37 : 'EHM'

949 132 31
                                    

"Pulang, Rev?" tanya Baskara saat menghampiri kubikel Reva.

Perempuan yang sedang membereskan meja tersebut mengangkat pandang. "Eh, Ibas. Iya, nih. Takut telat ke bridal shower-nya Kalani," jawab Reva. "Laporan event kemarin udah aku serahin Mas Farhan, ya. Nggak tahu udah diserahin ke kamu atau belum."

"Udah, kok. Makasih, ya. Mungkin besok aku kerjain kalau di rumah."

"Huh. Gitu katanya mau fokus ngurusin pernikahan habis event launching. Ujung-ujungnya kerja juga," omel Reva. "Aku nggak mau disalahin Kalani gara-gara lupa ngingetin kamu supaya nggak terlalu capek. Bentar lagi jadi nyonya Ghazali lho, dia. Mbok dihargai perhatiannya."

"Iya, iya. Santai aja." Baskara menepuk bahu Reva. Dia menoleh sejenak ke sebuah pintu sebelum kembali berbicara pada Reva, "Anyway, kamu gimana?"

"Apanya?" tanya Reva tanpa menghentikan kegiatannya.

Baskara berdecak sebelum menjawab, "Kamu sama Farhan." Dia merendahkan suara saat berbicara pada Reva. Perempuan yang juga teman baiknya itu mengangkat pandang. "Dia nanyain kamu terus, tuh. Gimana cara deketin Reva dengan baik dan benar. Hadoh, macem mau ujian praktek masak aja. Tapi bisa jadi dia frustasi gitu karena kamu lumayan hard, sih.

"Bocoran aja. Dia biasanya cuma butuh waktu beberapa jam buat naklukkin cewek. Lha sama kamu ini susahnya amit-amit. Padahal udah segala dibeliin makan siang sampai dijemput. Kamu bener nggak minat sama sepupuku?"

Reva tersenyum tipis mendengar uraian Baskara. Kemudian menggeleng. "Serius, Rev? Dia emang mantan player, sih. Tapi sekarang udah tobat, kok. Beneran," yakin Baskara.

"Ini bukan karena dia mantan player seperti yang kamu bilang," sanggah Reva. "Aku memang cuma anggap dia sebagai teman. Atasan kalau di sini."

"Apa karena cowok Trawas itu?" Pertanyaan Baskara membuat Reva mengangkat alis. "Kalani kasih tahu aku. Minta tolong bilang ke Farhan supaya nggak kejar kamu karena kamu udah punya 'ehm' di Trawas."

Spontan Reva terkekeh. "Apaan tuh, 'ehm'?"

"Ya gacoan lah kalau kata Bang Saka," jelas Baskara. Saka adalah nama kakak sulung Baskara.

"Nggak persis seperti itu, sih," ucap Reva setelah tawanya reda. Mejanya kini terlihat lebih rapi. Di saat yang sama, ponselnya yang tergeletak di atas meja menyala. Membunyikan alarm pengingat agar Reva tak terlambat datang ke acara bridal shower. Perempuan itu menggeser layar untuk mematikan alarm sehingga ponsel kembali memuat foto Jazz.

"Itu ya, orangnya?" tanya Baskara.

"Siapa?"

"Pacar kamu," jelas Baskara. Kemudian Reva menyadari jika Baskara melihat potret Jazz di ponselnya.

"Oh. Ya deket aja, sih," jawab Reva diplomatis. Walau sebetulnya, dia tidak keberatan ada yang menganggap Jazz sebagai pacarnya. Hanya saja, itu terasa mengenaskan karena pada kenyataannya mereka tidak memiliki hubungan apa-apa walau Reva memasang fotonya sebagai wallpaper ponsel dan Jazz sering mengunggah foto mengenai Reva di story.

"Boleh lihat, nggak?"

Reva mengangguk, lalu menyerahkan ponselnya yang menyala kepada Baskara. "Kata Ambar sama Kalani sih, dia mirip kamu. Waktu aku perhatiin, bener juga," tutur Reva sebelum tertawa kecil.

"Siapa namanya?" tanya Baskara tanpa melihat Reva.

"Jazz. Hijaz Muhammad Shahreza," jawab Reva lancar. Ada getar halus saat dia menyebutkan nama tersebut. "Kenapa, Bas?"

Baskara mengangkat pandang, lalu menggeleng sambil tersenyum. "Nggak apa-apa." Dia mengembalikan ponsel Reva. "Eum ... kamu mau bareng ke tempat Kalani sekalian?"

Heartbreak Playlist [TAMAT] (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang