Haii... sesuai dengan janji, semua part akan aku post hari ini. selamat menikmati yaaa
-------
Para kakek dan nenek pun saling bergantian mengendong cucu mereka, bahkan Ayah Lu Sicheng sudah memberikan sebuah rumah untuk Lu Xia sebagai ungkapan selamat datang di keluarga Lu. "waahhh... akuu heran dengan cara berpikir orang kaya, segampang itu memberikan rumah sebagai hadiah" ujar Lu Yao saat ia disuapi makan malam oleh Lu Sicheng.
"hanya kau yang tidak memanfaatkan uang kita" ujar Lu Sicheng. "aku bahkan sudah memberikan kartu padamu, tapi kau tak banyak menggunakanya" tambah Lu Sicheng. "hmmm... Aku rasa aku sudah menggunakan dengan sangat banyak, aku benar-benar tidak mengerti cara berpikir orang kaya untuk menghabiskan uang. Apa aku harus membeli Disneyland?" tanya Lu Yao lagi. "ayo makan lagi.." Lu Sicheng pun menyuapi Lu Yao kembali. "sudahlah, baiklah, nanti kami berdua pasti akan menggunakannya" dan Lu Sicheng pun tersenyum mendengar jawaban Lu Yao. "Cheng Ge, kau pasti belum makan, ayooo aku suapi..." dan Lu Yao pun merebut sumpit ditangan Lu Sicheng dan menyuapi suaminya. Lu Sicheng tidak menolak saat Lu Yao menyuapinya, mereka pun saling berganti menyuapi satu sama lain.
Esoknya Xu Rui datang dengan seperti biasa membawa jimat keberuntungan untuk bayi kecil itu, setelah mengobrol dan melihat Lu Xia, kemudian ia pun mengajak Lu Sicheng keluar kamar dan berbicara disebuah kantin Rumah Sakit yang sepi. "kalian sudah cek kamera disana?" tanya Lu Sicheng. "sudah.. aku pikir ini saat nya kita mengumumkan kelahiran Lu Xia" ujar Dewa Ming. "Xu Rui, keluarkan pernyataan resmi" ujar Lu Sicheng.
Sorenya akun resmi ZDGX mengeluarkan pernyataan resmi terkait kelahiran Lu Yao, kalimat-kalimat yang dikeluarkan jelas dan tegas, menegaskan akan melaporkan akun-akun yang melakukan penghinaan dan menyakiti team ZDGX. Setelah pernyataan resmi itu keluar, para pengemarpun menunggu foto bayi mungil itu, namun dalam akun ZDGX juga sudah dipertegas, bayi Lu Yao tidak akan dipublikasikan untuk sementara waktu. Bahkan pengemar sudah menebak dan membuat sketsa wajah sang bayi.
Setelah dihapusnya foto-foto Lu Yao selama hamil, pelaku sepertinya mengetahui itu dan tidak menyebarkan foto-foto Lu Yao kembali. "Yao Yao... apa kau melihat weibo belakangan ini?" tanya Jinyang. "tidak.. sebulan terakhir aku tidak melihat Weibo, Cheng Ge juga melarangku jika itu mempengaruhiku" jawab Lu Yao ketika mengendong putrinya. "aku tidak menyangka gadis sekecil dirimu sudah punya anak" Jinyang takjub melihat Lu Yao mengendong putrinya sendiri walaupun masih terlihat sangat hati-hati.
"mungkin sekarang aku sudah bisa melihatnya.. memangnya ada apa? Aku hanya tau ZDGX sudah mengeluarkan pernyataan resmi" ujar Lu Yao dan mengambil HP nya.
"beberapa pengemar menyebarkan foto-foto mu semasa hamil.." ujar Jinyang. "lalu kenapa?" tanya Lu Yao. "sepertinya orang yang tidak suka denganmu dan chessman, mereka meninggalkan komentar buruk, tulisan mereka sangat payah". "aku tidak mau memikirkan itu..." ujar Lu Yao dan mengendong bayi mungilnya.
Lu Sicheng sudah menyiapkan seorang baby sitter untuk menjaga Lu Xia dan juga memudahkan Lu Yao dalam merawat anak mereka. Dan tentu saja kehadiran Lu Xia memberi warna baru di markas. Hampir setiap hari kedua nenek dan kakeknya sering mengirimkan mainan, baju, boneka untuk Lu Xia. Bahkan Lu Yao tidak banyak membelikan sesuatu yang baru untuk Lu Xia.
"Cheng Ge, bisa kita bicara?" tanya Xu Rui setelah mereka berlatih. Kemudian Lu Sicheng pun meninggalkan teamnya dan menuju ruang rapat. "bagaimana dengan Sue Tu?" tanya Lu Sicheng. "dia memang menginap di tempat saudaranya" ujar Xu Rui. "mungkin memang gaya permainannya mirip dengan Tai" ujar Dewa Ming. "tapi tidak mungkin sampai dengan semirip itu" gumam Lu Sicheng. "pertandingan nasional akan dimulai 10 hari lagi... dan kita belum menentukan siapa pemain cadangan nantinya"
"Hao Bae.." ujar Lu Sicheng
"aku sependapat" ujar Dewa Ming
"yaa... dia, kemudian cadangkan Sue Tu" ujar Lu Sicheng kembali
"kau yakin?" tanya Dewa Ming
"yaa.."
Kemudian Lu Sicheng mendengar Lu Xia menangis dan menatap istrinya sedang berusaha menenangkannya dan membawanya ke kamar. Di kamar Lu Xia diberikan asi kemudian dia pun tertidur lelap. Saat ini Lu Xia hampir memasuki usia 3 bulan. "mari Nyonya Lu, aku bawa ia ke kamarnya" ujar Nanny yang mengasuh Lu Xia. "Putriku sudah tidur?" tanya Lu Sicheng dan mengelus rambut dan pipi Lu Xia yang lembut. "yaa Tuan Lu, aku akan membawanya ke kamarnya" ujar Nanny.
"apa kita akan kembali..?" tanya Lu Yao ketika Lu Sicheng masuk ke kamar. "kau lelah?" Lu Sicheng memindai istrinya. "tidak, jika boleh aku mau berlatih lagi dengan Lao K dan Lu Yue" . Lu Sicheng pun memeluk istrinya, "Cheng Ge, ada apa?" tanya Lu Yao. "tidak, aku hanya ingin memelukmu" ujar Lu Sicheng. "katakan, ada apa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Lu Yao dan meletakkan kedua tangannya di pipi Lu Sicheng. "aku merasa tidak berguna karena Tai masih belum ditemukan" ujar Lu Sicheng. "kenapa kau berkata begitu, tertangkap nya Tai bukanlah faktor apakah kau termasuk berguna atau tidak" ujar Lu Yao masih memeluk Lu Sicheng. "aku berjanji akan menangkapnya untukmu"
"kau seperti Da Bing yang menangkap cicak dan memberikan cicak itu sebagai hadiah untukku" Lu Yao berusaha mencairkan suasana, dia tidak mau Lu Sicheng terlalu banyak beban pikiran. "Cheng Ge, tanganmu bagaimana?" tanya Lu Yao. "tidak apa-apa, bukankah sebentar lagi ahli terapi akan datang" Lu Sicheng meyakinkan.
Lu Yao tau suaminya tidak akan mau pensiun dengan cepat, apalagi mengetahui Paus dan teman-teman ketua angkatannya juga masih ikut bertanding hingga level internasional. Namun ada kecemasan dibalik itu, Lu Yao selalu memperhatikan tangan suaminya, memberikan pengobatan yang tepat, dan akan marah jika Lu Sicheng terlalu lama bermain.
Babak penyisihan tingkat nasional pun dimulai, terkadang Lu Xia ikut orang tuanya dan menunggu di ruang ganti, jika tidak ia akan tinggal dengan nenek dan nannynya.
"Lu Xia ada apa?" Lu Yao mengendong putrinya yang menangis ketika mereka akan pergi menuju arena pertandingan. "apa kau mau ikut?" tanya Lu Yao. "ada apa?" tanya Lu Sicheng. "Lu Xia tiba-tiba menangis , aku sudah memberikannya susu dan menganti popoknya" ujar Lu Yao. "ayo, kemarilah.. Apa kau ingin memeluk Pa Pa mu?" Lu Sicheng mengambil Lu Xia dari tangan Lu Yao. Benar saja, tidak butuh waktu lama, Lu Xia pun diam ditangan Lu Sicheng. "jadilah anak baik selama dengan nenek dan kakekmu, doakan kami menang" Lu Sicheng pun mencium pipi Lu Xia kemudian menyerahkan Lu Xia ke Ibu Mertuanya.
Pertandingan pertama di babak penyisihan, seseorang tiba-tiba menyiram Lu Yao disaat mereka hendak menaiki bus setelah memenangkan pertandingan itu. Alhasil, Lu Yao dan Lu Sicheng yang melindunginya basah kuyup. Para security dan crew mengejarnya, seorang laki-laki paruh baya ditangkap ditempat dan berteriak, " wanita sialan..!!! Wanita tidak boleh bermain game, mereka seharusnya dirumah saja" dan Lu Sicheng mendekat ke arah pria itu. "anda punya masalah apa?!" tatap Lu Sicheng dengan dingin.
Sementara itu Lu Yao sudah berada dimobil mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Pria yang berbicara dengan Lu Sicheng pun tertawa keras, "dia gila?" tanya Xiao Pang melihat dari dalam bus. "semoga ini pertanda yang baik" gumam Xu Rui. Setelah beberapa jam, polisi mengatakan pria itu terkena gangguan mental, ia kalah berjudi oleh seorang wanita. "pergilah mandi air hangat, aku tidak mau kau sakit" ujar Lu Yao ketika Lu Sicheng melihat berita kejadian siang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling Into Your Eyes [FF]
FanfictionHai, ini benar-benar hanya fanfic karanganku. Karena aku sangat menyukai drama cina ini, benar-benar tidak bosan untuk menontonnya berkali-kali. Cerita ini pure dari imajinasi, pikiran dari author Di Fanfic ini aku tidak akan banyak membahas bagaim...