BAB 8

606 34 2
                                    

Sudah satu hari sejak Jeno siuman dari rumah sakit, dan kini Jeno sudah bisa pulang kerumah 'baru' nya. Awalnya Jeno masih belum percaya bahwa dirinya berpindah ke raga laki-laki yang sama sekali tak dikenalinya, laki-laki yang katanya lenjeh, manja dan penakut, tapi sekarang Jeno sudah percaya bahwa dirinya benar-benar berpindah ke raga laki-laki itu, laki-laki bernama Jay.

"Nah, Jay sayang ini kamar kamu" ucap Lara membuka pintu kamar berwarna hitam. Jeno hanya terdiam memandangi seisi kamar yang bernuansa abu-abu. Kamar yang bersih dengan barang-barang yang tersusun rapi. Jeno melangkah kedalam masih mengamati setiap sudut ruangan yang akan ia tempati, berbeda jauh dengan kamar nya dulu yang jauh dari kata bersih.

"Yasudah kalau begitu Mama kebawah dulu ya, lebih baik kamu istirahat, oke" ucap Lara tersenyum kepada Jeno kemudian berbalik dan keluar dari kamar Jay.

Jeno berjalan kearah lemari besar yang terletak disisi ruang, perlahan tangan nya membuka gagang lemari itu dan menampilkan banyak baju-baju hodie. Namun pandangannya tertuju pada satu baju yaitu seragam sekolah.

Jeno mengambilnya mulai dari baju hingga celana kemudian membawanya kearah cermin full badan dan mulai mencocokkan ke badannya.

"Kayak nya gue coba aja" ucap Jeno kemudian berjalan kearah kamar mandi dan menggantinya.

Tok..tok..tok..

"Den turun noh, ada temen lo di bawah!" teriak Arden dari luar namun saat tak mendapati suara dari dalam Arden memutuskan untuk masuk kedalam dan mengecek Jay.

"Lah, kemana tuh anak kok gak ada?" ucap Arden saat tak mendapati Jay berada dikamarnya.

Ceklek...

Suara pintu kamar mandi terbuka membuat Arden menoleh, betapa terperangahnya dia saat mendapati sosok laki-laki yang mungkin lebih tampan darinya berdiri gagah dengan rambut yang acak-acakan. Sungguh, itu beneran Jay?! Adik nya yang sering dia ejek manja?!!

"L-lo beneran Jayden?!" tanya Arden tergagap dan masih tak percaya.

"Kenapa? Gue ganteng ya, sampe-sampe lo nggak bisa ngenalin gue?" tanya Jeno sok narsis.

"Gila gue nggak percaya!" ucap Arden dan mulai melangkah kemudian memegang kedua pundak Jeno.

"Rambut belah dua lo mana?" tanya Arden sedikit mengejek. Jeno memutar bola mata malas.

"Gue tau lo pasti iri kan karna gue ganteng nya kebangetan" goda Jeno menaik turunkan kedua alisnya. Arden yang mendengar ucapan menyebalkan Jeno langsung saja melepaskan tangan nya dari pundak Jeno.

"Idih, masih gantengan gue kali" ucap Arden dengan menyisir rambutnya keatas menggunakan jari-jarinya.

"Noh dibawa ada temen lo, turun sana" ucap Arden menyuruh Jeno untuk turun.

"Siapa?" tanya Jeno tak tau teman siapa yang dimaksud oleh Arden. Arden menepuk jidatnya saat mengingat ternyata Jay amnesia.

"Oh gue lupa, lo kan amnesia ya jadi nggak tau temen lo, yaudah turun aja supaya lo kenal lagi sama temen lo. Gue juga nggak kenal siapa dia." Jeno hanya menggaruk kepalanya saat Arden mengatakan diri nya amnesia, kalau saja laki-laki itu tahu bahwa dirinya bukan amnesia melainkan bertransmigrasi mungkin saja dia akan tertawa terbahak-bahak mendengarnya.

"Yaudah kalo gitu gue turun duluan" ucap Arden dan langsung meninggalkan kamar Jeno.

Jay kemudian melangkah kearah depan cermin untuk melihat penampilan barunya, saat melihat nya dicermin Jeno sungguh tak percaya dengan tampang wajah nya saat ini. Ini sih benar-benar terlalu tampan, asli deh.

Transmigrasi JaydenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang