22. Merindukan tawanya

1.8K 151 9
                                    

Jaehyun melangkahkan kakinya seolah-olah nyawanya ikut hilang.
Di Rumah dia merasa sendiri, bunda tidak memperdulikannya lagi bahkan bertegur sapa pun tidak.

Mereka yang biasanya bertegur sapa meskipun sedang bertengkar kini tidak sama sekali. Hadiah yang jisung buat Yoona dia bawa kemanapun dia pergi.

Semua mata tertuju pada jaehyun,laki laki yang biasanya terlihat perfect dan tidak pernah kurang satupun kini berjalan dihadapan meeka dengan keadaan yang sangat kacau bahkan tatapannya juga kosong.

"Jaehyun!" panggil Bangchan saat itu, geng Bangchan menghadang jaehyun dari arah depan dan belakang.

Johnny yang baru saja turun dari motornya mendekati jaehyun.
"Jae."

Johnny segera menariknya dari tengah lapangan dan menggiringnya menuju kelas.
"KENAPA LO? MANA NIH JAEHYUN YANG PERFECT?" pekik Bangchan.

Jaehyun menghentikan langkahnya, tangan mengepal kesal saat Bangchan terus menerus meneriaki dirinya.
"Oh lo lagi stress gara gara adek lo yang anak haram itu?"

Johnny berbalik lalu mencengkram kerah baju Bangchan, wajahnya memerah bahkan Johnny siap melayangkan satu pukulan pada wajah Bangchan.

"John biarin," ujar jaehyun dan Johnny melepaskas cengkramannya lalu menyusul jaehyun.

"Chan udah jangan ganggu jaehyun," ujar Lino menarik lengan Bangchan namun oleh Bangchan ditepis dan dia kembali membenarkan pakaiannya.

"Apasih No? Mending lo diem!"

"Coba lo diginiin pas Hyunjin sakit, lo sakit hati nggak?"

Dia tertawa kecil, "Kalo lo ada di pihak mereka silahkan kesana gausah di geng gue lagi," Bangchan mendorong Lino sehingga remaja tersebut tersungkur di lapangan.

"ADEK LO LAGI SEKARAT KAN DI RUMAH SAKIT?!"

Teriakan Bangchan mampu membuat seluruh mata menatap padanya dan juga jaehyun.
"MASIH SEKARAT? BELOM MATI GAUSAH SOK JADI ORANG TERSEDIH DEH LO!"

Jaehyun berbalik dan mendorong tubuh Bangchan hingga terjatuh.
Dia mendudukkan tubuhnya diatas Bangchan dan memukuli wajah Bangchan tanpa ampun.

Yuta yang baru saja sampai berlari menghampirinya dan menarik tubuh jaehyun, bahkan doyoung, taeyong dan salsa yang dari kelasnya juga ikut berlari ke arah mereka dan menarik tubuh jaehyun.

"Jae udah," ucap salsa sambil memeluk tubuh jaehyun dari belakang.

Jaehyun masih memukulnya namun lama kelamaan pukulannya melemah dan digantikan oleh tangisan sekarang.
"Lo ga ngerti rasanya saat ngerti adek lo punya penyakit yang dia sembunyikan sendiri," Bangchan yang menyilang kan tangannya untuk melindungi kepalanya kini menatap jaehyun.

Johnny menarik tubuh jaehyun bersama dengan Yuta.
Bangchan juga dibantu oleh Lino untuk menyingkir dari Jaehyun.

"LO GA NGERTI RASANYA JADI GUE BANGCHAN!"

"KELUARGA LO BAIK BAIK AJA KELUARGA GUE..."

Jaehyun terus menerus meronta bahkan salsa yang tadinya menahan air matanya kini ikut menurunkan air matanya.
"AYAH GUE MENINGGAL, BUNDA GUE..... ADEK GUE SEKARAT! GUE SENDIRI!"

Yuta, doyoung, taeyong dan Johnny juga pertahanannya ikut runtuh saat melihat jaehyun mengatakan dirinya sendiri sekarang.
"GUE RUNTUH SEKARANG!"

Semua geng Bangchan menatap jaehyun dengan tatapan sayu, kini sasaran Bangchan sangat salah.
Han mendekati jaehyun dan berjongkok dihadapannya.

"Gue mewakili Bangchan minta maaf jae."

Jaehyun tidak mendengarnya dia merasa sendiri sekarang, jiwanya entah melayang kemana.
Pikirannya hanya pada jisung, dia tidak membutuhkan maaf dari Bangchan, bunda dan yang lainnya dia hanya ingin Jisung segera bangun.

Untuk Bunda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang