18. Renungan

1.1K 135 19
                                    

Jisung terlihat berlari sambil membawa kembang api ditangannya, sedangkan Johnny, Yuta, jaehyun, doyoung dan salsa menancapkan kembang api di pasir sambil menunggu taeyong yang mengambil korek api di kamarnya.

"AWAS BOM!" teriak Yuta lalu melemparkan sebuah petasan pada Johnny, tanpa menunggu waktu lama petasan tersebut meledak tepat dihadapan Johnny.

"Wah parah lo yut, parah lo babi!" Johnny mengejar Yuta sampai sampai mereka berdua tersungkur di pasir, semua tertawa bahkan taeyong yang baru kembali tertawa paling keras disana.
"MAMPUS LO MAMPUS!"

"Lo sih pakek ngejar gue!" tuduh Yuta pada Johnny, "HEH! LO LEMPAR PETASAN KE GUE!"

Salsa berdecak dan menghampiri mereka berdua yang saling mendorong satu sama lain sambil melontarkan kata kata kasar terhadap satu sama lain.
"Sudah ya, sesama babi jangan saling mengejek," ucap salsa.

"Untung ada salsa kalo ga ada udah jadi babi guling lo sama gue," Johnny menunjuk Yuta lalu menghampiri jaehyun yang berdiri disamping taeyong.

"Dih! Lo yang ada gue jadiin oseng oseng babi."

"Kok haram ya makanannya," celetuk salsa.

***

Jisung menghampiri jaehyun lagi lalu meminta kembang api lagi.
"Lagi," ujar Jisung, jaehyun hanya mampu mengiyakan permintaan Jisung dan membiarkan adiknya pergi menghampiri Jeno dan jaemin yang sedang menancapkan kembang api pada pasir.

"Nih ya Nono liat! Nanti pas udah nancap semua bagus banget!"

Jeno mengangguk dan mengambil foto jaemin dan Jisung yang berjongkok memperhatikan kembang api yang tertancap pada tanah.
Renjun dan shotaro asik dengan kesibukan mereka berdua sendiri.

"Jaemin jangan gitu! Nanti kebakar tangan Nana," pekik Jeno saat jaemin mencoba memegang percikan kembang api dihadapannya.
"Kan ga panas," ucap jaemin polos.

"Jangan ih! Nanti sakit kena tangan!"

"Gapapa kok Jeno, kata kakak gak panas," jawab Jisung, Jeno menatapnya tidak percaya.
Dia juga ikut berjongkok lalu ikut mengenakan tangannya pada percikan tersebut.

"Ih panas!"

Baik Jisung dan jaemin sama sama terkikik, "jangan dipegang juga."

Jeno berdiri lalu memfoto Renjun dan shotaro yang membuat istana lalu mereka berikan kembang api diatasnya.
Malam semaki larut dan kembang api sudah habis juga.

Menunggu detik detik pergantian tahun mereka berkumpul melingkar seperti membuat renungan bagi masing masing, semua anak anak diminta istirahat namun ditolak mentah mentah oleh mereka.

Doyoung yang duduk di samping Johnny menatap jaehyun dan salsa yang berbagi selimut.
"Yo ayo! Dimulai dulu kali ya," ucap taeyong memecah suasana di sana.

Mereka mengangguk bersama.

"Dimulai dari anak anak aja kali ya, emm shotaro," shotaro yang sedang mengupil langsung duduk tegap dan memperhatikan semua orang.

"Mau bilang apa sama kakaknya tahun ini?" tanya taeyong, shotaro terkikik sejenak lalu tersenyum pada yuta yang duduk tepat dihadapannya.

"Makasih ya kak," shotaro menatap kakaknya dengan tatapan lucu.
Yuta ganti menatapnya dengan tatapan gemas.
"Kalo shotaro udah gede nanti kakak aku ajak ke Jepang ke rumah kakek sama nenek terus kita ke gunung Fuji!" Yuta mengangguk, memang Yuta ingin pergi kesana namun selalu tidak bisa menjadi kenyataan karena jarak antar rumah nenek Yuta dan gunung terlalu jauh.

Untuk Bunda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang