wang. "Nyonya, akan segera kami hapus dalam pencarian" ujar Xu Rui dan berusaha menghubungi team nya. Semua team ZDGX sudah lengkap disana, bahkan Jinyang dan Ai Jia yang baru menikah beberapa minggu lalu pun juga sudah hadir di Rumah Sakit. Foto-foto yang beredar ketika Lu Sicheng membantu Lu Yao turun dari mobil dan masuk ke dalam markas. Kemudian ketika Lu Yao sedang menuju Rumah Sakit juga sudah beredar. Lu Yao sendiri juga menyetujui publik tidak mengetahui kehamilannya.
'Chessman segera menjadi ayah, anaknya pasti ganteng seperti Chessman'
'kenapa harus ditutupi? Memangnya ada yang salah dengan kehamilan Smiling?'
'selama smiling live, tidak terlihat hamil..'
'selamat Chessman n smiling, tidak sabar melihat cantik dan gantengnya anak-anak kalian'
'inilah susahnya wanita jika bermain e-sport, coba kalian bayangkan jika dalam masa pertandingan nasional, dan tiba-tiba saja smiling akan melahirkan atau terjadi sesuatu, atau bisa saja dia mual ditengah pertandingan, akan merepotkan'
'kenapa masih ada pengemar hitam chessman disini, pergilah jika tidak ingin adik perempuanmu juga dihina'
Berbagai banyak komentar pun hadir, dan Xu Rui dengan cepat menghapus pencarian dan foto-foto itu. "kau pikir siapa yang mengambil foto itu?" tanya Xiao Pang sembari mengunyah dendeng keringnya. "entahlah, dia bisa mengambil beberapa foto dalam ruangan" Lao K pun berkomentar. "eh, kakak iparku yang melahirkan, kenapa kau yang stress dan tidak berhenti makan?" tanya Lu Yue dan memukul pelan Xiao Pang. "ZDGX akan segera melihat keponakannya, kau pikir aku tidak akan stress?" jawab Xiao Pang. Dan suara tangisan bayi pun terdengar, "ini bayi anda Tuan dan Nyonya Lu, cantik sekali" ujar Dokter dan memberikan ke tangan Lu Sicheng. Sementara diluar sana, semua orang berpelukan, menangis terharu mendengar bayi mungil itu menangis. "dia sangat imut, sama sepertimu" Lu Sicheng meletakkan dengan hati-hati disamping Lu Yao kemudian mengecup istrinya.
Tidak lama bayi itu pun dipindahkan ke kamar berbarengan dengan Lu Yao, semua orang memberikan selamat, bahkan team ZDGX yang lain segera pergi ke mall untuk membelikan kado untuk bayi kecil itu. "Kak, siapa namanya, kenapa ia kecil sekali?" Lu Yue pun mendekat ke arah Ibu nya yang sedang mengendong bayi kecil itu. "Lu Xia, dan kau... jangan sembarangan menyentuhnya" ketus Lu Sicheng tiba-tiba. "Pa Pa mu bukannya melunak dengan kehadiranmu, malah semakin galak saja" gerutu Lu Yue.
"Cheng Ge..." Lu Yao pun masih terbaring lemah diatas ranjang. "ada apa? Kau mau ke kamar mandi?" tanya Lu Sicheng. "aku haus..." ujar Lu Yao dan Lu Sicheng dengan sigap memberikan sebotol air mineral yang sudah terbuka.
"Lu Yao, terimakasih banyak" ujar Ayah mertuanya.
"akhirnya kita sudah sah menjadi kakek dan nenek" ujar Ayah Lu Yao atau Tuan Tong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Into Your Eyes [FF]
FanfictionHai, ini benar-benar hanya fanfic karanganku. Karena aku sangat menyukai drama cina ini, benar-benar tidak bosan untuk menontonnya berkali-kali. Cerita ini pure dari imajinasi, pikiran dari author Di Fanfic ini aku tidak akan banyak membahas bagaim...