BAB 3

955 52 2
                                    

Jeno masuk kedalam rumahnya dengan muka yang tertekuk kesal, ditangannya ada kantong kresek berlogokan minimarket.

"Mami werar yu!" teriak Jeno kesal. Tak lama dari arah dapur Maminya datang dengan membawa kue brownies ditangannya.

"Jejen kalau masuk rumah itu ya beri salam bukan malah teriak kayak orang utan!" ucap Maminya.

"Nah, itu tadi tuh kamu teriak pake bahasa inggris, astagah bapak kamu orang bule ya tapi anak nya nggak tau pake bahasa inggris, ckck.. Yang benar tadi itu, Where are you" cerocos Mami nya mengoreksi bahasa Jeno. Jeno hanya menggaruk pipinya yang tak gatal, malas.

"Nih, roti terbang nya!" ucap Jeno menyerahkan kantong kresek yang dipegang nya kearah Maminya. Maminya pun menerimanya dengan riang namun saat melihat wajah Jeno yang tertekuk dia dapat menebak apa yang membuatnya seperti itu.

Dengan jahil dia pun bertanya. ''Eh, kamu bilang apa sama mbak kasirnya waktu kamu mau beliin Mami roti terbang?" tanya Maminya jahil.

Jeno memutar bola mata malas dengan hati yang masih dongkol akibat roti terbang yang dia beli untuk Mami nya itu, dia pun mulai menceritakan apa yang terjadi di minimarket.

Jeno mendorong pintu minimarket dan melangkah masuk ke dalam. Dia mulai berjalan kearah rak dimana berisikan roti yang tersusun rapi. Jeno pun mulai mencari roti yang bisa terbang yang dimaksud oleh Maminya.

Namun saat dia merasa roti yang dicarinya tak ditemukan, dia pun memutuskan untuk bertanya kepada mbak kasir. Namun saat dia hendak melangkah kearah kasir, pegawai minimareket laki-laki tiba-tiba melintas di depannya. Dia pun langsung memanggil pegawai itu.

"Eh Mas! Mas!" panggil Jeno yang langsung membuat pegawai itu menghentikan langkahnya.

"Eh, iya ada apa mas?" tanya pegawai itu. Jeno melangkah mendekat kearah pegawai itu dan menanyakan perihal roti terbang yang dicarinya

"Mas tau kagak roti yang bisa terbang--pake sayap?" tanya Jeno.

Pegawai minimareket laki-laki itu berpikir sejenak, namun dia langsung tau roti apa yang di maksud oleh Jeno. Pegawai itu tersenyuum kikuk.

"Soal itu mas bisa tanya sama mbak yang ada dikasir sana mas, kalau soal roti itu saya juga kurang ngerti, misi mas" pamit pegawai itu dan langsung melenggang dari hadapan Jeno. Jeno yang melihat kepergian pegawai itu mencebikkan bibir kesal.

Transmigrasi JaydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang