09. Luka

1.6K 186 2
                                    

Salsa masih terdiam di sana, dengan tangan yang masih gemetar dia mencoba mendekati Jisung.
Namun saat beberapa centi tangannya menyentuh Jisung, jaehyun tiba.

Salsa masih menatapnya.
"Sejak kapan?" tanya salsa, dia berekspresi meminta penjelasan pada jaehyun namun jaehyun tidak dapat mengatakannya.

Dia memilih menarik Salsa ke arah ruang tamu dan mendudukkan salsa di sana.
"Maaf," kata jaehyun dengan menghela napasnya berat, salsa merespon menggeleng, "Maksud?"

Laki laki tersebut mengacak rambutnya lalu menatap salsa kembali, "Gue jelasin pun lo ga bakal paham dan lo bakalan-"

"Engga, jelasin," balas salsa dengan nada penuh keyakinan, jaehyun berjalan ke arah kamar Jisung dan mengambil bingkai foto yang disimpan oleh Jisung di bawah tempat tidurnya.
Salsa masih senantiasa menunggu jaehyun sampai laki laki tersebut kembali berjalan menuju dirinya.

"Lihat," jaehyun memberikan foto tersebut pada salsa, dia menatap foto tersebut tidak aneh. Namun satu yang aneh di matanya. siapa wanita yang berada disamping ayah jaehyun?

"Dia ayahku," ucap jaehyun menunjuk ayahnya, salsa menatap foto itu lamat lamat tanpa sadar cairan bening telah memupuk dimatanya.
Dia menatap senyuman Jisung yang lebar dalam foto tersebut namun sekarang senyuman itu seolah olah hilang digantikan oleh senyuman palsu yang dia tunjukkan setiap harinya.

"Itu mama Jisung," jelas jaehyun kembali.

Salsa menghela napasnya dan tanpa sadar pipinya telah basah karena air mata.
"Anak ini Jisung, ayah aku itu papa Jisung. Kita beda bunda."

"Jangan sebut Jisung anak haram. Gue ga mau siapapun jadi benci Jisung gara gara ini, dan inget dia bukan anak haram," jaehyun berkata demikian dengan suara yang serak menahan isakannya.

"Jisung bukan anak haram," ucapnya lagi, salsa masih tetap meremat bingkai tersebut, dia menatap foto tersebut semakin dalam.
Senyuman lucu seorang anak laki laki di foto kini hilang karena suatu hal yang gila.
.
.
.
.
.
.

Dikamar, Jisung menyandarkan tubuhnya pada pintu mendengar semua ucapan kakaknya, dia menempelkan telinganya sebelah kanan pada pintu dan mendengarkan setiap kata kata yang keluar dari mulut jaehyun.
Dengan satu tangan yang menopang tubuhnya dan tangan yang lainnya menutup mulut agar suara isakannya dia masih menunggu kakaknya diluar sana.

"Jisung bukan anak haram."

Jisung semakin terisak mendengarnya, lirih lirih suara tangisan Jisung memenuhi ruangan.

"Jisung bukan anak haram sayang, gaada anak haram."

Dia takut jika suatu saat dunia menyuruhnya memilih untuk pergi atau tetap tinggal Jisung takut jika dia akan salah menjawab.
Di hati dia ingin tinggal lebih lama namun dipikirannya dia ingin pergi jauh.

Dia menyentuh dadanya yang begitu sesak, Jisung menghapus air matanya kasar lalu berjalan ke arah tempat tidur, dengan tangan yang masih menyentuh dadanya dia menidurkan dirinya lalu kembali memejamkan matanya.

"Bunda," lirih Jisung saat itu, dia terbayang wajah mamanya saat dia bisa berjalan menuju dirinya.
"Mama Jisung sakit...."

Di luar, jaehyun masih menceritakan semua tentang Jisung pada salsa namun saat mereka berbicara soal Jisung sayup sayup terdengar suara Jisung yang terisak.
Jaehyun segera bangkit dari duduknya dan menghampiri kamar jisung.
Salsa yang melihat jaehyun menghampiri kamar jisung mengikutinya dari belakang.

"Dek?" panggil jaehyun, Jisung yang membaringkan badannya memunggungi pintu menoleh sedikit, terlihat wajah Jisung yang pucat dan juga terlihat memerah karena menangis.
"Hey hey kenapa?" Jaehyun menghampirinya lalu memeluknya erat, Jisung membalas pelukan jaehyun tak kalah erat. "Sstt udah dek jangan nangis," kata jaehyun sambil mengelus rambut Jisung.
Salsa menghapus air matanya kasar dan ikut duduk disamping Jisung.

Untuk Bunda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang