Part 22

1.2K 74 6
                                    

Lu Yao segera menelfon Lu Sicheng dengan kondisi perut yang masih sakit. "cepatlah kesini..." Lu Sicheng yang mendengar suara istrinya menahan sakit segera menuju toilet wanita. Paus dan yang lain melihat Lu Sicheng tergesa-gesa kemudian ikut dibelakang mengiringi Lu Sicheng.

"Tai... Yao Yao!!!" Lu Sicheng melihat Lu Yao masih menahan sakit dilantai, ketika ia akan mendekat, sebuah pisau kecil sudah berada dileher Shen Yue. "Chessman, jangan mendekat.." Tai mabuk Dan merasa terancam melihat pasukan ZDGX beserta tim lainnya. Ai Jia segera memeluk Jinyang dan memindai pacarnya. "Yao Yao..." Jinyang melihat Lu Yao masih terbaring dilantai menahan sakit.

Lao Mao yang melihat itu emosi, dan melempar sebuah gantungan di dinding yang ada didekatnya, kemudian tepat mengenai lengan Tai. Lu Yue, Lao Mao dan Lao K pun maju menyerang Tai. Perkelahian pun terjadi, namun kemampuan beladiri Tai tidak bisa dianggap remeh bahkan disaat ia sedang mabuk. Lu Sicheng pun mendekati Lu Yao,"kau tidak apa-apa, apa kau terluka?" Lu Sicheng membantu Lu Yao berdiri,kemudian Tai semakin terpojok. "Tai cukup..!!" suara Lu Sicheng terdengar menakutkan.

Dan Lao Mao kembali menyerang Tai, namun ketika pisau itu hampir mengenai Lao Mao, Lu Sicheng berdiri cepat, namun Lu Yao yang melihat arah pisau itu hampir mengenai tangan Lu Sicheng segera berdiri dan pisau itupun mengores lengan kiri Lu Yao. Lu Sicheng segera menangkap tubuh Lu Yao yang hampir kembali jatuh namun kali ini meneteskan darah.

Tai pun lari dan dikejar oleh Lao K, Paus, dan Lu Yue. "Yao Yao... Yao Yao..." dan Lu Sicheng pun terlihat cukup panik, kemudian mengendong Lu Yao. Xu Rui dan Dewa Ming yang baru datang kaget melihat kondisi lorong klub yang berantakan dan tetesan darah dari tangan Lu Yao. Dewa Ming dengan sigap membantu Lu Sicheng membukakan pintu mobil dan Lu Sicheng pun melaju dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit.

Lu Yue dan yang lainnya kembali ke klub. "dimana Tai?" tanya Xu Rui. "dia kabur" ujar Lao K. Xu Rui pun bergerak cepat dan menelfon polisi.

Lu Sicheng sampai dirumah sakit dan berteriak memanggil dokter saat ia masuk ke dalam UGD dan meninggalkan pintu mobil terbuka begitu saja. Dewa Ming, Ai Jia dan Jinyang pun menyusul ke RS. Dokter pun membawa Lu Yao ke dalam ruang pemeriksaan, sementara Lu Sicheng menunggu dengan cemas diluar sana. Tak lama semua pun berkumpul di Rumah Sakit menemani Lu Sicheng. "Smiling akan baik-baik saja" hanya Paus lah satu-satunya yang berani mengajak Lu Sicheng berbicara.

"Tai masih dendam denganku" suara Lu Sicheng menakutkan, seolah-olah ingin menelan seseorang. "kita semua sudah tau Tai seperti apa" ujar Paus. Kemudian Nyonya Lu pun datang,"bagaimana dengan menantuku?" tanya Nyonya Lu. Dokter pun keluar, kemudian semua berdiri menghadap ke arah Dokter yang sedikit kaget dengan kehadiran banyak orang. "mm.. apa ada keluarganya disini?" tanya Dokter. Lu Sicheng dan Nyonya Lu pun maju, "saya suaminya" jawab Lu Sicheng kemudian Dokter mengajak mereka masuk kedalam.

"kondisi pasien baik-baik saja, luka dilengannya cukup dalam, kami sudah mengobatinya dan untungnya kondisi janin dalam kandungannya baik-baik saja. Kemungkinan Nyonya Lu mendapatkan benturan cukup kuat" dan penjelasan Dokter membuat Lu Sicheng dan Ibunya saling bertatapan. "janin?" tanya Lu Sicheng. "aah, Nyonya Lu sedang hamil dan saat ini usia kandungannya sudah memasuki 8 minggu" ujar Dokter.

Lu Yao masih tidak sadar dan Lu Sicheng sudah berada disamping Lu Yao dan memegang tangan Lu Yao. Lu Yao pun dipindahkan ke kamar VVIP kemudian semua teman-teman pun datang dan menjenguk kondisinya. Lu Yao masih belum sadarkan diri, "mungkin sebaiknya kami pulang, besok kami akan kembali" ujar Paus kemudian mereka menyemangati Lu Sicheng dan keluar dari ruang perawatan itu. "Jika sesuatu terjadi pada menantu dan cucuku.." ujar Nyonya Lu, "aku tidak akan segan membunuh Tai" potong Lu Sicheng dan sangat marah. Xu Rui yang ada disana pun kaget dengan kata cucu, "cucu? " Xu Rui memastikan. "menantuku sedang hamil, Xu Rui sebaiknya kau bicarakan dengan manajemen untuk jadwal Lu Yao"

Nyonya Lu mengajak Xu Rui untuk berbicara diluar meninggalkan Lu Sicheng. Kemudian tak lama Lu Yao pun sadar dan memegang perutnya, ia menatap Lu Sicheng dengan mata yang penuh emosi. "ada apa?" tanya Lu Yao

"kenapa kau berdiri dihadapanku. Kau lihat pisau itu akhirnya melukaimu"

"aku tidak ingin pisau itu mengenai pergelangan tanganmu yang sakit"

"sayang... berhenti lah mengkhawatirkanku" dan Lu Sicheng pun memeluk dan ikut berbaring disamping Lu Yao. Lu Sicheng pun menyembunyikan wajahnya disamping wajah Lu Yao dan Lu Yao tau suaminya menangis untuk ke2x nya. "aku baik-baik saja" ujar Lu Yao.

"aahh, aku menimpa perutmu? Kau baik-baik saja didalam sana nak?" Lu Sicheng menyentuh lembut perut Lu Yao dan berbicara. "hah?"

"kau hamil" dan Lu Sicheng pun melumat bibir Lu Yao tanpa memberikan waktu untuk Lu Yao berkomentar yang lain. "benarkah?" tanya Lu Yao. "yaa.. dokter mengatakan kau hamil sudah 8 minggu" ujar Lu Sicheng. Kemudian Lu Yao pun meminta pelukan kembali dengan Lu Sicheng.

Nyonya Lu pun masuk dan ia menjadi protektif namun masih kalah jauh dari protektifnya sang suami. "istirahatlah..." dan Nyonya Lu mengajak Lu Sicheng untuk berbicara diluar kamar.

"Ibu sudah mengerahkan semua orang untuk mencari Tai, Ibu pastikan kita akan menangkap pria itu" ujar Nyonya Lu

"beritahu aku perkembangannya, Xu Rui apa kau sudah memperhitungkan semua?" tanya Lu Sicheng. "yaaa... kita akan tetap bisa bertanding dengan Lu Yao di tingkat nasional nanti, tingkat nasional akan diadakan 2 bulan setelah Lu Yao melahirkan nanti" jawab Xu Rui. "baguslah... aku akan menemui dokter" ujar Lu Sicheng.

Besok paginya banyak bunga dan makanan ibu hamil berdatangan untuk Lu Yao. Ia kaget dengan banyaknya hadiah itu. "mmmm Cheng Ge, bisakah kehamilan ku tidak dipublikasikan?" pinta Lu Yao. "tentu saja" ujar Lu Sicheng membelai rambut Lu Yao.

Kemudian Lu Yue datang dengan membawa 2 unit komputer dengan mejanya ke kamar itu. "ke-kenapa ada komputer disini?" tanya Lu Yao. "kata kakakku, kau akan dirawat hingga 1 bulan kedepan"

"hah, 1 bulan? Tapi aku tidak apa-apa" ujar Lu Yue mencoba duduk. "Dokter bilang kau harus istirahat hingga masuk minggu ke 13" dan Lu Yao tau ia tidak akan bisa membantah itu. Ada Ibu dan Ayahnya disana, ada kedua mertuanya, dan Lu Yao hanya menurut. Jinyang datang dan ia takjub melihat kamar yang dipilihkan oleh Lu Sicheng untuk sahabatnya. "waahh kau begitu beruntung, kau sekarang benar-benar menikmati kehidupan yang kaya raya" ujar Jinyang

"bahkan jika kau melempar uang 1 koper dari lantai atas ini, Lu Sicheng pasti tidak sadar dengan uang itu" tambah Shen Yue. "jika kau merengek minta dibelikan rumah sakit ini, pasti ia belikan" tambah Jinyang. "sudahlah hentikan" ujar Lu Yao. Lu Sicheng yang mendengar dan melihat istrinya tertawa, memberikan ruang untuk mereka bertiga.

1 bulan dirumah sakit membuat Lu Yao sangat bosan, ia bahkan marah kepada Lu Sicheng, sementara Lu Sicheng hanya membalas dengan kecupan dan senyuman. "Cheng Ge, kau tidak boleh kemana-mana jika aku masih disini" Lu Sicheng pun menoleh ke arah istrinya yang manyun. Lu Sicheng pun kembali menutup pintu kamar dan kembali mendekati Lu Yao. "kenapa?"tanya Lu Sicheng mulai mengoda Lu Yao.

"karena aku bosan, pokoknya kau tidak boleh kemana-mana"

"baiklah... kalau begitu aku disini saja.. akan lebih baik dan memang itu keinginanku" Lu Sicheng pun mulai mendaratkan kecupan-kecupan ringan ke beberapa area di wajah Lu Yao. "Lu Sicheng, apa yang kau lakukan.." ujar Lu Yao dan mendorong suaminya. "menciummu.. aku juga tidak kemana-mana, tentu saja aku akan melakukan ini" dan Lu Sicheng kembali menghujani Lu Yao dengan ciuman ringan.

"pergilah..." dan Lu Sicheng pun menang dan terkekeh ringan. Sebelum pergi Lu Sicheng pun mencium lembut bibir Lu Yao dan membisikkan sesuatu ke perut Lu Yao.

Lu Yao pun memilih untuk push rank, kemudian ia mengirim pesan untuk suaminya.

'bawakan aku mangga kering'

'baiklah Nyonya Lu'

Kemudian Lu Yao tersenyum sendiri.

Falling Into Your Eyes [FF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang